Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Ruslan Abdul Munir
Ilustrasi Penduduk Perkotaan. (Pexels/GijeCho)

Sebagai the mother of science geografi memiliki kajian yang sangat komplek, salah satunya adalah kajian mengenai antroposfer yang didalamnya mengkaji manusia atau penduduk. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa penduduk merupakan sumber daya manusia (human resources) yang sangat penting dan memiliki peran yang sangat bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan.

Lantas, bagaimana keilmuan geografi mengkaji aspek kependudukan? Kita harus mengetahui bahwasanya permasalahan kependudukan tiap negara memiliki proporsi yang berbeda. Di Indonesia sendiri, jumlah penduduk seringkali tidak diimbangi dengan kulaitasnya sehingga menimbulkan berbagai permasalahan kependudukan.

Di samping itu, permasalahan kependudukan di Indonesia sendiri sangat begitu kompleks diantaranya jumlah penduduk yang terlalu besar, tingkat pertumbuhan penduduk tinggi, persebaran tidak merata hingga kulalitas SDM yang kurang mempuni.

Geografi sebagai keilmuan yang tidak bisa dilepaskan dari masalah tersebut berperan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dengan menganaliaia apa yang terjadi (what haven) melalui berbagai pendekatan seperti pendekatan sistematis, pendekatan kausalitas, dan pendekatan integral.

Sehingga sistem yang terintegarsi (integrated system) tersebut memunculkan kajian geografi kependudukan, karena dengan menggunakan kelimuan geografi pengelolaan akan lebih terintegarsi (integrated) dan seimbang (balance) antara pengelolaan fisik dan pengelolaan manusia di dalamnya.

Dalam konteks geografi ketersediaan data kependudukan menjadi sangat penting. Berbicara mengenai keakuratan data kependudukan memang menjadi sebuah permasalahan khusus yang dihadapi oleh beberapa negara berkembang salah satunya adalah Indonesia.

Negara berkembang seperti  indonesia jika dilihat dari proporsi jumlah penduduk sangatlah tinggi, sehingga dalam pencatatan penduduk kadangkala ditemukan beberapa berbedaan. Selain itu, juga karena metode yang digunakan cenderung berbeda oleh beberapa lembaga pencatatan sehingga membuat perbedaan sangat begitu terlihat jelas. 

Jumlah dan persebaran penduduk sendiri merupakan fungsi tarikan dari berbagai faktor geografis dan nongeografis. Berikut merupakan faktor-faktor Yang mempengaruhi jumlah dan persebaran penduduk.

1. Faktor Geografis

Faktor ini berkaitan dengan bagaimana keberadaan alam yang erat kaitannya dengan faktor fisik alam yang dapat mempengaruhi kondisi jumlah dan persebaran penduduk di antaranya seperti berikut ini.

  • Adanya sumber air: Adanya sumber air berfungsi memberikan penghidupan yang layak untuk manusia
  • Kondisi Tofografi: Penduduk cenderung akan memilih tempat yang datar sebagai tempat tinggal
  • Letak Geografis: Kondisi suatu daerah yang cenderung subur dan strategis dapat menjadi pilihan terbaik
  • Faktor cuaca dan iklim: Daerah yang cuacanya hangat dan anomalinya relatif stabil lebih memungkinkan untuk dijadikan sebagai tempat tinggal 

2. Faktor Non-Geografis

Fakton Non-Geofrafis merupakan faktor yang mempengaruhi jumlah dan persebaran penduduk berdasarkan kondisi sosial maupun ekonomi serta budaya yang berkembang di masyarakat itu seindiri seperti :

  • Faktor Komunikasi: Daerah yang mudahdibangun fasilitas komunikasi dan transportasi, cenderung memiliki konsentrasi penduduk yang lebih tinggi.
  • Faktor Ekonomi: Sektor ekonomi juga cukup berpengaruh pada kepadatan penduduk suatu daerah.
  • Faktor Politis: Kebijakan suatu negara seperti transmigrasi dapat mengubah pola persebaran penduduk pada suatu wilayah secara tiba-tiba.
  • Faktor Keamanan: Daerah yang berada dalam kawasan aman, tidak rawan bencana atau epidemi penyakit cenderung memiliki kepadatan penduduk yang tinggi.

Dari beberapa faktor tersebut ada salah satu faktor yang paling penting yang mempengaruhi jumlah dan persebaran penduduk. Statement Huntington yang mengatakan bahwa "the climate are mainstreme of civilization" memiliki arti bahwasanya iklim mengambil peran banyak dalam keberlangsungan peradaban.

Iklim memiliki peran yang sangat besar di masa lalu dalam membentuk peradaban manusia yang lebih berkembang. Kondisi iklim yang stabil menandakan tenangnya kehidupan dalam suatu peradaban.

Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu peradaban sangat bergantung kepada kondisi iklim yang stabil.  Namun saat ini cenderung berubah 180 derajat dimana manusia menjadi ancaman terhadap keberlangsungan konndisi iklim. Manusia sendiri terkadang yang membuat kondisi iklim tidak stabil hingga akhirnya berdampak buruk pada diri manusia sendiri.

Kemudian, keterkaitan nyata antara iklim dan distribusi penduduk adalah seperti halnya yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu apabila kondisi iklim stabil maka akan memiliki kepadatan penduduk yang jauh lebih tinggi. 

Sebab, penduduk cenderung ingin berpindah ke tempat tersebut dibandingkan dengan daerah dengan kondisi iklim ekstrim. Iklim yang stabil pula dapat menunjang aktivitas agrikultur dengan baik sehingga banyak orang yang dapat tinggal di tempat tersebut.

Ruslan Abdul Munir