Bersyukur dan bersabar merupakan dua hal yang menjadi ciri khas umat Islam. Saat diberi kenikmatan ia bersyukur, tapi ketika suatu hari diberi ujian hidup ia akan berusaha bersabar. Karenanya, bersyukur dan bersabar menjadi kunci bahagia kita dalam menjalani kehidupan di dunia.
Perihal kebahagiaan, setiap orang tentu memiliki definisi yang beragam. Rizqi Ilman Mubarok dalam buku ‘Hidupku Selalu Bahagia’ menjelaskan bahwa kebahagiaan adalah memiliki mata yang masih bisa untuk melihat, telinga yang masih bisa mendengar, lidah yang masih bisa merasa, mulut yang masih bisa mengucap, hidung yang masih bisa mencium, tangan yang masih bisa menyentuh, dan kaki yang masih bisa digunakan untuk berjalan.
Dapat disimpulkan, kebahagiaan hidup itu bisa kita peroleh dari mana saja, bahkan dari hal-hal yang dianggap kecil dalam kehidupan keseharian kita. Misalnya, dari napas yang kita hirup, tubuh yang sehat, dan lain sebagainya.
Kesemuanya itu mungkin tampak sangat sepele menurut pandangan kebanyakan orang. Padahal sejatinya merupakan hal besar yang seharusnya kita nikmati dan syukuri setiap hari. Sebab, tanpa nikmat sehat, kita tentu tak dapat bernapas dengan lega dan tak mampu makan dan minum dengan nikmat meski yang kita konsumsi adalah makanan enak dan mahal. Ya, karena bagi orang yang sedang sakit, makan dan minum apa pun tentu tak ada nikmatnya.
Terlahir sebagai seorang muslim juga termasuk ke dalam kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Sebagaimana diungkap Rizqi Ilman Mubarok, terlahir sebagai muslim adalah kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Kebahagiaan selebihnya adalah ketika kita dicintai oleh Allah dan diakui Nabi Muhammad Saw. sebagai umatnya.
Setiap orang tentu memiliki cita-cita, impian, atau rencana-rencana dalam hidupnya. Namun, ketika apa yang telah diupayakannya dengan susah payah belum kunjung membuahkan hasil yang memuaskan, tak perlu merasa kecewa dan putus asa. Yakinlah bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih baik bagi kehidupan kita. Berusahalah untuk bangkit dan jangan menyerah.
Benar apa yang disampaikan penulis dalam buku ini bahwa kita hanya bisa berencana. Tuhanlah yang menentukan. Namun, percayalah, sebaik-baik rencana hidup kita, rencana Tuhan pasti jauh lebih baik. Seindah apa pun rencana kita, rencana Tuhan jauh lebih indah. Jangan bersedih jika hidup kita tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan. Karena Tuhan memiliki rencana yang lebih indah dari apa yang kita rencanakan.
***
*Sam Edy Yuswanto, penulis lepas.
Baca Juga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku 'I DO', Siapkan Pernikahan dan Putus Rantai Trauma Keluarga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Ulasan Novel The Name of The Game: Membongkar Topeng Toxic Masculinity
-
Jawaban Pertanyaan Hidup di Buku Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan
-
Ulasan Buku 'Bukan Dunia yang Keras, Mungkin Kita lah yang Terlalu Lunak'
Ulasan
-
Review Film The Zen Diary: Pelajaran Hidup Selaras dengan Alam
-
Review Film X-Men '97, Pertaruhan Nasib Mutan Usai Kepergian Profesor X
-
Ulasan Buku 'I DO', Siapkan Pernikahan dan Putus Rantai Trauma Keluarga
-
Ulasan Novel Lotus in The Mud: Ketika Harus Berjuang di Tengah Tekanan
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
Terkini
-
Wow! PSSI Targetkan Timnas Putri Mampu Raih Peringkat ke-3 di AFF Cup 2024
-
Yance Sayuri Berambisi Kejar Rekor Saudaranya di Timnas Indonesia, Mengapa?
-
3 Film Beragam Genre Dibintangi Austin Butler yang Pantang Buat Dilewatkan!
-
Drama Korea Virtuous Business: Ibu Polos yang Dobrak Moral demi Ekonomi Keluarga
-
Ole Romeny Datang, 2 Penyerang Timnas Ini Akan Kembali ke Posisi Aslinya?