Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Dream
Ilustrasi katak. (Pexels)

Katak bernyanyi usai hujan

Bagai paduan suara di pertunjukan

Entah kapan mereka berlatih

Hingga tampil begitu fasih

Beda tempo beda nada

Bersahut-sahut  tanpa jeda

Masing-masing berbunyi sesuai komando

Seperti nada do re mi fa sol la si do

Jika kau coba mendengarkan

Dan bayangkan dalam pejaman

Akan hadir orkestra dalam pikiran

Para katak bergaya dalam indahnya pakaian

Seekor katak yang paling besar

Berdiri dalam jubahnya yang lebar

Berwibawa memukau penonton

Memimpin dengan tongkat baton

Lincah tangan dirigen bergerak

Menjaga  paduan  tetap kompak

Tak terdengar satupun yang serak

Tak ada yang lelah tergeletak

Katak bernyanyi dan bernyanyi

Seakan haus hiburan diri

Atau demi eksistensi

Agar dapat tetap diakui

Hey para pendengar orkestra katak!

Tak  usah repot menerka-nerka

Cukup nikmati jika kau suka

Atau abaikan pun tak mengapa

Para katak  tak butuh teorimu

Juga tak peduli pada pradugamu

Katak hanya sedang menjadi katak

Bukan karena ingin berpindah letak

Mungkin sungguh menggelikan

Semua hal yang kau pikirkan

Tapi kau tak bisa membuktikan

Yang mana sebagai kebenaran

Hey para pendengar okestra katak!

Saat matamu membuka kelopak

Hilanglah adegan orkestra khayalan

Namun suara masih nyata di pendengaran

Mungkin mereka adalah para pejantan

Yang sedang berusaha memikat pasangan

Tapi mungkin juga banyak diantaranya

Bersuara karena  urusan pernapasan

                                                    Borneo, Juli 2021

Dream