Ketika kita ingin membangun sebuah hubungan yang baik antara individu, organisasi, hingga komunitas tertentu, pengetahuan mengenai cara melakukan branding terhadap nilai yang ingin ditampilkan adalah hal yang penting untuk diketahui.
Apalagi bagi kamu yang ingin memperdalam mengenai ilmu public relations, personal branding adalah bagian yang tak terpisahkan dalam menjalin komunikasi.
Salah satu buku yang membahas hal tersebut adalah buku berjudul 'Brand Yourself'. Buku yang ditulis oleh Mathilda AMW Birowo dan Indah Soekodjo ini membahas dasar-dasar mengenai cara membangun komunikasi publik dan membentuk citra diri yang otentik.
Bagi para pekerja yang sering bersinggungan dengan hubungan profesional, khususnya jenis hubungan dengan pihak luar secara strategis, mempelajari hal ini terbilang penting. Sebab, ilmu mengenai public relations akan memudahkan seseorang dalam menunjukkan citra diri atau citra perusahaan.
Hal tersebut memungkinkan mitra kita untuk bisa mengenali siapa sebenarnya diri kita dan alasan tentang apa yang membuat kita menjadi berbeda dengan yang lainnya.
Sebagai seseorang yang lebih dari 30 tahun berkecimpung dalam dunia public relations ini, penulis membagikan pengetahuannya tentang apa saja yang perlu untuk diketahui tentang cara memperkenalkan diri kita pada khalayak.
Hal tersebut dibahas dalam 6 bab. Bab pertama menjelaskan tentang professional presence, yakni hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk bisa menghadirkan diri sebagai seseorang yang tampak profesional.
Hal tersebut meliputi aspek yang harus diperhatikan dalam memulai sebuah percakapan, cara memperkenalkan diri, teknik berjabat tangan, serta beberapa teori komunikasi yang relevan dengan cara membentuk kesan pertama yang baik.
Pada bab kedua membahas tentang cara menunjukkan identitas dan perwakilan diri dalam lingkup hubungan profesional.
Adapun pada bab berikutnya fokus pada pembahasan tentang kiat-kiat menunjukkan penampilan diri (grooming) dan berbagai etika yang harus diperhatikan dalam komunikasi.
Terakhir adalah pembahasan tentang pemanfaatan media sebagai sarana untuk menyampaikan pesan serta penggunaan perangkat teknologi informasi untuk menunjang personal branding.
Sebenarnya saya amat menunggu pembahasan mengenai branding yang berfokus pada pemanfaatan media sosial. Mengingat hal ini menjadi salah satu sarana paling efektif untuk menyampaikan 'brand' dan keahlian yang ingin kita promosikan pada dunia luar.
Namun materi tersebut ternyata tidak dibahas dalam buku ini. Secara umum, penulis hanya menitikberatkan kiat-kiat personal branding secara langsung. Khususnya public relations ketika seseorang sudah terjun langsung di dunia kerja.
Saat membaca buku ini, kesan yang ditinggalkan seperti membaca sebuah textbook perkuliahan tentang ilmu komunikasi. Bahasanya terlalu formal dan memuat teori-teori ilmu komunikasi yang barangkali hanya dipahami oleh orang-orang yang memang berkutat di bidang tersebut.
Selain itu, pada bagian pembukaan dan kata sambutan memuat pembahasan yang terlalu panjang. Penulis mencantumkan 5 sambutan dengan total 20 halaman yang sebenarnya tidak penting-penting amat untuk diketahui oleh pembaca. Bagi saya pribadi, hal seperti ini termasuk pemborosan halaman, mengingat buku ini tidak terlalu tebal.
Namun terlepas dari pembahasan yang terkesan amat kaku dan formal, serta adanya bagian-bagian yang sebenarnya tidak perlu dicantumkan, buku ini tetap informatif.
Apalagi ada banyak tips-tips praktis dan contoh penerapan langsung yang mudah diikuti oleh pembaca.
Misalnya tentang tentang memilih busana yang pas di pertemuan kantor, atau tips penggunaan ponsel di ruang publik.
Jadi, bagi kamu yang saat ini sedang ingin mendalami ilmu mengenai komunikasi di ruang publik, Brand Yourself bisa menjadi salah satu rekomendasi buku yang layak untuk dibaca!
Identitas Buku
Judul: Brand Yourself
Penulis: Mathilda AMW Birowo
Penerbit: Grasindo
Tahun Terbit: 2014
Tebal: 164 Halaman
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
-
Polemik Bu Ana, Brave Pink, dan Simbol yang Mengalahkan Substansi
-
Tidak Ada Buku di Rumah Anggota DPR: Sebuah Ironi Kosongnya Intelektualitas
-
Intelijen Dunia Maya: Upaya Netizen Indonesia dalam Menjaga Demokrasi
Artikel Terkait
-
Review Novel Pasta Kacang Merah: Terkait Luka Panjang Penyintas Lepra
-
Ulasan Novel Komedi Kang Ojol: The Last Stop, Lika-Liku Hidup Sopir Ojol
-
Mengenal Maria Merian Lewat Buku The Girl Who Drew Butterflies
-
Ulasan Novel The Briar Club: Kisah Perempuan Tangguh di Tahun 1950-an
-
Anggaran Perpustakaan dan Literasi Menyusut: Ketika Buku Bukan Lagi Prioritas
Ulasan
-
Review Film Mama: Pesan dari Neraka, Horor Digital yang Bikin Parno!
-
Review Film Sukma: Rahasia Gaib di Balik Obsesi Awet Muda!
-
Review Film The Exit 8: Ketakutan Nyata di Lorong Stasiun yang Misterius
-
Membaca Ulang Kepada Uang: Puisi tentang Sederhana yang Tak Pernah Sederhana
-
Review Film Siccin 8: Atmosfer Mencekam yang Gak Bisa Ditolak!
Terkini
-
4 Toner Korea Calendula, Penyelamat Buat Kulit Sensitif dan Redakan Redness
-
Maaf Coach Gerald, Timnas Indonesia U-23 Masih Butuh Pemain Sekaliber Marceng dan Ivar Jenner!
-
Bangun Personal Branding Lewat Main Futsal
-
Padel: Olahraga Viral yang Lebih Seru dari Tenis? Ini Alasan Gen Z Langsung Ketagihan!
-
Mulai 4 Jutaan! 4 Rekomendasi HP Flip Canggih Harga Termurah 2025