Batinku hancur berkeping-keping tak berutuh
Saat melihatmu berjalan bersama lelaki lain
Kian hari kian lama kau semakin dekat dengannya
Memerah wajahku mengenyit dahiku melihatmu
Beratus-ratus kali sabarku melihat polahmu
Namun kini sabarku sudah sirna sekejap
Darah seakan sudah terasa mendidih dan naik
Perasaan naik pitamku sudah tak tertahankan
Kepalan tangan semakin lama semakin erat
Detak jantungku berdegup-degup dengan kerasnya
Kutak bisa lagi memendam emosi yang meledak-ledak
Kau menikam aku setajam-tajamnya dari belakang
Cukup sudah sandiwara cintamu didepanku sekarang
Cintamu hanyalah penuh hipokrisi dan kepura-puraan
Mulutku dengan lantang berkata dasar munafik
Cinta palsu penuh semu yang kamu ungkapkan kepadaku
Tiada pintu maaf terbuka dengan lebar untukmu
Cukuplah puas dengan pengkhianatanmu kepadaku
Kusudahi cinta kita bersama yang penuh lakon drama
Biarlah aku merajut masa depan dengan tenang
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Bagaimana Kolaborasi Antarjurusan Mengukir Inovasi dari Sudut Sastra?
-
Diam-Diam Romantis, Nagita Slavina Bikin Puisi Cinta Menyentuh untuk Raffi Ahmad
-
Mahasiswa PPG FKIP Unila Asah Religiusitas Awardee YBM BRILiaN Lewat Puisi
-
Antara Doa dan Pintu yang Tertutup: Memahami Sajak Joko Pinurbo
-
4 Alasan Buku Kumpulan Puisi Perjamuan Khong Guan Wajib Kamu Baca!
Sastra
Terkini
-
Piala AFF U-23: Indonesia Turunkan para Pemain Lokal, Vietnam Kejar Sejarah di Bumi Pertiwi
-
Drama Korea Splendid Days Umumkan Jajaran Pemeran Pendukung
-
Media Belanda Soroti Karir Mees Hilgers di Klub, Sebut Performanya Stagnan!
-
FIFA Tunjuk Jakarta Jadi Pusat Bola di Asia, Indonesia Bisa Diuntungkan?
-
Review Film Angel Pol: Ada Kritik Sosial di Antara Musik Dangdut Koplo