Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Taufan Rizka Purnawan
Ilustrasi Lentera. (Pixabay)

Lentera melantunkan pelipur dunia tuk bersemi memulai langkah kebangkitan yang menyala api semangat. Lentera yang memanggil segenap manusia dunia tuk bersatu padu merekatkan barisan bersama-sama. Kiasan ilham yang menghantarkan sejuta palamarta bagi kehidupan dunia. Lantunan kalimah yang bijak memanggil diri masing-masing. Dunia mulai bahagia tersenyum ceria bangkit kembali.

Setelah melampaui kepenatan dalam gelapnya pageblug yang sangat mendera dunia. Begitu menyesakkan batin yang nyata seolah terikat sangat erat. Pijakan seluruh kehidupan merasakan muramnya dunia yang begitu sedih merasakan pageblug yang mengantarkan menuju gerbang keputusasaan.

Keputusasaan yang membuat seluruh manusia di dunia pasrah hanya menunggu dan menunggu kapan pageblug lenyap dari dunia. Goresan raut pilu yang membuat dunia menangis sepanjang waktu. Jiwa setiap manusia di dunia menjadi layu kala berselimut kabut pageblug. Kabut pageblug yang sangat tebal memeluk semua kehidupan dunia.

Namun kini lentera kebahagiaan yang berseru menjadi petuah akan bangunnya dunia. Bangunnya dunia yang menjadi harapan bagi keindahan dunia yang bersolek keriangan hati. Berdendang optimisme yang menghantarkan sejuta harapan akan masa depan dunia yang sangat cantik. Begitu tercerahkan yang sangat berarti bagi seluruh dunia.

Kiasan yang berseru akan doa yang begitu terpanjatkan agar dunia kembali memancarkan sapaan yang indah. Kala manusia seluruh dunia bersambut bahagia dengan meriahnya pekikan tawa berbaur tepukan tangan. 

Taufan Rizka Purnawan