Untuk yang belum pernah baca buku Hamka, menurutku buku ini sangat bisa menggambarkan penulisan-penulisan Hamka di semua buku-bukunya yang udah pernah kubaca. Gaya biasa Hamka yang khas, dan selalu lain dari yang lain.
Penuh dengan makna-makna tersirat. Yang unik, meski kalimat yang disampaikan itu kasar, Hamka bisa membuat tulisannya tetap halus dan tanpa kasar sedikitpun. Gaya penulisan ini yang berhasil membuatku suka sama karya-karya beliau, dan tertarik untuk baca lebih banyak.
Buku ini menceritakan tentang seorang laki-laki bernama Leman yang udah berumah tangga dengan seorang perempuan bernama Poniem. Keduanya sudah membangun rumah tangga ini selama 10 tahun. Mulai dari keduanya sama-sama hidup susah, sampai akhirnya jadi kaya raya.
Poniem berasal dari Jawa, sementara Leman dari Minangkabau. Sebelum keduanya sama-sama memutuskan untuk menikah, orang-orang di tempat Leman melarangnya untuk menikahi perempuan yang bukan dari Minangkabau. Tapi saat itu Leman tetap memutuskan buat menikahi Poniem, sampai akhirnya 10 tahun pernikahan mereka, cobaan itu mulai datang.
Leman berhadapan dengan dua pilihan. Antara menikah lagi dengan salah satu perempuan muda yang namanya Mariatun, atau tetap sama Poniem yang sebetulnya udah kenal jauh lebih lama. Poniem juga yang selalu ada buat Leman selama ia hidup susah, dan Poniem selalu mau berusaha dan kerja keras membantu Leman.
Leman tidak tahu bahwa orang-orang di kampungnya yang mendesak dia bukan nikah sama Mariatun bukan semata-mata karena Mariatun dari Minangkabau, tapi punya maksud lain yang mungkin Leman tidak sadari.
Mulai buat aku emosi ketika Leman akhirnya memutuskan untuk menikah lagi dengan Mariatun karena merasa tidak bisa menahan dirinya ketika tahu Mariatun adalah perempuan muda yang cantik. Dibandingkan Poniem, Leman merasa Mariatun jauh lebih "baik" dibanding Poniem. Keputusannya bulat untuk menikah lagi.
Cerita ini menurutku pribadi berhasil bikin emosi dan sakit hati. Melihat Leman yang sebelumnya bersumpah ke Poniem buat selalu ada sama dia dan lain sebagainya, tapi sumpah itu tidak bisa ditepatin. Baik Leman ataupun Poniem menurutku sama-sama diceritain dalam porsi yang sama banyaknya, enggak ada yang mendominasi antara satu sama lain.
Karakternya pun sama-sama kuat. Pembaca bisa merasakan apa yang dirasain Poniem, bagaimana sakitnya perempuan itu ketika tahu Leman menikah lagi. Bagaimana sakitnya Poniem ketika dapet perlakuan tidak adil dari banyak orang. Tapi aku puas banget sama ending cerita ini. Puas banget rasanya bisa ngeliat Poniem hidup dengan pilihannya. Buku dengan jumlah halaman 181 ini aku kasih rating 4 dari 5! Salah satu buku favoritku dari Hamka.
Baca Juga
-
Persiapan Konser "Selamat Ulang Tahun", Nadin Amizah Bagikan Hal Menarik di Instagramnya
-
Novel Shine, Membuka Sisi Gelap Dunia Kpop
-
Perjalanan Karier Ji Chang Wook, Aktor Korea Selatan yang Siap Gelar Fan Meeting di Jakarta
-
3 Rekomendasi Drama Korea dengan Cerita Ringan, Mana Favoritmu?
-
Kenalan dengan Hilman Hariwijaya, Sosok di Balik Cerita Lupus
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Brick: Dinding Misterius yang Menutupi Akses Hidup Manusia
-
The Old Woman with the Knife, Film Laga Solid dengan Karakter yang Impresif
-
4 Spot Foto Bunga-Bunga Cantik di Batu yang Instagramable dan Bikin Betah!
-
Ulasan Novel How to Slay at Work: Rahasia Kelam Bos yang Terlihat Sempurna
-
Review Film Marcello Mio: Anak yang Hidup di Bawah Bayang-Bayang Sang Ayah
Terkini
-
Yogyakarta Gamelan Festival Ke-30: Festival Musik, Seni dan Anak Muda, dengan Spirit Gamelan
-
Setelah Jepang, Novel Hujan Karya Tere Liye Hadir Versi Bahasa Inggris!
-
Onimusha: Way of the Sword, Kebangkitan Epik Setelah Dua Dekade Vakum
-
4 HP dengan Sensor Kamera SONY Mulai 3 Jutaan, Hasil Foto Bening Maksimal!
-
Olivia Rodrigo dan Louis Patridge Ajak Fans Donasi Palestina di Instagram