Abad 21, kafe dan gaya hidup adalah dua hal yang berhubungan erat. Pertumbuhan ekonomi membuat gaya hidup masyarakat Indonesia turut meningkat. Hal ini tercermin dari perilaku masyarakat, terutama kelas menengah ke atas, yang makin konsumtif. Menghabiskan waktu berlama-lama di kafe misalnya. Berbagai aktivitas seperti berkumpul bareng teman, atau sekadar makan dan minum akan terasa lebih afdal jika dilakukan di kafe. Bahkan, beberapa anak muda datang ke kafe sekadar berfoto yang lalu dishare di media sosial supaya terlihat hit dan kekinian. Faktor-faktor itulah yang membuat bisnis kafe kian diminati para pelaku usaha di berbagai kota (Kafepedia, halaman 5).
Buku berjudul Kafepedia (Laksana, 2019) sengaja dihadirkan oleh Damaya Ardian buat kamu yang tertarik untuk membuka usaha kafe. Beberapa pengetahuan, tips, dan sharing dengan pengusaha terdahulu yang disajikan penulis akan memberikan ilmu baru bagi pembaca. Di dalamnya ada banyak hal seputar kafe yang disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami, sehingga bisa menjadi buku panduan praktis untuk para calon pengusaha kafe.
Ada banyak alasan yang membuat orang-orang tertarik menekuni bisnis kafe. Di antaranya karena bisnis kafe tak ada matinya. Dari waktu ke waktu, kafe memang menjadi salah satu tempat kongko favorit bersama dengan teman, saudara, dan lain-lain. Ditambah lagi, kafe bukan lagi tempat yang harus eksklusif yang hanya bisa dijamah oleh kaum konglomerat karena menu yang ditawarkan harganya selangit. Kini, kafe-kafe di tiap kota banyak yang sudah menawarkan menu-menu dengan harga yang cukup murah. Oleh karena itulah, bisnis kafe seolah tak ada matinya dan bisa dijadikan sebagai pilihan berbisnis yang menjanjikan (Kafepedia, halaman 18-19).
Penting untuk diperhatikan, ketika seseorang ingin memulai bisnis kafe, maka dia harus benar-benar memikirkan menu apa saja yang akan disajikan, target konsumennya siapa saja, dan juga bagaimana konsep bangunan atau desainnya. Jangan sampai membuka kafe tanpa disertai konsep yang jelas. Kafe yang dibuat asal-asalan tentu tak akan membuat orang merasa tertarik untuk datang dan nongkrong di kafe tersebut.
Bicara tentang konsep (bangunan) sebuah kafe, dari sekian banyak desain kafe yang ada, desain minimalis adalah yang paling banyak diminati para pengusaha. Selain tidak memakan banyak biaya, desain ini dirasa paling cocok dengan segmen anak muda yang ingin berkumpul dengan teman-teman sebayanya. Namun, jika segmen pasar yang kita pilih adalah keluarga, sebaiknya tidak memilih gaya minimalis (Kafepedia, halaman 64).
Lewat buku Kafepedia karya Damaya Ardian ini, pembaca dapat belajar lebih banyak tentang cara membuka dan mengelola bisnis kafe. Semoga bermanfaat.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Jembatan Shiratal Mustaqim: Horor Moral yang Mirip Sinetron
-
Membaca Drama 'Genie, Make a Wish' Lewat Lensa Pengasuhan Kolektif
-
Review Film Ballad of a Small Player: Visual Ciamik tapi Kesan Akhir Kosong
-
The Principles Of Power: Rahasia Memanipulasi Orang Lain di Segala Situasi
-
Review Film Dongji Rescue: Kisah Heroisme Lautan yang Menggetarkan
Terkini
-
Suporter SMKN 1 Cilegon Beri Keseruan di Grand Final AXIS Nation Cup 2025
-
Solo Run Spektakuler! SMAN 10 Bekasi Lumat SMAN 3 Cibinong di ANC 2025
-
AXIS Nation Cup 2025: Keajaiban 28 Detik Terakhir, SMK Nusantara
-
Ketika Juara Tak Lagi Tentang Skor, Tapi Tentang Siapa yang Berani Bersuara
-
Sosok Ketiga: Lintrik, Film Horor Tentang Pelet dan Gairah Perselingkuhan