Ilustrasi senja (pixabay.com/marcoreyesgt)
Kutahu sudah, kita berakhir sendiri-sendiri
Dan aku merapal sisa kisah pada kepergianmu,
Mengisi hari dengan sepi yang dulu kuhindari
Pada segala usai ingatanku berdesir merindumu
Kita pernah menetap satu, saling menjadi rumah
Dalam hari-hari bersama yang tak terhitung jumlah
Sebelum ego membawamu berpaling tanpa rasa bersalah
Lekat dalam kenang, kerap kau menerabas ingatan
Mencipta harap ingin kembali setiap terkenang
Kesendirian telah mengurai segala kenangan
Sungguh, pada ketiadaanmu aku merasa hilang
Kapan lagi kita bisa menjadi sepasang?
Malam ke pagi, pagi ke malam
Hari-hariku kelam, hidupku suram
Bergerak melaju waktu, nelangsa berlalu perlahan
Saat menyepi kutemui lagi puing-puing kebahagiaan
Utuh kini aku kembali, ikhlas kau kurelakan.
Tag
Artikel Terkait
-
10 Kumpulan Puisi Pendek 17 Agustus: Ekspresikan Nasionalisme dengan Kata-kata Menyentuh Hati
-
Belajar Merasa Cukup dengan Apa yang Kita Punya Lewat Buku Everything You'll Ever Need
-
Ulasan Buku Teething: Mengurai Luka Keluarga dan Cinta Bersama Puisi
-
Buku Sesunyi Cahaya, Puisi Pendek untuk Luka yang Panjang
-
Ulasan Buku Semestaku Semua Tentang Kamu: Monolog soal Kehangatan Cinta
Sastra
Terkini
-
Belajar Menerima Diri dan Merangkul Perbedaan dari Buku Flo si Gadis Bunga
-
Roh Jeong Eui dan Bae In Hyuk Akan Bintangi Drama Romantis Baru di tvN
-
Acer Swift Edge 14 AI: Laptop Tipis, Elegan, tapi Performanya Bikin Kaget
-
Vila Mewah vs Komodo: Ketika Pembangunan Mengancam Warisan Alam Terakhir
-
Kim Da Mi dan Shin Ye Eun Jadi Bestie di Drama Baru, A Hundred Memories