Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Dream Praire
Ilustrasi Perjalanan. (Pixabay)

Langkah lemah tungkai yang tertatih

Tak lagi mengingat arti kata letih

Pias pucat rupa yang semakin putih

Walau tak terdengar bibir yang merintih

Teringat kala asa menuju mekar

Dalam angan yang terajut bagai anyaman tikar

Tak peduli pada ketakutan berlabel sukar

Menancap tegak bagai  pohon bertumpu akar

Rebah punggung beralaskan papan

Sepanjang waktu mengukir harapan

Terombang-ambing hebat dalam luapan

Walau  semua dapat pupus dalam satu kedipan

Ketika suara pekak bagai dentum petasan

Menantang mimpi bagai sebuah pembalasan

Membawakan dengan  nyata sederet pesan

Bahwa segala mimpi membutuhkan banyak wawasan

Mencerna kehidupan dalam aneka kisah

Di tengah rasa hangat yang perlahan berubah basah

Menyebar cemas yang berkembang menjadi gelisah

Berkumpul menumpuk rasa bernama resah

Warta kegagalan menyambar bagai petir

Membakar dan membuktikan segala khawatir

Perlahan airmata jatuh berbutir- butir

Menangisi kenyataan yang berubah getir

Dalam kesendirian yang tak bertepi

Berakhir dalam sesal di tengah sepi

Merelakan dan melepaskan semua mimpi

Menyembunyikan dan menyimpan semua dengan rapi

Mencoba bangkit dari mimpi yang pudar

Mencari cahaya yang berpendar-pendar

Dengan satu keyakinan tempat bersandar

Menghadapi tantangan dan bukan menghindar

Satu kekuatan bertajuk tekad kuat

Tak ingin selamanya berlabel melarat

semua upaya bukan setengah-setengah

Namun  tanpa maksud menjadi pongah

Meski tujuan terasa demikian jauhnya

Tak akan menyurutkan yakin langkahnya

Selangkah demi selangkah bergerak ke depan

Terpenting adalah memastikan pergerakan

Tak mengapa dimana kelak terhenti

Asal tak berdiam di tempat semula berdiri

Karena hidup ini tentang sebuah perjuangan

Bukan sekedar membayangkan angan-angan

Borneo, September 2021

Dream Praire