Perayaan Hari Pahlawan 2021 diwarnai dengan beberapa rangkaian agenda. Salah satunya adalah upacara penganugerahan gelar pahlawan kepada beberapa tokoh yang dinilai telah berjasa bagi bangsa dan negara. Seperti yang diwartakan oleh Tempo pada Rabu (10/11/2021), Ppresiden Joko Widodo menganugerahi gelar pahlawan kepada empat tokoh nasional, dan di antaranya adalah sosok Bapak Perfilman Indonesia yakni Usmar Ismail.
Usmar Ismail telah berjasa dalam mempelopori dunia sinema negeri. Karya-karyanya membangun jalan untuk dunia perfilman Indonesia. Kali ini, penulis mengajak pembaca untuk menelusuri kisah hidup sosok legenda perfilman nasional yang satu ini.
1. Seseorang yang berjiwa seni yang lahir di tanah Minang
Usmar Ismail lahir pada 20 Maret 1921 di Fort de Kock, Pantai Barat Sumatra, Hindia Belanda (sekarang menjadi kota Bukittinggi, Sumatera Barat). Beliau merupakan putra Minang yang memiliki jiwa seni yang besar. Ayahnya bekerja sebagai guru di sebuah sekolah kedokteran di Padang. Kakak dari Usmar juga merupakan seniman, yakni Dr. Abu Hanifah, seorang sastrawan yang dikenal dengan nama pena El Hakim.
2. Menunjukan bakat seninya sejak SMP
Usmar Ismail sudah mulai meniti kariernya sebagai seorang seniman sejak duduk di bangku SMP. Ia bersama rekan-rekannya membentuk sebuah kelompok teater yang pada suatu kesempatan sempat merencanakan untuk tampil di depan Ratu Wilhelmina.
Namun, rencana tersebut tidak berhasil direalisasikan karena suatu insiden kecil. Masa SMA beliau juga dihabiskan untuk mengasah jiwa keseniannya. Usmar menempuh pendidikan SMA di Yogyakarta dan melanjutkan kuliah jurusan sinematografi di Universitas California.
3. Bergabung dalam beberapa kantor kebudayaan pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
Bakat seni pertunjukan Usmar kembali berkembang setelah beliau bergabung dalam berbagai kantor kebudayaan pemerintahan penjajahan Belanda dan Jepang. Usmar bergabung di Keimin Bunka Shidosho dan bertemu dengan salah satu sastrawan nasional terkemuka yakni Armijn Pane.
Setelah Indonesia merdeka, beliau mulai membantu beberapa penulis naskah untuk menyutradarai karya mereka. Film pertama yang beliau sutradarai berjudul Harta Karun kemudian dilanjutkan dengan beberapa naskah lainnya yang berhasil ditayangkan di festival film di luar negeri.
4. Karya-karyanya membangun jalan untuk perfilman Indonesia
Gaya perfilman Indonesia yang kita saksikan saat ini merupakan salah satu jejak peninggalan dari karya Usmar Ismail yang memberikan pondasi perfilman Indonesia. Beliau merintis gaya sinema yang sangat identik, mengangkat ciri khas masyarakat Indonesia dan menjadi dasar bagi film-film legendaris lainnya di tahun-tahun setelah beliau tiada.
Salah satu film di awal karier beliau yang berjudul Pedjuang berhasil ditayangkan di Festival Film Internasional Moskwa ke-2. Film tersebut merupakan film pertama yang berhasil menembus layar kaca internasional.
Selain beberapa film di atas, beliau juga terkenal dengan karya lainnya seperti Darah dan Doa, Enam Djam di Jogja, dan Dosa Tak Berampun.
5. Mendapatkan berbagai penghargaan atas jasanya
Beliau memperoleh berbagai penghargaan atas jasa dan mahakaryanya. Beliau memperoleh piagam resmi dari presiden Soekarno dan namanya diabadikan menjadi Pusat Perfilman Usmar Ismail di Jakarta. Belakangan ini, beliau juga dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh presiden Joko Widodo 40 tahun sejak kepergiannya.
Nah, itulah biografi dan karya-karya Usmar Ismail. Karya beliau telah menginspirasi dan mengilhami banyak sineas Indonesia. Semoga jasa beliau dapat dikenang dan sinema dalam negeri selalu menorehkan prestasi.
Tag
Baca Juga
-
Tips Ngabuburit dari Buya Yahya: Menunggu Berbuka tanpa Kehilangan Pahala Puasa
-
Mengenal Orang Tua Alyssa Daguise: Calon Besan Ahmad Dhani Ternyata Bukan Sosok Sembarangan
-
Profil Hestia Faruk: Tante Thariq yang Dahulu Sempat Dikenalkan ke Fuji
-
Menentukan Monster Sesungguhnya dalam Serial Kingdom: Manusia atau Zombie?
-
5 Langkah Awal Memulai Karier sebagai Desainer Grafis, Mulailah dari Freelance!
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel The Good Boy: Petualangan Ajaib Genie dalam Menemukan Cintanya
-
Novel The Art of a Lie: Misteri Kehidupan Ganda Suami yang Telah Meninggal
-
Imajinasi Terjun Bebas Tanpa Batas dalam Buku Puisi Telepon Telepon Hallo
-
Ulasan Buku Bertemu Denganmu: Mari Bertemu Lagi, untuk Pertama Kalinya
-
Ulasan Novel Lewat Tengah Malam: Teror dan Misteri dari dalam Kulkas Bekas
Terkini
-
Finis P11, Fabio Quartararo: Saya Tak Menyangka Situasinya Akan Sesulit Ini
-
Rizky Ridho Dianggap Layak Main di Eropa, Mengapa Tak Langsung Abroad?
-
Diisukan Diincar Schalke 04, Akankah Thom Haye Pilih Karir di Liga Jerman?
-
4 Serum Retinol Harga Murah Rp40 Ribuan, Rahasia Awet Muda Bebas Kerutan!
-
BRI Liga 1: Menang di Markas Persita, Momen Kebangkitan Persebaya Surabaya