Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Taufan Rizka
Ilustrasi kehancuran dunia. (pixabay.com)

Perlahan seluruh bangunan bergetar rubuh satu persatu. Ketakutan yang sangat luar biasa menghadang seluruh manusia yang sedang menjalani seluruh aktivitasnya. Riuh-riuh kemacetan bergema dimana-mana.

Menghindari runtuhnya bangunan yang besar. Tiada daya tak ada yang bisa menyelamatakan diri dari runtuhnya seluruh bangunan di dunia. Kehancuran yang sangat luar biasa menghantam seluruh kehidupan dunia.

Kekacauan terjadi di seantero dunia tak pernah usai. Kepanikan melanda seluruh manusia di seantero dunia yang terus meraung-raung memohon dalam kesakitan. Baik orang dewasa maupun anak-anak semuanya memohon tolong dengan lainnya.

Seluruh megahnya gedung-gedung di dunia musnah runtuh seketika. Tiada nyawa yang tersisa yang berada di balik megahnya gedung-gedung di dunia. Nyawa-nyawa musnah terkubur di balik reruntuhan seluruh gedung-gedung.

Lautan bergerak mendekati seluruh dataran di dunia. Bergerak dengan dahsyatnya menyapu bersih apapun yang dilewatinya. Nyaris tiada satupun yang masih ada. Lenyaplah seluruh kehidupan disapu lautan yang begitu murkanya membabat habis.

Manusia-manusia lenyap tenggelam dibawa lautan. Gunung-gunung berhamburan meruntuhkan segala yang terkandung didalamnya yang menghancurkan segenap kehidupan yang berada di sekitar gunung.Kala bunyi gemuruh sangkakala petunjuk dari akhirnya semua kehidupan dunia.

Gemuruh sangkakala yang teramat keras mengguncang seluruh isi bumi dan meluluhlantakkan segala bangunan yang ada di dunia. Seluruh planet bertabrakan dengan bumi.

Tabrakan dahsyat antar planet dengan bumi tak terhindarkan lagi. Dengan segala kekuasaan Illahi yang mengakhiri kehidupan dunia. Usai sudah kehidupan dunia yang tak abadi yang hanya sementara tempat manusia berpijak.

Segala kehidupan penuh keangkuhan dan kejahatan akhirnya bubar. Tiada satupun manusia yang bisa menghindar dari kehancuran seluruh kehidupan dunia.

Taufan Rizka