Mieko Kawakami menjadi salah satu penulis Jepang yang makin dikenal dewasa ini. Dengan penerjemahan karya-karyanya yang makin gencar dilakukan, nama Kawakami pun turut mewarnai penyebaran karya sastra di dunia. Kawakami memang bukan pengarang baru di Jepang sendiri. Sebelumnya, ia terlebih dahulu dikenal sebagai penyair, penulis lagu dan penyanyi. Pun, pengalaman hidupnya tak kalah beragamnya: Ia pernah menjadi idol, hostes di bar, sampai memutuskan menjadi penulis penuh di sela kesibukannya sebagai seorang ibu tunggal.
Lahir di Osaka, Kawakami tumbuh dari keluarga yang biasa saja selain fakta kalau ibunya juga seorang ibu tunggal. Keadaan itu lantas memaksanya untuk bekerja kala usianya masih muda. Atas keadaan itu pula, timbul sejumlah kesadaran terkait ketidakadilan di ranah gender dan sosial yang lambat-laun disadari oleh Kawakami. Ketidakadilan itu ada di sekitarnya, bahkan menimpanya sebagai seorang perempuan, terlebih statusnya kini yang menjadi ibu tunggal.
Selanjutnya, dari kesadaran akan ketidakadilan tersebut, maka Kawakami ingin sesuatu yang mengubahnya. Dan kita bisa menemui semangat dan gagasan itu dari karya-karya yang ia tulis. Sejak itu pula, Kawakami seolah menegaskan dirinya sebagai seorang penulis feminis. Corak karyanya adalah perjuangan untuk mengenyahkan ketidakdilan yang menimpa kaum perempuan, yang memberi dampak terhadap masyarakat luas, bahkan terhadap laki-laki yang terjebak dalam situasi yang patriarkis. Selain itu, karyanya dikenal dengan kualitas puitisnya yang membalut banyak isu yang dijajaki Kawakami, dari mulai sejumlah pertanyaan-pertanyaan etis atau norma di masyarakat sampai soal dilema-dilema yang dialami oleh masyarakat modern.
Sejak mengawali debutnya sebagai penyair pada tahun 2006, kemudian merilis novel pertamanya pada tahun 2007 (Novela berjudul Egoku, Gigiku, dan Dunia), Kawakami telah menulis sejumlah karya dari mulai naskah lagu, cerita pendek, sampai novel. Karyanya telah tersebar ke hadapan khalayak atau para pembaca di Jepang itu sendiri. Dari sekian banyaknya karya-karyanya itulah, kita bisa mendapati sejumlah karyanya yang sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris atau Indonesia. Kendati keberadaan karya-karya itu belum mencakupi keseluruhan karya yang ditulis oleh Kawakami, tetapi karya-karya itu tetap menjadi representasi dari gagasan dan semangat yang ia keluarkan.
Adapun terkait apa saja karya yang bisa kita lirik dalam edisi bahasa Inggris atau Indonesia-nya, kita bisa melihatnya dalam penjabaran berikut ini:
1. Breasts and Eggs
Kali pertama rilis sebagai novela pada tahun 2008 dengan judul Natsumonogatari, karya ini yang mengantarkan Kawakami sebagai pemenang penghargaan Akutagawa Award di tahun yang sama. Selanjutnya, pada tahun 2020, penerjemahan karya ini dilakukan, sekaligus juga Kawakami menambahkan bagian kedua dari karya tersebut. Maka, keluarlah judul Breasts and Eggs (Picador, 2020). Karya ini pula yang mengantarkan nama Kawakami hingga dikenal publik internasional. Corak feminisme yang menjadi identitasnya pun begitu tergambarkan dalam novel ini. Breasts and Eggs banyak berbicara mengenai ranah keperempuanan, dari mulai gambaran perjuangan ibu tunggal, kegamangan remaja yang baru menstruasi, sampai eksistensi dari donor sperma.
