Klasik,
Aku begitu asik merangkai kata menjadi berpuluh kalimat,
Kalimat yang mulai menyusun semua perasaan yang kutorehkan.
Ini menjadi sebuah kebiasaan, yang sangat sulit untuk kuhentikan
Hatiku terus saja menggerakan jemari tanganku untuk meraih pena itu,
Mulai memegangnya dan menulis berpatah-patah kata dalam sayatan asa,
Sebuah biasa yang menyakitkan.
Menulis dan mengirim pesan-pesan ini, menjadi candu untukku
Rasanya, sesuatu telah membekas disana
Dalam alunan rindu yang terus saja menggema disetiap hariku
Aku tak bisa,
Aku tak sanggup membendungnya, sendiri di dalam diriku
Dan disinilah aku,
Berakhir dengan menulis ribuan bahkan jutaan pesan yang tak jelas arahnya,
Mengirimkannya kepada seseorang yang katanya adalah pujaan hati.
Ya, pujaan hati.
Seseorang yang namanya selalu ada dalam setiap larik doa yang kupanjatkan,
Seseorang yang senyumnya mampu meyakinkanku, bahwa dunia akan baik-baik saja selama aku melihatnya
Seseorang yang suaranya selalu menjadi musik terindah dalam kedua telinga yang telah muak atas kebisingan hidup
Dan seseorang itu juga, yang hadirlah kini telah menjadi semu.
Begitu semu, tetapi tetap memabukkan.
Anehnya,
Meskipun tak pernah ada satupun balasan,
Tanganku masih saja semangat menuangkan segala rindu pada kalimat-kalimat manis diatas warna-warna kertas
Selalu masih saja ada bisikan, yang meyakinkanku bahwa suatu hari nanti, surat ini pasti berbalas
Meskipun aku tahu,
Itu adalah sebuah ketidakmungkinan yang selalu aku semogakan,
Sebuah harapan perlawanan terhadap takdir, yang telah dengan jelas memisahkan kita
Yang telah membawamu ke tempat terindah di dunia,
Dan aku masih disini.
Hidup dalam cerita yang telah mati.
Tag
Baca Juga
-
Rekap Kejuaraan Kelas Atas BWF, Indonesia Nol Gelar Juara!
-
Indonesia Open 2025: Semifinal, Fajar/Rian Bersiap Lawan Juara All England!
-
Indonesia Open 2025: Match Sengit, Jafar/Felisha Terhenti di Babak Kedua
-
Indonesia Open 2025: Laga Pembuka, Adnan/Indah Amankan Tiket Perempat Final
-
Indonesia Open 2025: Jadi Andalan, Dejan/Fadia Terhenti di Babak Awal
Artikel Terkait
-
Kisah Akbar, Disabilitas Netra yang Berkelana di Ruang Sastra Tukar Akar
-
Menghayati Realita Hidup dari Keteduhan Kata dalam Kumpulan Puisi Kawitan
-
Ulasan Buku Tidak Ada New York Hari Ini, Kumpulan Puisi Karya Aan Mansyur
-
Terinspirasi Puisi Penyair Palestina, JILF 2025 Angkat Tema Homeland in Our Bodies
-
Membaca Ulang Kepada Uang: Puisi tentang Sederhana yang Tak Pernah Sederhana