Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Taufan Rizka Purnawan
Ilustrasi Kehancuran Alam Semesta. (pixabay.com)

Merapatnya sebuah isyarat akan denyut dunia menemui titik ujung. Begitu mendekat memberi perintah bagi manusia untuk bersiap dunia akan menemui akhir hayat. Ujung kehidupan dunia sangat berada merangkul masing-masing diri manusia. Alam semesta yang semakin tak muda lagi. Dengan usia senja yang kian menua tak bisa kembali menjadi muda. Usia lanjut bermilyar tahun yang mengakhiri pengabdian alam semesta yang sangat sempurna.

Sungguh sangat anggun ciptaan Tuhan yang sangat teratur tanpa ada tuna setitikpun. Kian lama kian meredup seluruh denyut alam semesta. Manusia dibuat takut dengan seruan isyarat yang menuntun menuju alam setelah berakirnya alam semesta. Selangkah menuju kehancuran alam semesta.

Sangat mencekam suasana bumi yang sudah menua. Seakan manusia berlari ketakutan akan datangnya sebuah benturan amat hebat yang terasa jagad seantero bumi. Waktu demi waktu ketakutan manusia tak hilang. Semakin harap-harap cemas menunggu akhir dari kehidupan seluruh alam semesta. Tinggal seruan dari Illahi yang berkehendak atas berakhirnya seluruh kehidupan alam semesta.

Hamparan alam semesta yang sangat anggun dipandang dari teleskop perlahan menemui kehancurannya. Bintang-bintang saling berbenturan satu sama lain. Antar galaksi saling berbenturan satu sama lain, baik dengan planet juga. Kehendak Illahi menjadi akhir segala kehidupan alam semesta yang membuat hancur lebur semua termasuk kehidupan di bumi juga. Hanya Sang Illahi yang menciptakan alam semesta dan yang berkehendak kehancuran alam semesta.

Taufan Rizka Purnawan