Film buatan Marvel yang berjudul Dr. Strange in the Multiverse of Madness mulai tayang di bioskop Indonesia sejak 5 Mei lalu. Film ini saya rasa sukses mengguncang dunia film Marvel. Hal ini dikarenakan film ini mempertemukan tokoh Fantastic Four dan Profesor Charles Xavier yang merupakan salah satu tokoh dalam serial X-Men. Selain itu, ada juga aktor yang merupakan keturunan Indonesia, yaitu Topo Wresniwiro yang berperan sebagai Hamir.
Dikisahkan dalam film, Dr. Strange atau Dr. Stephen bermimpi hendak mengambil kekuatan seorang gadis yang dapat membuka portal menuju semesta yang lain. Namun, Dr. Strange kalah dan si gadis berhasil membuka portal menuju semesta Dr. Strange yang sedang bermimpi. Semesta yang dihadapi oleh Dr. Strange ternyata bukanlah mimpi. Hal ini dibuktikan dengan adanya makhluk aneh yang menyerang semesta tersebut dan mempertemukannya dengan gadis yang ada dalam mimpinya.
Rupanya gadis itu membawa jasad Dr. Strange ke semesta itu dan diperlihatkan kepada Dr. Strange yang lain di semesta itu. Dr. Strange hampir tidak percaya. Lalu ia menanyakan nama gadis itu. Awalnya, ia enggan menjawab. Tetapi Dr. Strange meyakinkan dirinya bahwa ia berbeda dengan Dr. Strange yang hampir merebut kekuatannya dalam mimpi. Gadis itu mengaku bahwa ia bernama America Chavez. Ia bersama temannya yang bernama Wong akhirnya membawa gadis itu ke Kamar-Taj agar aman.
Pertemuannya dengan America Chavez membawa dampak yang buruk untuk semua semesta. Apabila ada hal yang dilanggar, maka bisa menyebabkan inkursi pada semua semesta dan ia harus memperbaikinya. Wanda adalah salah satu musuh yang harus dihadapi dalam film ini. Ia membuka dan menerapkan mantra-mantra dalam kitab darkhold dengan tujuan untuk bertemu dengan anaknya. Ia menerapkan salah satu mantra yang menyalahi aturan semesta, yaitu dreamwalking. Untuk memudahkan ia bertemu dengan anaknya, ia menginginkan America Chavez untuk membukakan portal menuju ke semesta lain. Ia tidak memikirkan bagaimana perasaan dirinya di semesta lain jika anak-anaknya dibawa menuju semestanya.
Untuk mengakhirinya, Dr. Strange membuka mantra dalam darkhold dan melakukan dreamwalking dari semesta lain sebelum Wanda berhasil mengambil kekuatan America. Di semesta itu, hanya ada jasad Dr. Strange yang sebelumnya dibawa oleh America. Di situlah letak kesalahan Dr. Strange. Ia menggunakan jasadnya untuk mengalahkan Wanda. Pada saat itu, Dr. Strange berhasil meyakinkan America agar ia menggunakan kekuatannya pada saat yang tepat. America membuka portal menuju semesta lain yang mempertemukannya dengan kedua anak Wanda. Sayangnya, kedua anak Wanda di semesta lain menganggapnya sebagai penyihir. Wanda pada semesta tersebut membujuk Wanda agar ikhlas. Akhirnya, Wanda mengalah dan menghancurkan darkhold dari semua semesta.
Film ini berakhir dengan happy ending. Tentu saja endingnya menggantung. Dr. Strange hidup damai di semestanya. Pada suatu hari, Dr. Strange menerima konsekuensi untuk mengorbankan dirinya pada darkhold karena ia telah membaca dan menggunakan dreamwalking. Selain itu, ia harus memperbaiki inkursi pada semua semesta. Mungkin, Dr. Strange yang akan datang akan membahas mengenai bagaimana cara Dr. Strange memperbaiki inkursi. Apakah Dr. Strange bisa berubah menjadi antagonis? Kita tunggu saja.
Baca Juga
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Angkara Murka: Horor dan Kekuasaan di Balik Gelapnya Tambang
-
Ulasan Novel The Three Lives of Cate Kay: Antara Karier dan Keluarga
-
Film Komedi Kinda Pregnant, Kebohongan Kehamilan Menjadi Realita Emosional
-
6 Rekomendasi Wisata Air Terjun di Sumba, Ada yang Mirip Niagara
-
Review Film Lilo & Stitch: Live-Action yang Cuma Dibikin Ulang?
Terkini
-
Netflix Buka Suara Soal Yeji ITZY Gabung Alice in Borderland Season 3
-
4 Klub Unggas Sudah Berjaya di Tahun 2025, tapi Masih Ada Satu Lagi yang Harus Dinantikan!
-
Haechan akan Merilis Lagu The Reason I Like You, OST Second Shot At Love
-
Film Animasi KPop Demon Hunters Umumkan Jajaran Pengisi Suara dan Musik
-
Wacana BRI Liga 1 Tambah Kuota 11 Pemain Asing, Ini 3 Dampak Negatifnya