Pencinta KPop pasti sudah tidak asing dengan nama SEVENTEEN. Grup asuhan Pledis Entertainment ini memang punya musikalitas menyentuh dan aksi panggung yang menawarkan story telling terbaik. Begitu juga saat mereka tampil membawakan “Thanks”. Ini adalah lagu utama dalam album 'SEVENTEEN SPECIAL ALBUM (DIRECTOR'S CUT) yang dirilis pada 5 Februari 2018.
'Thanks' adalah lagu yang berisi bass dan suara gitar menyegarkan. Sementara liriknya berkisah tentang pesan terima kasih pada orang yang dicintai dalam waktu yang lama. Namun sayangnya, si tokoh utama dalam lagu ini merasa kalau rasa terima kasih saja rasanya tidak cukup untuk mengungkapkan isi hatinya. Terlebih saat ini mereka sudah tidak lagi bersama.
Saat lagu ini dirilis, Pledis Entertainment belum diakuisisi oleh HYBE LABELS. Sehingga SEVENTEEN masih merilis musik videonya di saluran pribadi mereka. Meski musik videonya hanya berisi dance dan beberapa adegan bernyanyi. Namun penghayatan setiap member dan dance yang mereka lakukan bisa membuat pendengar mengerti isi lagunya, bahkan walau video ini tidak memiliki subtitle.
Rasa Syukur, terima kasih, menyesal, sekaligus frustasi berhasil mereka sampaikan dengan cara yang indah. Seolah setiap gerakan yang mereka lakukan menyimpan ceritanya sendiri. Selain itu, lirik dari lagu ini juga mudah dipahami dalam sekali dengar. Tidak ada simbol aneh atau makna puitis. Sehingga lagu cioaan Bumzu, Woozi, dan Hoshi ini terasa dekat dengan kehidupan banyak orang.
Dimana semua orang pasti pernah mengalami masa muda dan saat itu kita belum banyak mengerti tentang apa pun, termasuk cinta. Jiwa kita yang muda juga membuat kita ‘nakal’. Namun sejak awal, senyum sang pujaan memang memberi pengaruh besar bagi tokoh utama dalam lagu ini.
Jiwa yang belum dewasa juga membuat mereka sulit menggungkapkan perasaannya. Termasuk rasa terima kasih. Namun di sisi lain, ia menyadari kalau ada cinta di hatinya dan ingin agar si dia menjadi masa depan baginya.
“Thanks” milik SEVENTEEN terasa relevan terutama bagi millennial atau Gen Z. Karena di masa sekarang kita bisa seperti flashback dan menyadari kalau di masa muda ada sosok yang begitu berarti. Namun di saat bersamaan kita juga mengingat betapa polos, lugu, dan naifnya diri di usia itu. Bahkan untuk mengenali diri sendiri juga rasanya terbata-bata.
Lagu ini juga menggambarkan kesetiaan, dimana ada lirik yang berbunyi: “Sejak awal aku bertemu denganmu, dalam hatiku hanya ada kamu”.
Namun sayang, ia baru berani mengakui dan mengatakannya sekarang. Namun di satu sisi, ia juga berharap pesan ini sampai ke pujaannya. Sehingga “Thanks” milik SEVENTEEN terasa seperti curahan hati atau deep talk dari hati ke hati yang diutarakan melalui musik.
Semuanya terasa relevan dan bisa dirasakan oleh siapa saja. Setiap penggalan liriknya menyiratkan satu kesatuan cerita yang utuh. Namun di sisi lain, kita bisa merasakan cerita yang berbeda sesuai denga napa yang dialami dan dirasakan saat mendengar lagunya.
Lebih lanjut, meski SEVENTEEN punya anggota yang sangat banyak, yaitu 13 orang, tapi pendengar tidak pernah kehilangan pesona dari tiap personilnya. Mulai dari bagian bernyanyi, centre, dan dance, semua rasanya punya bagian yang kurang lebih cukup adil.
Jadi kita bisa melihat pesona mereka secara individual secara bergantian dan ini terasa unik sekaligus jarang terjadi di industry musik. Dimana grup dengan member sedikit pun belum tentu bisa melakukannya. Namun SEVENTEEN dengan ke-13 membernya bisa membuat pendengar dan penonton merasakan bakat individu mereka secara merasa.
Selain itu, meski punya nuansa sendu, tapi “Thanks” milik SEVENTEEN terasa nyaman didengar bagi kamu yang tidak suka lagu terlalu mellow. Jadi kalau sedang mengalami mood yang kurang baik, lagu ini seolah memberikan pelukan hangat. Karena perasaanmu seolah terwakilkan oleh SEVENTEEN yang menghayati kisah ini dengan sempurna.
Terakhir, lagu ini juga semakin berkesan karena ditulis langsung oleh member SEVENTEEN itu sendiri. Sehingga citra self produce idol terasa melekat kuat pada mereka karena pendengar bisa melihat sisi mereka yang lain.
Baca Juga
-
Gaming hingga Ngonten, 4 HP POCO RAM 8GB Termurah Mulai Rp 1 Jutaan
-
3 HP Realme RAM 12 GB Mulai Rp2 Jutaan, Gesit Buka Banyak Aplikasi Sekaligus
-
Lancar Main Roblox hingga Nugas, 4 Rekomendasi Tablet Mulai Rp1,9 Jutaan
-
Bukan Sekadar 5 Lawan 5, Ada Misi Besar di Lapangan Futsal Axis Nation Cup
-
Tiap Tim Memang Punya Strategi Formasi Futsal yang Berbeda
Artikel Terkait
-
Ulasan 1 Kakak 7 Ponakan: Potret Generasi Sandwich yang Terjebak Jadi People Pleaser
-
Serba-Serbi Kisah Cinta dan Nostalgia di Buku Kumpulan Cerpen Jeruk Kristal
-
Sosok Bapak dan Pemimpin dalam Buku 'Bukan Buku Agama, Bukan Resep Masakan'
-
Plot Twist Ngeri, dan Kesetiaan dalam Novel Mawar Merah: Metamorfosis
-
Ulasan Novel We All Live Here: Mengurai Luka Lama Dalam Rumah Sendiri
Ulasan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
-
Review Film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih: Drama Romansa Penuh Dilema
-
Ulasan Novel Take Me for Granted: Menemukan Rasa Bahagia di Antara Luka
Terkini
-
When Art Meet Photography: Intip Pameran Seni Anang Batas di Gramm Hotel
-
Go Internasional, Dosen FKIK UNJA Gelar Pengabdian di PPWNI Malaysia
-
Resmi! Sekuel The Social Network Umumkan Judul, Jadwal Rilis, serta Pemain
-
Lonjakan Minat Olahraga di Indonesia, Futsal Tetap Jadi Favorit Anak Muda
-
Futsal Sebagai Sarana Membangun Solidaritas dalam Kehidupan Anak Perkotaan