Batinku hancur berkeping-keping tak berutuh
Saat melihatmu berjalan bersama lelaki lain
Kian hari kian lama kau semakin dekat dengannya
Memerah wajahku mengenyit dahiku melihatmu
Beratus-ratus kali sabarku melihat polahmu
Namun kini sabarku sudah sirna sekejap
Darah seakan sudah terasa mendidih dan naik
Perasaan naik pitamku sudah tak tertahankan
Kepalan tangan semakin lama semakin erat
Detak jantungku berdegup-degup dengan kerasnya
Kutak bisa lagi memendam emosi yang meledak-ledak
Kau menikam aku setajam-tajamnya dari belakang
Cukup sudah sandiwara cintamu didepanku sekarang
Cintamu hanyalah penuh hipokrisi dan kepura-puraan
Mulutku dengan lantang berkata dasar munafik
Cinta palsu penuh semu yang kamu ungkapkan kepadaku
Tiada pintu maaf terbuka dengan lebar untukmu
Cukuplah puas dengan pengkhianatanmu kepadaku
Kusudahi cinta kita bersama yang penuh lakon drama
Biarlah aku merajut masa depan dengan tenang
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
10 Kumpulan Puisi Pendek 17 Agustus: Ekspresikan Nasionalisme dengan Kata-kata Menyentuh Hati
-
Belajar Merasa Cukup dengan Apa yang Kita Punya Lewat Buku Everything You'll Ever Need
-
Ulasan Buku Teething: Mengurai Luka Keluarga dan Cinta Bersama Puisi
-
Buku Sesunyi Cahaya, Puisi Pendek untuk Luka yang Panjang
-
Ulasan Buku Semestaku Semua Tentang Kamu: Monolog soal Kehangatan Cinta
Sastra
Terkini
-
Belajar Menerima Diri dan Merangkul Perbedaan dari Buku Flo si Gadis Bunga
-
Roh Jeong Eui dan Bae In Hyuk Akan Bintangi Drama Romantis Baru di tvN
-
Acer Swift Edge 14 AI: Laptop Tipis, Elegan, tapi Performanya Bikin Kaget
-
Vila Mewah vs Komodo: Ketika Pembangunan Mengancam Warisan Alam Terakhir
-
Kim Da Mi dan Shin Ye Eun Jadi Bestie di Drama Baru, A Hundred Memories