Menjaga mulut dari menggunjing atau membicarakan keburukan orang lain adalah hal yang mestinya selalu kita upayakan. Bagaimana pun, yang namanya membicarakan keburukan orang lain termasuk hal yang buruk. Apalagi sampai melontarkan dan menyebarkan fitnah.
Lantas bagaimana jika suatu hari ada orang yang menjelek-jelekkan kita, atau memfitnah kita? Dalam buku The Spirit of Succes: Jalan Meraih Mimpi (Tinta Medina, 2012) M.L. Nihwan Sumuranje, menjelaskan, jika kita terlanjur difitnah dan dihina, bukalah kembali sejarah Nabi.
Ini merupakan obat hati paling mujarab untuk menyembuhkan luka yang mengoyak rasa. Tunjukkan saja akhlak baik kita. Alangkah lebih baik jika kita bisa membalas keburukan dengan kebaikan. Perjalanan waktu akan membuktikan bahwa kita tidak seperti yang mereka tuduhkan. Lebih penting lagi, kita harus terus belajar agar dianggap sebagai makhluk mulia di hapadan Khalik, bukan makhluk-Nya.
Alangkah ruginya jika kita terpengaruh oleh ucapan negatif. Alangkah ruginya jika kita memendam kegalauan di dalam hati. Sangat tidak efektif jika kita berkutat pada omongan yang tidak bermanfaat. Kita akan makin menderita jika hinaan, cacian, dan pelecehan itu bersemayam lama di ruang lamunan kita. Padahal, orang yang mengucapkannya sama sekali tidak menggubris apa yang dikatakannya. Ia melupakan begitu saja ucapannya, cuek, dan merasa tidak berdosa (The Spirit of Succes: Jalan Meraih Mimpi, halaman 146).
Menurut M.L. Nihwan Sumuranje, membalas omongan sejenis kepada orang yang mengucapkannya, hanya akan membuang-buang tenaga dan waktu. Mengikuti nafsu amarah hanya akan menguras emosi. Ketika kita membelenggu diri karena cemoohan orang lain, sama saja artinya kita mematikan potensi yang kita miliki. Akibatnya, kita tidak berkembang.
Lewat buku The Spirit of Succes: Jalan Meraih Mimpi karya M.L. Nihwan Sumuranje ini semoga dapat memotivasi para pembaca untuk selalu berusaha berbuat baik terhadap sesama. Salah satu perbuatan baik yang bisa dilakukan ialah dengan menjaga mulut dari mengucapkan kata-kata yang menyakiti hati orang lain.
***
Tag
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel Oregades: Pilihan Pembunuh Bayaran, Bertarung atau Mati
-
Dari Utas viral, Film Dia Bukan Ibu Buktikan Horor Nggak Lagi Murahan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
Terkini
-
Dulu Cuma Khayalan, 7 Pekerjaan Aneh Ini Sekarang Gajinya Bikin Ngiler!
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Yuk, Mulai Zero Waste Lifestyle!
-
Rangga & Cinta Sukses di Busan, Kini Siap Tayang di Festival Film Hawaii
-
Good Intention, Bad Impact: Saat Kasih Sayang Orang Tua Justru Menyakitkan
-
Jumlah Pengangguran Tinggi, Benarkah Gen Z Cenderung Pilih-Pilih Pekerjaan?