Nahkoda pada zaman sekarang merasakan besarnya manfaat RADAR untuk navigasi kapal. Tentunya dalam pelayaran, RADAR bisa mengindentifikasi posisi kapal sehingga nahkoda dapat memutuskan kemana arah kapal selanjutnya. Teknologi RADAR dalam berbagai bidang termasuk dalam pelayaran baru digunakan pada awal abad ke 20, Lalu bagaima pelaut terdahulu menentukan navigasi kapal?
Navigasi angkasa
Penentuan navigasi ini memerlukan benda angkasa yaitu matahari dan sebuah alat yang di sebut sekstan, dengan memakai instrumen tersebut ilmu matematika tentang posisi kordinat dan arah sudut dipakai. Mari kita tinjau dari sebuah sekstan, sekstan merupakan alat optik berfungsi untuk menentukan posisi kapal dengan mengukur sudut objek secara harizontal bumiawi, dapat pula menentukan poisi kapal dengan mengukur ketinggian objek bumiawi yang tinggi.
Metode navigasi kapal
Terdapat beberapa metode penentuan posisi kapal dengan alat bantu sekstan. Jika kapal akan menuju ke daratan maka dapat dilakukan metode problema snellius, dalam metode ini dibutuhkan tiga benda yang terjangkau dalam pandangan pengamat. Dari pengamatan tiga benda tersebut, diukur dua sudut horizontal dari arah pengamat. Pengetahuan tentang triangulasi dalam trigonometri memandu para pelaut dalam mengolah perhitungan dari hasil penggunaan sekstan, konsep triangulasi untuk mencari arah koordinat titik kapal dengan acuan dua titik kerangka horizontal sekaligus juga dilakukan ploting pada peta dan untuk mendapatkan posisi lintang dan bujur kapal.
Metode lain, metode lintang tengah, dilakukan pengukuran tinggi matahari sebagai modal untuk menentukan posisi lintang tempat yang selanjutnya dilakukan perhitungan bedasarkan acuan Almanac Nautica. Sebuah sekstan dapat mengukur besar sudut matahari dari permukaan bumi (garis horizon). Besar sudut yang ditemukan dapat menunjukan lokasi kapal, yaitu menunjukkan dimana posisi lintang dan bujur kapal berada. Sudut dan waktu yang diperoleh dari hasil pengukuran benda angkasa, digunakan untuk menghitung garis posisi di laut atau aeronautical grapic. Mengukur tinggi matahari pada saat cuaca cerah di siang hari, dan bintang polaris pada saat malam hari yang cerah (di belahan Bumi utara), untuk mendapatkan lintang posisi kapal.
Meskipun sudah ada teknologi RADAR, keterampilan penggunaan sekstan dan ilmu matematika terapan tetap menjadi pembelajaran pada akademi pelayaran.
Baca Juga
-
Bukan Lagi Panjat Pinang, Begini Cara Gen Z Rayakan HUT RI di Era Digital
-
20 Tahun Jejak Musik The Changcuters, Rock Lincah hingga Sisi Emosional
-
Menyelami Lagu Billie Eilish 'What Was I Made For?' di Film Barbie
-
Tips Memilih Tas Anak Sekolah yang Berkualitas dan Terjangkau!
-
Bahasa Gaul dalam Film: Tinjauan 4 Film Populer Indonesia!
Artikel Terkait
Ulasan
-
Dari Utas viral, Film Dia Bukan Ibu Buktikan Horor Nggak Lagi Murahan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
-
Review Film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih: Drama Romansa Penuh Dilema
Terkini
-
Intip 4 OOTD Zhao Lusi yang Bikin Daily Look Auto Gemas!
-
Ceraikan Azizah Salsha, Karier Pratama Arhan Diprediksi Kembali Melesat?
-
Kamar Sempit Bukan Alasan Mager: 5 Olahraga Ringan yang Bisa Dilakukan di Anak Kos
-
Nggak Ribet, Coba 4 Daily Outfit Chic ala Yoona SNSD yang Super Fleksibel!
-
Hari Jantung Sedunia: Apa yang Bisa Kita Lakukan Mulai Hari Ini?