Kekasihku, ketahuilah:
Bahwasanya tiada satu orang pun di dunia ini yang bersedia berjalan untuk menemui kesedihan; ataupun kepahitan.
Akan tetapi, ketika kau telah memutuskan untuk memulai perjalanan, kesedihanlah yang akan menemanimu dan membimbingmu agar engkau menjadi pribadi yang lebih kuat;
Ketika derita kehidupan sanggup memaksamu untuk menitikkan air mata.
Kekasihku, ketahuilah:
Bahwasanya kesedihan itu adalah air yang membersihkan jiwamu;
Kemurniannya bagaikan embun-embun di halaman perasaan yang menyejukkan rerumputan,
Sebelum terik kehidupan menariknya kembali menjadi uap yang bersatu dengan awan.
Kekasihku...
Aku tahu,
Taman-taman di jiwamu itu amatlah indah nan elok:
Namun tak semestinya bila engkau menyiram bebungaanmu hanya dengan butiran canda dan tawamu saja; imbangilah yang satunya dengan air mata, asal jangan sekalipun engkau menyiraminya dengan butiran-butiran putus asa.
Karena kekasihku, seperti yang kau tahu,
Dunia ini indah karena keseimbangannya;
Namun begitu, dunia tak menyediakan satu ruangan pun untuk tempat bernaungnya keputusasaan.
Akan tetapi, kekasihku...
Bukan tak mungkin keputusasaan itu tak ada di dalam jiwa-jiwa manusia:
Dan ketika engkau mulai merasakan kehadirannya, janganlah engkau berlari kepada dunia; tetapi jangan pula kau meninggalkannya.
Jika engkau mulai merasakan keputusasaan,
Mulailah bergegas menuju pangkuan Sang Kuasa;
Namun begitu, janganlah engkau mengecewakan Ia dengan pergi meninggalkan-Nya ketika engkau telah terbebas dari lara:
Tetaplah mengingat-Nya dan mengunjungi-Nya yang bersemayam dan mendekam di dalam jiwa.
Kekasihku...
Andai kau pun mau tahu,
Aku pun sebenarnya bersedia dan menerima segala rasa keputusasaanmu:
Dan biarkanlah seluruh tangisanmu itu memenuhi telaga di jiwaku;
Meskipun hujan air mataku,
Kadangkala menyunggingkan pelangi yang indah di bibirmu.
Kekasihku...
Nyanyikanlah padaku seluruh keresahanmu; niscaya aku siap mendengarkan segala keluh dan kesahmu.
Dan nyanyikanlah padaku seluruh melodi-melodi sepimu;
Niscaya akan ku hibur engkau dengan nada-nada penuh cinta.
Kekasihku,
Aku mencintaimu.
Namun kubiarkan seluruh hasrat-hasratku untuk menunggu hingga kau benar-benar tahu:
Bahwa sesungguhnya cinta tak pernah terburu-buru,
Dan cinta akan mengungkapkan sendiri perasannya tepat waktu.
Kekasihku...
Saat ini aku hanya ingin memberikanmu seuntai puisi;
Yang menyuratkan segala gundah di hati.
Aku harap,
Kau tak lagi bersedih;
Dan izinkanlah kata-kataku ini menghibur senyumanmu yang dulu pernah hancur.
Kekasihku,
Aku rindu...
Namun apa daya,
Kau bukanlah bagian daripada takdirku...
Bogor, 24 Agustus 2021.
Baca Juga
-
Ulasan Film Never Back Down: Kisah Remaja yang Mendalami Mix Martial Arts
-
Ulasan Film Warrior: Kisah Kakak-beradik yang Kembali Bertemu di Atas Ring
-
Ulasan Film Unbroken: Kisah Atlet Olimpiade yang Menjadi Tawanan Perang
-
Ulasan Film The Fighter: Kisah Seorang Pria Meraih Gelar Juara Tinju Dunia
-
Ulasan Film Rocky: Kisah Petinju Lokal Meraih Kesuksesan di Dunia Tinju
Artikel Terkait
-
OTT Wamenaker Jadi Alasan Prabowo 'Sapu Bersih' Kabinet Pertamanya?
-
Istana Geser ke Hambalang? Prabowo Panggil Para Jenderal dan Menteri Rapat Maraton di Rumah Pribadi
-
MLS Izinkan Bendera Palestina di Columbus Crew Demi Dukungan Pemain Baru Wessam Abou Ali
-
Tragedi Balita Sukabumi Meninggal Akibat Cacingan, Menteri PPPA Sentil Desa hingga Pemda
-
Terlalu Banyak yang Mungut, DPR Janji Pangkas Lembaga 'Royalti' Lewat Revisi UU Hak Cipta
Sastra
Terkini
-
Daily Look Ahn Eun Jin: Dari Hangout ke Konser, Coba Sontek 4 Gaya OOTD Ini
-
4 Pilihan Foundation Ringan dengan Hasil Natural, Cocok untuk Daily Makeup!
-
Dari Kemerdekaan ke #SuaraParaJuara: Semangat 45 di Lapangan Futsal
-
4 Sunscreen Panthenol Harga Rp40 Ribu, Proteksi Kulit dan Jaga Skin Barrier
-
Review Film Weapons: Horor Misteri yang Penuh dengan Teka-teki