Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Tuan Typo
seorang ibu mengajari anaknya. (Unsplash)

Pendidikan karakter menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Tak ada batasan usia minimal atau maksimal untuk memahami pentingnya pendidikan karakter. Sejak anak mulai bisa memahami maksud ucapan orang tuanya atau orang sekitar, sejak saat itu pula anak dapat diajarkan pendidikan karakter.

Pendidikan karakter sendiri sangat luas dan mencakup banyak hal-hal sederhana yang terkadang luput dari perhatian. Sebagian orang bahkan menganggapnya sepele dan akhirnya mengabaikan hal tersebut. 

Orang tua kerap abai akan pentingnya menanamkan pendidikan karakter pada anak. Padahal, waktu yang paling tepat untuk mengajari anak perihal karakter adalah saat anak masih aktif berpikir dan mengenal sekitar.

Otak anak masih dipenuhi imajinasi dan pertanyaan mengenai lingkungan mereka. Orang tua tidak bisa membebankan tugas ini kepada guru di sekolah, karena pendidikan karakter perlu pendekatan khusus agar lebih mudah mencapai target.

Berikut dua hal yang bisa menjadi perhatian bagi orang tua di rumah tentang pentingnya menanamkan pendidikan karakter sejak usia dini

Etika berkomunikasi

Etika dalam berkomunikasi sangat penting ditanamkan sejak dini. Anak yang baru bisa berbicara tentu akan mengucapkan kata yang sering ia dengar. Terkadang, orang tua atau orang yang lebih tua yang ada di sekitar si anak, tanpa sengaja mengucapkan sesuatu yang tidak pantas.

Di usia yang masih sangat muda, si anak akan menangkap begitu saja kata yang ia dengar kemudian mengucapkannya. Sebagai orang terdekat, kita perlu memberi arahan pada anak agar tidak mengucapkan kata seperti itu lagi.

Mungkin akan sulit karena anak tidak paham kalau itu sesuatu yang salah. Orang tua harus sabar memberi arahan atau bimbingan secara berulang-ulang sampai anak mengerti.

Cara memperlakukan orang lain

Mungkin sudah menjadi hal yang lumrah saat anak kecil berkelahi, bahkan sampai adu pukul. Sebagai orang yang sudah lebih dewasa, kita harus memberi arahan kepada anak bahwa kekerasan bukan hal yang baik untuk dilakukan.

Sama halnya dengan menjarkan anak etika berkomunikasi, mengajarkan anak untuk cinta damai dan bisa menghargai orang lain butuh kesabaran dan waktu yang tidak sebentar.

Namun, meski menjemukan, hal ini menjadi tanggung jawab orang tua sebagai orang terdekat mereka. Ada banyak kasus yang terjadi di sekitar kita sebagai dampak kurangnya pendidikan karakter pada anak. Seperti kasus perundungan yang kerap kita temui baik di lingkungan sekolah, lingkungan kerja, maupun sosial media. 

Hal ini menjadi bukti bahwa pendidikan karakter di negeri ini masih sangat kurang. Saat anak sudah tumbuh dewasa, akan sulit untuk mengarahkan mereka karena pemikiran yang salah itu sudah tertanam sejak mereka masih kecil.

Untuk itu, mari kita tanamkan pendidikan karakter pada anak sejak usia dini demi menjaga kedamaian dan kesejahteraan bersama. Jangan biarkan kasus perundungan atau kasus yang menjadi dampak dari kurangnya pendidikan karakter semakin meluas. Jika bukan kita yang memulai, siapa lagi?

Tuan Typo