Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | hesti ya
Ilustrasi Seseorang Telah Melakukan Tes OCEAN (Pexel/AndreaPiacquadio)

Mungkin beberapa dari kalian tidak asing dengan tes kepribadian MBTI, bukan? Lantas, bagaimana dengan tes kepribadian OCEAN? Apakah kalian pernah mencobanya?

Walaupun kalian sudah pernah melakukan tes MBTI, tak ada salahnya loh kalian mencoba melakukan tes OCEAN juga untuk lebih mengenal diri sendiri. Dengan melakukan berbagai tes kepribadian, tentunya akan lebih membantumu memahami tentang dirimu sendiri, bagaimana berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana mengetahui apa yang kita butuhkan, ataupun mengetahui potensi yang kita tidak tau.

OCEAN sendiri merupakan akronim dari Openness, Conscientiousness, Extroversion, Agreeableness, Neuroticism. Oleh sebab itu OCEAN test disebut pula dengan big five personality atau five factor. Melalui Scientific American, diketahui bahwa tes ini telah ada sejak tahun 1940an dan telah divalidasi pada tahun 1990an. Tes ini terkadang digunakan pula pada perekrutan karyawan di sebuah perusahaan.

Setelah melakukan tes OCEAN, kalian akan mendapatkan persentasi dari kelima dimensi personaliti yaitu Openness, Conscientiousness, Extroversion, Agreeableness, Neuroticism.

Berikut merupakan penjelasan dari kelima dimensi personaliti OCEAN, yang disadur dari Truity Psychometrics LLC, sebuah perusahaan pengembang dan penerbit tes kepribadian dan karir online di  Northern California, USA:

Openness (Keterbukaan)

Opennes (keterbukaan) menggambarkan seberapa terbukanya seseorang terhadap sebuah ide atau pengalaman baru. Ketika mendapatkan skor tinggi untuk dimensi ini berarti orang tersebut mudah untuk menerima ide atau pendapat orang lain dan ia mudah untuk menerima pengalaman baru.

Seseorang dengan skor openness yang tinggi cenderung kreatif, suka berpetualang, intelektual, menyukai seni, dan suka menekspresikan diri dengan hal yang tidak biasa dan kompleks. Sementara, bagi mereka yang mendapatkan skor rendah untuk dimensi ini cenderung lebih sulit untuk menerima ide, lebih praktis, fokus pada sesuatu yang konkret, dan lebih menyukai cara lama.

Conscientiousness (Kesadaran)

Dimensi conscientiousness atau kesadaran, berkaitan dengan self discipline dan kemampuan mengontrol diri untuk mencapai tujuannya. Dimensi ini menggambarkan seberapa patuhnya seseorang dalam sebuah peraturan, seberapa terarahnya seseorang dalam sebuah tujuan, dan seberapa terorganisasinya orang tersebut.

Skor tinggi pada dimensi ini menggambarkan bahwa seseorang tersebut sangat terorganisir, memiliki tekad, serta fokus terhadap perjalanan menuju pencapaiannya. Skor rendah pada dimensi ini menggambarkan bahwa seseorang tersebut implusif dan mudah teralihkan.

Extroversion (Ekstroversi)

Extroversion merupakan dimensi yang menggambarkan minat seseorang terhadap dunia luar atau sosial. Semakin tinggi nilai extroversion menunjukkan bahwa ia cenderung berkepribadian ekstrovert, semakin rendah nilai extroversion menunjukkan bahwa ia cenderung berkepribadian introvert.

Si ekstrovert akan terlibat secara aktif dalam kehidupan sosial, sedangkan sebaliknya introvert lebih memilih untuk menghemat tenaganya. Seseorang dengan kepribadian ekstrovert memiliki antusias, energik, bersemangat, ramah, dan suka berteman. Seseorang dengan kepribadian introvert lebih suka memendam, tenang, suka menyendiri, mawas diri, dan pendiam.

Agreeableness (Keramahan)

Dimensi ini menggambarkan seberapa besar kita menempatkan kepentingan orang lain diatas kepentingan diri sendiri. Nilai tinggi pada agreeableness menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki rasa empati yang tinggi dan merasa bahagia ketika dapat membantu orang lain. Mereka sering memaafkan dan mudah dipercaya.

Nilai rendah pada agreeableness menunjukkan bahwa orang tersebut cenderung kurang memiliki empati dan mengutamakan kepentingan mereka sendiri di atas orang lain. Mereka sering digambarkan sebagai senang bermusuhan, kompetitif, dan antagonis. Mereka cenderung memiliki hubungan yang lebih konfliktual dan sering berselisih dengan orang lain.

Neuroticism (Neurotisisme)

Terakhir, ada dimensi neuroticism. Neuroticism berkaitan dengan emosi seseorang. Seberapa mudahnya seseorang mengalami stres, tekanan, atau mendapatkan emosi negatif. Emosi negatif seperti ketakutan, kesedihan, kecemasan, rasa bersalah, dan rasa malu. Seseorang yang memiliki nilai neuroticism yang rendah, berarti orang tersebut lebih mudah menepis emosi-emosi negatif. Sedangkan sebaliknya seseorang yang memiliki nilai neuroticism yang tinggi mudah untuk mendapatkan emosi-emosi negatif.

Untuk melakukan tes OCEAN, kalian bisa melakukannya secara online. Kalian dapat melakukan pencarian di Google atau search engine lainnya, dengan mengetikkan kata kunci ‘tes kepribadian OCEAN’ atau ‘OCEAN test personality.’ Bagaimana, sudah siap lebih mengenal diri sendiri lewat tes kepribadian OCEAN?

hesti ya