Ilustrasi Manusia Merdeka. (Pixabay)
Aku lahir tak seberuntung anak-anak kota.
Terlahir dari keluarga tak berpunya.
Kerja keras meliputi sepanjang hari.
Bertahan dalam penghidupan yang harus bergelut dengan tanah.
Saat pagi hingga sore hari pun, perjuangan terus meneteskan keringat.
Bekerja keras menjadi budaya turun temurun.
Bermuara pada gunung dan jurang yang memikul kayu bakar.
Sungguh penghidupan yang mengharukan.
Tak ada jalan selain bersyukur.
Berjuang secara mati-matian walau hujan dan panas menghadang.
Tak kenal lelah dan ampun, selagi badan masih dapat melangkah.
Karena memang penghidupanku bersandang pada pekerjaan yang bergelut dengan tanah.
Nipa, 30 Juli 2021
Tag
Komentar
Berikan komentar disini >
Baca Juga
-
Lingkaran Setan Upah Minimum: Tertinggal dari Tetangga, Tergerus Inflasi
-
Ancaman Hoaks dan Krisis Literasi Digital di Kalangan Pelajar Indonesia
-
Mahasiswa Melek Literasi: Gerakan Kecil yang Bikin Dampak Besar
-
Soeharto Jadi Pahlawan Nasional? Dilema Moral di Balik Usulan 40 Nama Baru
-
Ketika Kecerdasan Perempuan Dianggap Ancaman
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Webtoon Gandeng Warner Bros, Siap Bawa Seri Webtoon Populer ke Dunia Animasi
-
Hari Guru Nasional 2025: Hukuman Fisik di Sekolah Disorot, Publik Sentil Pendidikan Etika
-
Teaser Trailer Rilis, Live Action Moana Hadirkan Petualangan di Laut
-
Resmi Hamil! Amanda Manopo Bagikan Foto USG dan Momen Mesra dengan Suami
-
Akhirnya Terwujud! Jackie Chan dan Chris Tucker Bakal Reuni di Rush Hour 4