Malam yang sunyi, hadir kembali menemani perenunganku; menyingkapkan debu, pada jendela kalbuku. Malam yang sunyi, menghampiri bersama wajahnya yang gelap; dan pada wajahnya yang gelap itu, cahaya demi cahaya dapat terungkap. Malam yang sunyi menyinari rindu; bait demi bait puisi tercipta dari jiwa yang resah. Aku berkelana seorang diri, mencari sisa-sisa cinta yang hilang; dan kutemukan itu di bawah lamunan bintang.
Malam yang sunyi amatlah damai, ia terus mencoba melerai nasibku yang tak pernah henti bertikai. Malam yang sunyi juga amat bersahaja, ia selalu mampu menghiburku kala aku terasing dari cinta. Malam sunyi, temanilah aku mengarungi mimpi; ketika aku telah tertidur lelap, dan tak sadarkan diri. Malam yang sunyi, janganlah lekas dikau pergi; tetaplah bersamaku, menghadapi keterasingan ini di dalam sepi.
Aku mengembara di luasnya alam buana; atapku mega, pijakanku nestapa. Aku menyendiri, dibalik huru-hara; gegap gempita dunia yang melarutkanku dalam kehampaan semata. Maka, kuputuskan untuk menyendiri, bersama malam yang berbalut sunyi; sebab hanya di dalam sunyi, aku tak perlu bersembunyi.
Hanya di dalam sunyi, aku tak perlu bersembunyi; dan hanya di dalam sunyi, terdengar jelas seluruh bunyi. Mencintaimu pun kulakukan di dalam sunyi, kekasihku, sebab hanya di dalam sunyi, tak kutemukan kau pergi berlari.Dan merindukanmu pun kulakukan di dalam sunyi; dibalik malam-malam sepi, ketika tak ada seorangpun yang melihatku; hanya bintang dan rembulan dengan suaranya yang membisu; di pelukan malam yang sunyi, malam yang sepi.
Kesepian telah membawaku kepada kesejatian, sementara bintang-bintang sibuk menawarkan harapan-harapan. Aku terlena di dalam lamunan, dan angin lantas mengajakku bermain di ketinggian khayalan. Sementara aku, tetap diam merenung dan membisu; di bawah sinar rembulan yang memancarkan keheningan rindu. Lalu aku pun tersentak seketika, ketika aku melihat wujudmu hadir di balik wajah rindu. Namun, ternyata yang kulihat hanyalah bayangmu; di antara cahaya yang berbalut semu.
Oh, malam yang sunyi, bawalah daku kepada lamunan kekasihku; agar ia pun tahu, betapa sulitnya menjaga rindu. Malam yang sunyi, jagalah kekasihku selalu di sana; aku pun ingin ia tahu, bahwa aku mengharapkannya selalu. Terima kasih, telah merawat nafas heningku...
Bogor, 30 September 2021.
Baca Juga
-
Mari Kembangkan Diri Bersama Buku Bertajuk 7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif
-
Ulasan Tuan Besar Gatsby Karya F. Scott Fitzgerald, Salah Satu Novel Terhebat dalam Sastra Dunia!
-
Misi Evakuasi Para Tentara Inggris pada Perang Dunia II dalam Film Dunkirk
-
Ulasan Film The Pursuit of Happyness: Perjuangan Seorang Ayah Meraih Kesuksesan
-
Ulasan Film Fury: Pertempuran Sengit Melawan Satu Batalion Tentara Jerman
Artikel Terkait
-
Makan Malam Berat Berisiko Picu Diabetes? Ini Hasil Studi Terbaru
-
Ulasan Buku Susah Payah Mati di Malam Hari Susah Payah Hidup di Siang Hari, Tolak Romantisasi Hujan dan Senja
-
Harapan Hidup Indonesia Vs Singapura: Beda 13 Tahun, Apa Penyebabnya?
-
Ulasan Buku Menjala Kunang-Kunang, Rayakan Patah Hati Lewat Sebuah Puisi
-
Akhir Tahun Meriah, Jakarta Bakal Gelar Christmas Carol dan Perayaan Malam Tahun Baru di Pusat Keramaian
Sastra
Terkini
-
Bojan Hodak Sebut Persib Bandung Terbebani 'Juara Bertahan', Ini Alasannya
-
4 Rekomendasi OOTD Kasual Ryu Hye Young, Bikin Tampil Lebih Trendy Saat Hangout
-
Review Buku 'Waktu untuk Tidak Menikah', Alasan Perempuan Harus Pilih Jalannya Sendiri
-
Review Film Self Reliance, Duet Jake Johnson dan Anna Kendrick
-
Trailer Terbaru Film A Minecraft Movie: Terkuaknya Kisah Asal Mula Steve