Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Ruslan Abdul Munir
Novel Astravalor Princess karya Putu Felisia (Dok. Pribadi/Ruslan Abdul Munir)

Bagi kamu pecinta novel dengan genre fantasi yang ingin mencoba sesuatu yang berbeda dari dominasi dunia barat ala Harry Potter, novel Astravalor Princess karya Putu Felisia bisa menjadi pilihan menarik.

Buku ini menyuguhkan perpaduan unik antara budaya lokal masyarakat Indonesia, khususnya Bali dan nuansa Asia Timur. Sebuah alur cerita yang jarang ditemukan pada beberapa cerita novel fantasi lainnya.

Kisah Seorang Gadis Bali dan Dunia Lintas Dimensi

Novel ini bercerita tentang seorang gadis Bali. Tokoh utamanya yaitu bernama Freya Alexandra, yang merupakan gadis biasa yang tidak memiliki apapun yang istimewa dalam hidupnya, hingga sebuah peristiwa supernatural mengubah jalan hidupnya.

Ayahnya diselamatkan oleh Raiden Shiryu, penguasa negeri Syushin di dunia astral. Sebagai balas jasa, Shiryu meminta Freya sebagai pendampingnya, dan diam-diam memberinya kekuatan elemen api.

Ketika Freya kembali ke dunia manusia dan mengira semuanya hanyalah mimpi, dua teman barunya di bangku kuliah, Chen Feng dan Tommy Angelo, tiba-tiba menunjukkan bahwa mereka tahu lebih banyak tentang jati Freya.

Mereka mengatakan bahwa dirinya sebagai seorang astralavor, pengelana yang bisa mengarungi dan berkelana ke antar dimensi. Dari sanalah kisah fantasi bercampur misteri dan romansa mulai bergulir.

Kelebihan Novel

Yang paling menonjol dari Astravalor Princess adalah keberaniannya menghadirkan budaya Bali dalam kerangka cerita fantasi, sesuatu yang masih jarang ditemukan dalam novel-novel remaja lokal lainnya.

Latar tempat seperti negeri Syushin sebagai dunia astral juga dideskripsikan dengan baik sehingga terasa cukup imajinatif, memberi ruang pembaca untuk larut dalam petualangan lintas dimensi yang dilakukan Freya.

Bab-bab awal sukses membangun rasa penasaran, membuat pembaca ingin terus membalik halaman demi halaman. Bagi pemula dalam genre fantasi lokal, buku ini menawarkan gerbang masuk yang cukup bersahabat.

Kekurangan Novel

Sayangnya, eksekusi cerita kadang tidak sekuat premisnya. Saya merasa alur cerita maju-mundur terlalu sering dibangun, yang membuat bingung dan mempersulit pemahaman atas hubungan antartokoh maupun motivasi mereka.

Karakter Freya, Shiryu, dan dua pemuda lainnya terkesan kurang tergali secara emosional. Hubungan cinta segitiga yang muncul pun terasa klise dan tidak memberikan konflik mendalam yang memperkuat cerita.

Selain itu, penggunaan nama-nama Jepang di latar Bali menimbulkan kebingungan dan mengaburkan identitas lokal yang seharusnya menjadi kekuatan pada novel ini.

Dari segi teknis, penggunaan istilah Jepang kadang terasa terlalu seperti dipaksakan. Ini membuat sebagian dialog dan deskripsi kehilangan keluwesan.

Akan lebih kuat bila penulis memilih untuk lebih memaksimalkan unsur budaya Indonesia, atau menyusun transisi antar budaya dengan lebih halus.

Layak Dibaca, Namun Harus dengan Ekspektasi yang Tepat

Secara keseluruhan, novel Astravalor Princess adalah karya dari penulis muda Indonesia yang patut diapresiasi. Ia menyodorkan gagasan segar tentang dunia astral, menyelipkan spiritualitas, misteri, dan konflik identitas. dengan latar lokal yang jarang terjamah.

Pada awalnya saya mengira bahwa novel ini adalah novel terjemahan luar dengan bahasa yang berat dan cerita yang kompleks. Namun ternyata novel ini adalah karya anak bangsa yang menyajikan cerita yang fresh dan jarang di eksplor. 

Meski masih memiliki kekurangan dalam pengembangan karakter dan alur cerita, novel ini tetap layak dibaca oleh remaja dan pembaca muda yang ingin merasakan perpaduan budaya dalam balutan fantasi modern.

Buku ini adalah tentang keberanian menjelajah dimensi, baik dalam cerita maupun dalam gaya bertutur. Bagi kamu yang sedang mencari fantasi lokal dengan nuansa eksotis dan semangat petualangan, Astravalor Princess bisa jadi pilihan untuk kamu baca.

Ruslan Abdul Munir