Sitayana berasal dari singkatan Sita Ayana. Artinya perjalanan Sita. Demikian pula isi novel Sitayana yang dianggit Cok Sawitri, sastrawan asal Bali, diterbitkan Gramedia Pustaka Utama: memaparkan perjalanan Sita sejak disunting Rama hingga dicampakkan olehnya lantaran purba sangka.
Novel ini ditulis saat pengarangnya mengikuti residensi kepenulisan di Amerika Serikat yang diselenggarakan Komite Buku Nasional dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sebagaimana karya-karya Cok Sawitri lainnya, Sitayana sarat pembelaan terhadap perempuan yang kerap mengalami ketidakadilan dan diskriminasi, juga gugatan terhadap kesewenang-wenangan yang dipertontonkan lelaki secara pongah.
Adalah Sita, putri jelita yang dilahirkan dari bumi, diangkat anak oleh Raja Janaka. Dalam sayembara yang diadakan penguasa Mithila, Rama berhasil memenangkannya, dengan hadiah: memperistri Sita.
Tentu, Rama menikahi Sita tanpa cinta. Semata untuk unjuk kebanggaan diri di hadirat ksatria seluruh negeri betapa dialah pemuda andalan terdepan yang dapat mengalahkan semua.
Kembali ke istana Ayodya, Rama yang lahir sebagai anak sulung Raja Dasarata, gagal dalam suksesi di kerajaan milik Wangsa Raghu tersebut. Sebab, di masa silam, Raja Dasarata telah berjanji bahwa anak istri kedua atau anak Kaikeyi-lah yang berhak menduduki tampuk kepemimpinan.
Maka, naiklah Bharata menggeser kakak tirinya. Bharata sendiri enggan menjadi raja. Tetapi desakan sang ibu memaksanya menerima keputusan tersebut.
Guna meyakinkan betapa Rama tidak bakal mengganggu kepemimpinan Bharata, anak sulung itu harus menerima untuk menjalani masa pembuangan di rimba raya selama belasan tahun ditemani sang istri, Sita, didampingi Laksamana.
Seperti cerita hang telah diketahui, Sita kemudian diculik Rawana, dibawa ke Kerajaan Alengka. Bedanya dengan cerita lain-lain, dalam Sitayana dikisahkan betapa penculikan Sita mendorong Rama mencari bantuan, bukan lantaran cinta atau kasih yang besar kepada sang istri. Ikhtiar itu semata-mata didorong rasa kepemilikan yang terusik. Juga jiwa ksatria yang tersinggung.
Singkat cerita, dengan bantuan pasukan kera, Rama berhasil membebaskan Sita dari Alengka. Namun kembali ke Ayodya, Sita juga dihujani aneka prasangka dan curiga, betapa dia tidak suci lagi.
Betapa api cobaan untuk menguji kesuciannya selepas dari Rawana, dapat terlewati, bukan karena Sita sendiri suci, melainkan karena pengaruh kesaktian Rawana. Demikian gunjing lirih maupun terang-benderang keluarga kerajaan.
Di sinilah Rama yang sejatinya tidak berkepribadian mantap lagi tangguh, merasa goyah. Dia membuang Sita ke petapaan tanpa batas bilangan tahun. Tanpa kejelasan status juga kepastian masa depan. Semata murni karena Rama tidak tahan dengan gunjing yang beredar di lingkaran istana Ayodya.
Dalam Sitayana ini, pembaca ditunjukkan betapa mencla-mencle-nya sosok Rama. Betapa rapuh, peragu, dan tidak kokoh kepribadian juga wataknya. Sebaliknya, tokoh Rawana yang selalu disimbolkan sebagai lambang kejahatan justru dipaparkan memiliki jiwa jantan, pengayom, serta bertanggung jawab. Kendati sempat berbuat tak pantas, di akhir-akhir, Rawana justru menyuguhkan perilaku terpuji.
Baca Juga
-
Pelajaran Tekad dari Buku Cerita Anak 'Pippi Gadis Kecil dari Tepi Rel Kereta Api'
-
Cerita-Cerita yang Menghangatkan Hati dalam 'Kado untuk Ayah'
-
Suka Duka Hidup di Masa Pandemi Covid-19, Ulasan Novel 'Khofidah Bukan Covid'
-
Akulturasi Budaya Islam, Jawa, dan Hindu dalam Misteri Hilangnya Luwur Sunan
-
Pelajaran Cinta dan Iman di Negeri Tirai Bambu dalam "Lost in Ningxia"
Artikel Terkait
-
5 Potret Gaya Artis di Gender Reveal Anak Ria Ricis, Ada Shireen Sungkar dan Paula Verhoeven
-
5 Hal yang Dilakukan Perempuan Ketika Tidak Bisa Mengungkapkan Perasaannya
-
5 Fakta Wanita di Cianjur Punya Suami Dua, Diusir Warga dan Pakaiannya Dibakar
-
Poligami dari Tiga Sudut Pandang, Meneropong Isi Novel Istana Kedua
-
Pergulatan Perempuan dalam Revolusi Kemerdekaan, Ulasan Kejatuhan dan Hati
Ulasan
-
Review Film Princess Mononoke: Mahakarya Studio Ghibli yang Abadi
-
Review Buku Filosofi Teras: Ajaran Kuno Stoa yang Masih Relevan di Hari Ini
-
Review Film Pools: Pesta, Duka, dan Kenangan yang Tertinggal di Dasar Kolam
-
Review Film My Beloved Stranger: Kisah Penyesalan yang Mendalam
-
Ulasan Novel Mrs Spy: Perempuan Biasa dengan Misi Mematikan
Terkini
-
Bek Asing Persib Bandung Beberkan Tantangan Main di BRI Super League
-
Anti Repot, Tetap Cantik! Ini 4 OOTD Feminin Simpel ala Belle KISS OF LIFE
-
Dari Mimbar Megah hingga Meme: Mengurai Paradoks Kritik di Indonesia
-
Batal Lawan Kuwait, Timnas Indonesia Bisa Dapatkan 2 Keuntungan Jika Ajak Vietnam Beruji Tanding
-
Menendang Stereotip: Futsal Perempuan Mengubah Persepsi