Dr. Sudjana Kerton merupakan salah satu seniman lukis yang sangat terkenal dengan tema-tema lukisannya yang menunjukkan era revolusioner Indonesia. Beliau dikenal sebagai salah satu seniman Indonesia yang paling asli dan kontroversial. Salah satu lukisannya yang terkenal yaitu berjudul "Kehidupan Desa Indonesia". Berikut merupakan ulasan serta analisis komponen seni rupa dari karya tersebut.
1. Aspek Seni
Perwujudan karya seni yang terdapat pada karya Sudjana Kerton berjudul "Kehidupan Desa Indonesia", merupakan wujud dari satu kesatuan unsur-unsur visual yang mencakup titik, garis, bidang, warna, tekstur, cahaya, volume yang saling berkaitan, serta membentuk sebuah karya yang terlihat estetis juga terkesan minimalis dalam pembuatannya. Berbagai objek gambar diperlihatkan secara acak dan tidak terstruktur, tetapi menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga terlihat memiliki banyak informasi yang bisa ditangkap / multi tafsir.
Setiap objek pada gambar seperti sungai, pohon, tanaman menjadi pembatas antar objek gambar yang pada dasarnya saling terpisah. Namun, dalam hal ini beliau menggabungkan semua aspek gambar menjadi satu kesatuan yang utuh dan menciptakan sebuah harmoni yang pas sehingga enak di pandang serta mudah dipahami.
Secara isi, karya seni tersebut menceritakan sebuah kehidupan desa di Indonesia yang dituangkan dalam sebuah karya seni dua dimensi yang sangat estetis dan minimalis. Secara visual dan pandangan mata, seseorang akan langsung paham terkait isi karya tersebut. Pasalnya, beliau menuangkan menggunakan simbol-simbol masyarakat desa yang begitu kental. U
nsur desa dibuktikan dengan adanya pemandangan sebuah jalan dengan orang-orang berjalan di sekitar pesawahan. Terlihat beberapa wanita yang tengah memanen padi, seorang pria yang tengah membawa hewan ternaknya, ada perempuan bercaping, ada yang berdiri, dan ada yang membongkok serta gambar lainnya.
2. Unsur Seni
Berkenaan dengan unsur seni yang terdapat dalam karya seni Sudjono Kerton yang berjudul "Kehidupan Desa Indonesia" memang sangat kompleks dan tersusun atas berbagai unsur seni yang tersusun menjadi suatu bentuk atau susunan nan baik. Cara penyusunan garis, raut, warna, tekstur, ruang, dan gelap terang, cara pengaturan, penyusunan, atau pengorganisasian unsur-unsur seni rupa sudah sangat pas, sehingga elemen-elemen nirmana dwimatra seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Karya tersebut memiliki komposisi yang sesuai dan tidak terlalu padat dari berbagai komponen gambar yang disajikan, sehingga tidak terkesan kosong ataupun salah satu komponen terlihat mendominasi. Selain itu, dari segi pemahaman pun karya tersebut sudah sangat jelas dan tidak membingungkan para penikmat seni sehingga tidak menimbulkan makna ganda atau ambiguitas makna pada karya tersebut. Aspek minimalis yang diperlihatkan pada gambar menimbulkan kesan yang elegan dan penuh kesederhanaan, tetapi tetap estetik.
3. Prinsip Seni
Secara umum, karya Sudjono Kerton yang berjudul "Kehidupan Desa Indonesia" sudah sangat memenuhi prinsip-prinsip seni rupa. Mulai dari kesatuan, karya seni ini memiliki satu kesatuan yang utuh dan apik, sehingga tidak terlihat masing-masing atau tercerai berai antar satu objek dengan objek lainnya. Meskipun dalam kesatuan karyanya menyajikan beragam kesatuan aktivitas, tetapi penempatan objek yang berfungsi sebagai pemisah sangatlah pas dan tidak terkesan saling menumpuk.
Secara irama yang ditunjukkan dalam karya tersebut pun sudah sangat pas terlihat dari gerakan daun yang tertiup angin, posisi burung yang sedang terbang, kondisi langit yang terlihat cerah dan berangin.
Dari segi keseimbangan karya tersebut, memiliki keseimbangan yang pas sehingga nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Keseimbangan ini dapat kita rasakan ketika melihat sebuah karya seni. Keseimbangan yang diciptakan pada karya Sudjono Kerton memberikan gambaran perasaan yang pas pada setiap objek gambar antara alam dan manusia, dapat bersatu menjadi satu kesatuan yang utuh.
Tidak ada dominasi objek pada karya tersebut, tetapi keseluruhan dibuat secara pas dan minimalis. Namun, pada dasarnya sebuah dominasi merupakan salah satu prinsip dasar yang harus ada pada sebuah karya seni. Dominasi mempunyai beberapa tujuan yaitu untuk menarik perhatian, menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keteraturan.
Baca Juga
-
Ulasan Film Qodrat 2: Atmosfer Horor Terbangun Kuat Sejak Menit Pertama
-
Menjelajahi Hakikat Manusia dalam Buku Tentang Manusia Karya Reza Wattimena
-
Ulasan Buku Good Vibes, Good Life: Mencintai Diri agar Hidup Lebih Bahagia
-
Ulasan Buku Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta: Antara Cinta dan Kehilangan
-
5 Rekomendasi Tempat Baca di Bandung yang Wajib Dikunjungi, Cozy Abis!
Artikel Terkait
-
Biasa Unggulkan AI, Wapres Gibran Adakan Nobar Jumbo: Dukung Animasi Buatan Anak Negeri?
-
Ketika Seni Menjadi Musuh Otoritarianisme
-
Refleksi Kelabu Kebebasan Berkesenian di Indonesia
-
OM Lorenza: Pelipur Lara Kala Indonesia Tidak Baik-Baik Saja
-
Menghabiskan Libur Lebaran dengan Berwisata ke Lighting Art Kota Tua Jakarta
Ulasan
-
Ulasan Novel The One and Only Bob, Kisah Berani Bob sang Anjing Kecil
-
Review Serena: Story Berat, Art Cakep, dengan Tension yang Menembus Layar
-
Ulasan Film No More Bets: Jerat Penipuan Online dan Perdagangan Manusia
-
Ulasan Novel White is for Witching: Kisah Rumah Warisan yang Penuh Rahasia
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
Terkini
-
Manusia Is Value Ekonomi, Bukan Sekadar Objek Suruhan Kapitalisme
-
Sindrom Marie Antoniette: Karakter Anime Berambut Putih Ini Punya Trauma!
-
Glen Powell Jadi Penulis dan Pemain di Film Komedi Garapan Judd Apatow
-
PSSI Segera Rekrut Direktur Teknik, Makin Serius Cari Talenta Potensial
-
Biar Makin Fresh di Weekend, Sontek 4 Outfit Lucu ala Kim Hye Yoon!