Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Budi
Ilustrasi Deretan Buku. (Pixabay)

Kini nampak kusut dan buram
Aroma menyengat, merindu dan meronta-meronta dengan sendirinya
Lembaran-lembarannya pun kini mulai pudar dan berdebu

Suara-suara tuntutan dalam dirinya berteriak keras, namun ibarat ilusi yang tak mampu dipahami manusia
Padahal, engkau begitu abadi untuk setiap macam perubahan
Engkau mampu merubah dunia beserta isi-isinya

Celakanya engkau juga dapat mengeras dan mengganas
Engkau dapat menghancurkan moral pada manusia-manusia penghuni bumi
Ya, itu apabila engkau hanya digunakan sebagai senjata pemungkas oleh orang-orang bejat yang tidak bertanggungjawab

Bukankah engkau lahir dari kesucian?
Lahir untuk kedamaian dan kesejahteraan terhadap sesama
Itulah dirimu bagaikan air yang terus mengalir, mengarungi tempat bisa berpijak

Hanya orang yang bejatlah menyalahgunakanmu
Bahkan, engkau pun bisa menggelitik agar dapat terus membawa kedamaian pada sesama
Sekali lagi, hanya orang bejatlah yang tidak dapat mengerti dirimu
Menganggap hanya buku semata dan benda mati

Budi