Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Yudi
Pura Taman Ayun, Bali (Dokumentasi Pribadi/Yudi Rahmatullah)

Bali tidak hanya tentang wisata pantai dan sederet beach club instagramable yang seru untuk dikunjungi. Bukan juga tentang berbagai macam air terjun, pesawahan, dan desa wisata yang menarik untuk dijelajahi. Bali ternyata menyimpan suatu keindahan yang tidak ternilai harganya dari semua yang disebutkan tadi.

Di Bali berdiri sebuah bangunan berupa pura yang sangat indah dan merupakan salah satu pura terbaik, namanya Pura Taman Ayun. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia Taman Ayun berarti taman yang indah atau taman yang cantik.

Pura Taman Ayun, Bali (Dokumentasi Pribadi/Yudi Rahmatullah)

Dan, memang benar, ketika saya mengunjungi pura ini, saya merasa takjub dan terpesona dengan keindahan pura dan taman-taman di sekelilingnya. Puranya berdiri dengan susunan yang, rapi, teratur, dan megah, begitu juga dengan taman-tamannya yang hijau yang dirawat dengan sangat baik. Apalagi, pura ini juga memiliki nilai sejarah yang sangat luar biasa.

Informasi secara detail yang saya baca dari wikipedia, Pura Taman Ayun dibangun pada abad ke-17 oleh Raja Mengwi, yaitu I Gusti Agung Putu. Pembangunannya dimulai pada tahun 1632 dan selesai pada tahun 1634. Pura ini mempunyai keunikan dan keindahan pada arsitekturnya yang mengkombinasikan gaya tradisional Bali dengan pengaruh arsitektur Tiongkok.

Pura Taman Ayun, Bali (Dokumentasi Pribadi/Yudi Rahmatullah)

Memasuki Pura Taman Ayun, saya tidak langsung menuju pelataran utamanya, tetapi di gapura masuk, di sebelah kanan, ada sebuah wantilan atau balai besar sebagai tempat dilaksanakannya Sabung Ayam Tabuh Rah. Ternyata, tradisi sabung ayam ini merupakan prosesi keagamaan masyarakat Hindu Bali sebagai bentuk persembahan kepada Dewa. Kintamani.id juga menjelaskan bahwa Sabung Ayam Tabuh Rah dilaksanakan dengan tujuan untuk meneteskan darah ayam ke permukaan bumi untuk meminta permohonan agar terlindungi dari Butha atau pengaruh negatif.

Yang menarik perhatian saya lagi, di seberang wantilan ini ada sebuah tugu air mancur yang kucuran airnya mengarah ke sembilan arah mata angin. Suara percikan dan arus airnya membuat siapa saja yang mendengarnya merasa tenang dan damai. Di sisi barat tugu air ini, ada sebuah balai bundar yang bisa digunakan untuk beristirahat dan bersantai sejenak sambil menikmati keindahan Pura Taman Ayun dengan lingkungannya yang hijau dan asri. 

Pura Taman Ayun, Bali (Dokumentasi Pribadi/Yudi Rahmatullah)

Lanjut ke pelataran utama pura, yang juga merupakan tempat tertinggi dan paling suci, saya melihat beberapa meru yang menjulang tinggi dengan ukuran dan tingkatan atap yang berbeda-beda. Ada juga beberapa candi dan gedong yang menyimpan sebuah pelinggih yang menjadi tempat pemujaan terhadap arwah leluhur. Pelataran tertinggi ini dikelilingi oleh parit, sehingga dapat digambarkan seperti Gunung Mahameru yang dikelilingi oleh lautan susu. Hanya saja, pelataran ini tidak bisa dimasuki seenaknya, hanya dibuka pada saat pelaksanaan upacara keagamaan umat Hindu.

Untuk menuju Pura Taman Ayun yang berlokasi di Jalan Ayodya No. 10, Desa Mengwi, Kec. Mengwi, Kabupaten Badung, sebenarnya bisa dengan menggunakan angkutan umum, seperti angkot atau ojek. Tapi, agar perjalanannya lebih mudah dan cepat, saya sarankan untuk menyewa motor atau mobil. Dari Denpasar jaraknya sekitar 19 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.

Pura Taman Ayun, Bali (Dokumentasi Pribadi/Yudi Rahmatullah)

Dengan tiket masuk hanya Rp10.000, saya sudah bisa melihat keindahan dan mengetahui nilai sejarah dari Pura Taman Ayun yang sudah ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO pada tahun 2012. 

Yudi