2. Heaven
Setelah merilis Breasts and Eggs, setahun kemudian novel Heaven (Picador, 2021), diterbitkan edisi bahasa Inggris-nya. Sedikit berbeda dengan novel fenomenalnya itu, kali ini dalam Heaven, Kawakami mengfokuskan ceritanya pada kehidupan remaja Jepang tahun 90-an. Gambaran kehidupan mereka sedemikian menyayat: betapa isu perisakan masih menjadi hal yang lumrah, dan lingkungan sekolah tidak menjadi tempat yang aman bagi sejumlah korban dari praktik perisakan tersebut. Lebih dari itu, Kawakami juga menghadirkan permenungan terkait norma dan nilai antara yang benar dan yang salah berdasarkan nilai-nilai filosofis tertentu. Karya itu lantas yang membuatnya tidak sebatas cerita remaja SMP pada umumnya, sebab isu yang dibawakan oleh Kawakami dalam cerita itu merupakan isu besar dan masih terjadi sampai hari ini, juga dalam memandang isu tersebut, Kawakami menawarkan sejumlah rekonstruksi nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat.
3. Ms. Ice Sandwich
Sebelum dua novel di atas rilis, sebenarnya Kawakami terlebih dahulu merilis satu novela, yaitu Ms. Ice Sandwich (Pushkin Press, 2018). Novela ini berkisah mengenai obsesi bocah SD yang tertarik kepada seorang perempuan penjaga kedai roti lapis di minimarket di kotanya. Premis novel ini sederhana, dan kisahnya sendiri memang mudah diikuti, terlebih penggunaan bahasa yang strukturnya sederhana sekaligus asyik, sebab mewakili usia anak itu yang masih kecil. Kendati begitu, novela ini cukup baik dalam menggambarkan bagaimana proses berikut kekhawatiran seorang bocah yang hendak beranjak remaja. Di samping itu, kisah mengenai persahabatan, kehangatan keluarga, dan keharuan atas sebuah perpisahan bisa kita dapati di dalam novela ini.
4. All the Lovers in the Night
Judul ini merupakan karya terbaru Kawakami yang rilis pada tahun 2020. Lebih tepatnya, bulan Juli nanti. All the Lover in the Night (Picador, 2022), tampak berpijak pada kisah yang nuansanya mirip dengan Breasts and Eggs, bahwa kisah kehidupan perempuan urban menjadi pusat dari ceritanya. Dan lagi, novel ini mengangkat kisah orang-orang yang dekat dengan profesi menulis, dari seorang editor, orang di industri perbukuan, sampai penulis sendiri. Kendati baru potongan-potongan ceritanya yang bisa dinikmati oleh calon pembacanya, tetapi tetap, sebagai buku yang akan rilis beberapa bulan ke depan, novel ini telah menyita banyak perhatian. Publik global cukup penasaran akan kisah di dalam novel ini.
Demikianlah empat karya Mieko Kawakami yang bisa kita baca dan nikmati. Dari empat judul tersebut, hanya Breasts dan Eggs yang edisi bahasa Indonesia bisa kita temui. Novel ini diterjemahkan dengan judul Susu dan Telur (Moooi Pustaka, 2021). Adapun yang lainnya, tetap bisa kita nikmati dari edisi bahasa Inggris-nya sudah bisa kita temukan di beberapa toko buku daring di Indonesia.
Baca Juga
-
Menyimak Haru dalam Kepingan Misteri Novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya
-
Gambaran Isu Lingkungan dalam Novel "KSCNKYMT" Karya Luis Seplveda
-
Kesadaran dan Perjuangan Merebut Ruang Alam dalam Novel "Tahun Penuh Gulma"
-
Gambaran Peliknya Relasi Pertemanan dalam Novel 'Pencuri Amatir'
-
Menilik Teknik Foreshadowing dalam Novel Orang-Orang Oetimu
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
5 Rekomendasi HP 5G Rp 5 Jutaan, Terbaik November 2024
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
4 Rekomendasi HP Samsung Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024
Ulasan
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Tetap Kuat Menjalani Hidup Bersama Buku Menangis Boleh tapi Jangan Menyerah
Terkini
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Shin Tae-yong Panggil Trio Belanda ke AFF Cup 2024, Akankah Klub Pemain Berikan Izin?