Malam telah mencapai pertengahannya. Tanda waktu telah menunjukkan pukul 24.00.
Rinai-rinai hujan pun mulai turun, menambah kelamnya malam ini.
Sementara gerbang-gerbang kota,sejak beberapa jam lalu telah tertutup. Demi membatasi pergerakan manusia yang lalu lalang.
Aku menanti dengan harap-harap cemas kepulangan suamiku sedari tadi. Semoga malam ini ada sebungkus nasi yang bisa mengganjal perut kami
Kulihat si sulung telah tertidur. Sedari tadi ia mengeluhkan rasa lapar. Meski hancur hati ini mendengar pengakuannya, aku hanya bisa membesarkan hatinya.
Kupalingkan pandanganku pada si bungsu. Bayiku yang baru berumur beberapa bulan. Ia juga telah tertidur, kelelahan. Kecapekan karena rewel.
Sedari tadi ASI ku telah mengering. Mungkin karena itulah penyebab ia rewel.
Jujur, sudah beberapa hari ini aku dan suami sering kebingungan bagaimana akan menjalani hari-hari kami.
Beras, lauk, harus kami beli pakai uang dari mana?
Listrik, PDAM, kontrakan, harus kami bayar pakai apa?
Terlebih kebutuhan anak-anak kami, harus dipenuhi dengan cara seperti apa?
Apalagi jika salah satu dari kami sakit. Sungguh pusing untuk memikirkannya.
Belumlah lagi hutang-hutang lain yang minta segera dilunasi. Hanya bisa mengelus dada.
Entah sampai kapan situasi seperti ini harus kami jalani. Sungguh berat.
Orang-orang besar kebanyakan hanya bisa menyalahkan kami orang kecil. Katanya kami penyebab kerumunan.
Padahal kami hanya mencari receh demi receh untuk sekadar menyambung hidup.
Kami berteriak meminta para penguasa untuk mengulurkan tangan menolong kami. Tapi apa yang kami dapat? Sebuah pengkhianatan yang kami terima.
Hanya Tuhanlah yang tersisa bagi kami.
Hanya Dia yang memahami situasi kami.
Maka, beberapa saat sebelum suamiku pulang, cepat-cepat aku menuju ke jalan depan gang kontrakan kami.
Kubawa beberapa sisa kaleng cat pilok milik suamiku.
Di bawah rintik-rintik hujan, kutorehkan rangkaian huruf ke tembok besar di dekat jalan.
Huruf-huruf itu mewakili gundah gulanaku.
"Tuhan, anakku lapar!"
Baca Juga
-
Bikin Heboh! Facebook, WhatsApp, dan Instagram Sempat Tumbang di Seluruh Dunia
-
4 Manfaat Utama Mengapa Harus Mulai Mempertimbangkan Penggunaan E-Wallet
-
Terlalu Sering Membentak Anak? Pahami 3 Bahaya di Baliknya!
-
Apa Itu Brain Exercise? Ini Manfaat dan Contoh Gerakannya
-
Tidak Perlu Cemas, Inilah yang Harus Dilakukan Pada Bayi Cegukan
Artikel Terkait
-
Bebas Minta Apa Saja! Nikita Mirzani Perintahkan Pengacara Penuhi Keinginan Lolly
-
Reforma Agraria Jadi Kunci Pengentasan Kemiskinan dan Swasembada Pangan di Era Prabowo-Gibran
-
Program Pengembangan UMKM, Bantu Pengusaha Kuliner Hadapi Tantangan Sekaligus Mempertahankan Daya Saing
-
Korupsi Meja Kursi SD, Wali Kota Semarang dan Suami Diciduk KPK
-
Vicky Prasetyo Tak Terima Dibilang Murid Firdaus Oiwobo soal Nikah Berkali-kali
Sastra
Terkini
-
7 Karakter Penting dalam Drama China Blossom, Siapa Favoritmu?
-
Tak Sekadar Tontonan, Ternyata Penulis Bisa Banyak Belajar dari Drama Korea
-
Rinov/Pitha Comeback di Kejuaraan Asia 2025, Kembali Jadi Ganda Campuran Permanen?
-
Buku She and Her Cat:Ketika Seekor Kucing Menceritakan Kehidupan Pemiliknya
-
Madura United Dianggap Tim yang Berbahaya, Persib Bandung Ketar-ketir?