Buku yang ditulis Zailani BQ terbitan Quanta 2016 ini terbagi dalam lima bab. Bab satu dengan tema Bahagia. Bab dua tentang Pemuda. Bab tiga bertema Ngaca. Bab empat mengulas Saatnya Kemilau. Dan bab lima mengurai tentang Galau.
Buku dengan tebal 212 ini secara garis besar berisi motivasi untuk kaum muda agar tidak menyia-nyiakan masa muda, sebab masa muda adalah masa potensial untuk berkarya dan tampil manfaat. Sayang sekali jika masa muda habis begitu saja tanpa hidup yang berarti. Dari itu, masa muda bukan waktunya bermalas-malasan, larut dalam kegalauan, dan tidak boleh terbuang percuma tanpa arti.
Di masa muda harus hidup laksana bunga, hadir dengan semerbak wangi, selalu merekah, memberi sinar dan saatnya kemilau, bukan galau. Pemuda tidak boleh redup dan lemah. Dalam semangat, kita harus meniru semangat membaranya Arek-arek Suroboyo yang merampas kemerdekaan dari penjajah.
Di halaman 5, Zailani BQ menulis bahwa syarat sukses itu bukan tua. Makanya, jika bisa sukses sejak muda ngapain nunggu tua? Coba kita buka mata kita lalu lihat sekeliling kita. Adakah di antara mereka yang usianya lebih muda dari kita, tapi sudah sukses melebihi kita, lebih banyak berkarya dari kita, lebih banyak hidup bermanfaat dari kita? Jika mereka bisa sukses, banyak karya dan hidup manfaat, lalu kenapa kita tidak?
Tidakkah sama kita dengan mereka? Mereka makan nasi, kita pun sama. Dalam sehari semalam waktu mereka ada 24 jam, waktu kita pun tidak berbeda. Mereka tidur pada waktunya, kita juga. Bedanya, mereka bisa sukses, berkarya dan bermanfaat, kenapa kita tidak? Nah, saatnya kita bangkit mengejar ketertinggalan kita, sebab kita sama juga berpotensi seperti mereka.
Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Allah akan mengubah nasib kita, jika kita sendiri berupaya merubahnya. Kita ingat Imam Syafi’i yang hafal al-Qur’an 30 juz dalam usia 7 tahun. Apakah kita bisa? Terus, ketika kita menilik penulis produktif asal Surabaya yang bernama Ahmad Rifa’i Rif’an. Dalam usia 24 tahun, telah lahir 24 buku dari tangan kreatifnya. Dan sekarang, di usia 27 tahun, ia telah menulis 60 buku. Di usia yang relatif muda itu, ia sudah banyak bermanfaat untuk orang lain melalui karya-karyanya.
Ketika ia bisa, kenapa kita tidak? Sementara kita juga berpotensi sama seperti dirinya.
Sekarang, saatnya kita bangkit. Mari bersama kita songsong hidup sukses, penuh karya dan manfaat.
Baca Juga
-
Menkeu Purbaya Ancam Tarik Anggaran Program Makan Gratis jika Penerapannya Tidak Efektif
-
Ferry Irwandi Ungkap Jumlah Orang Hilang pada Tragedi 25 Agustus yang hingga Kini Belum Ditemukan
-
Nadya Almira Dituding Tak Tanggung Jawab Usai Tabrak Orang 13 Tahun yang Lalu
-
Vivo V60 Resmi Rilis, Andalkan Kamera Telefoto ZEISS dan Snapdragon 7 Gen 4
-
Review Buku Indonesia Merdeka, Akhir Agustus 2025 Benarkah Sudah Merdeka?
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Iktiraf Sekuntum Melati: Belajar Optimis dari Tokoh Yasmin
-
Belajar Menyayangi Binatang dalam Buku "Tibu, Kucing Kesayangan Syifa"
-
Tanamkan Sikap Optimistis, Jangan Mudah Mengeluh
-
Mengenal Abdurrahman Wahid Lewat Buku Gus Dur, Jejak Bijak Sang Guru Bangsa
-
Ulasan Buku Eksistensi Candi: Tiap Arsitektur Memiliki Karakteristik Berbeda
Ulasan
-
Ulasan Novel Oregades: Pilihan Pembunuh Bayaran, Bertarung atau Mati
-
Dari Utas viral, Film Dia Bukan Ibu Buktikan Horor Nggak Lagi Murahan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
Terkini
-
Nasib Tragis Luffy di Elbaf: Spekulasi Panas Kalangan Penggemar One Piece
-
Bumi Watu Obong Jadi Wajah Budaya Gunungkidul di Malam Puncak Mataf Unisa
-
Divonis 9 Tahun, Vadel Badjideh Tetap Ngeyel dan Tolak Mengaku Bersalah
-
Gak Perlu Panik! Ini Cara Mudah Nabung Buat Pernikahan Meski Gaji Pas-pasan
-
Ramalan Kiamat di Uganda: Ratusan Warga Tinggalkan Rumah dan Masuk Hutan