Setiap muslim mestinya harus belajar tentang ajaran agamanya. Tentang apa saja yang boleh dilakukan dan hal-hal yang dilarang melakukannya. Setiap hukum yang telah ditetapkan dalam Islam, tentu ada alasan dan konsekuensinya.
Jangan sampai mengaku muslim tapi tak mau mengenali ajaran agamanya sendiri. Jangan sampai mengaku sebagai orang Islam tapi enggan melaksanakan perintah-Nya, misalnya enggan menunaikan salat lima waktu, enggan mengerjakan kebajikan seperti sedekah, zakat, dan seterusnya. Jangan sampai identitas muslim hanya tertera di KTP saja tapi perilakunya sangat bertolak belakang dengan ajaran-ajaran agamanya.
Bayangkan seandainya Islam adalah sahabat kita. Kita tentu akan berusaha mengenal karakter, kesukaan, hobi, warna favorit, makanan kesukaan, hal-hal yang dibencinya, dan semuanya yang berhubungan dengan sahabat kita. Kita tidak sekadar tahu namanya, tapi juga tahu luar dalamnya, tahu kepribadiannya. Kita tahu segalanya dari A sampai Z. Artinya kita berusaha memahami Islam yang tidak setengah-setengah (halaman 3).
Kalau kita sudah siap menjadi muslim, berarti kita harus siap memberikan keselamatan dan kedamaian bagi orang-orang di sekeliling kita, baik muslim maupun nonmuslim. Tak hanya itu, tapi juga keselamatan dan kedamaian buat lingkungan sekitar kita, baik hewan maupun tumbuhan. Apalagi Islam itu agama cinta kasih, jadi kita mesti berbagi kasih antarmakhluk di planet bumi ini. Rasulullah dalam hadis riwayat Tirmidzi (No. 1845) menjelaskan, “Siapa yang tak mengasihi manusia, maka Allah tak akan mengasihinya” (halaman 8).
Dalam buku Bukan Islam KTP karya Reza Elfarizi dan Jahar diuraikan tentang cara merawat iman agar selalu sehat dan tak mudah sakit. Di antaranya adalah memperbanyak baca Alquran dan memahami artinya. Selalu menyempatkan waktu untuk membaca Alquran. Ayat-ayat Alquran dipercaya ampuh menjaga keimanan bahkan meningkatkan kadar iman. Selalu ingat Allah dengan berzikir, menjaga diri dari maksiat (karena maksiat bakal dengan mudah melumpuhkan iman), dan memperbanyak baca buku-buku agama dan bermanfaat seperti buku motivasi, fikih praktis, kisah-kisah Nabi, juga termasuk upaya atau cara untuk merawat iman agar selalu sehat dan tak gampang sakit.
Terbitnya buku Bukan Islam KTP (Quanta, 2015) dapat dijadikan sebagai salah satu sumber rujukan bagi kaum muda untuk memahami agama Islam dengan baik. Jangan lupa, kaum muda mestinya harus meningkatkan kualitas dirinya dengan cara terus belajar, memperbanyak ilmu pengetahuan, misalnya dengan banyak membaca beragam jenis buku dan juga berguru kepada para tokoh ulama, kiai, atau ustaz. Semoga ulasan buku ini bermanfaat.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Mengubah Derita Menjadi Bahagia, Menjadikan Hidup Makin Berarti
-
Muak Diminta Kembali Peluk Agama Islam, Salmafina Sunan: Banyak Pelajaran Yang aku Ambil dari Ibu
-
Ulasan Buku 'Lelucon Para Koruptor,' Ketika Penjara Tak Membuat Jera
-
Heidy Sunan Ulang Tahun, Salmafina Meradang Diminta Balik ke Agama Islam
-
Ulasan Buku 'Pada Suatu Senja Aku Jatuh Cinta', Pentingnya Berwajah Ramah
Ulasan
-
Review Series House of Guinness: Skandal dan Sejarah yang Sayang Dilewatkan
-
Mengenal Eksotika Jabal Magnet: Barisan Bukit Memukau di Dekat Kota Madinah
-
Novel Luka Perempuan Asap: Cerita tentang Perempuan dan Alam yang Tersakiti
-
Makna Perjuangan dan Cinta di Balik Novel Lotus In The Mud
-
Ulasan Novel Dorm Du: Saat Sekolah Jadi Tempat Menguji Rasa Takut & Berani
Terkini
-
Gaya Macho ala Bae Nara: Sontek 4 Ide Clean OOTD yang Simpel Ini!
-
Empat Tokoh Mengkaji Oase Gelap Terang Indonesia di Reuni FAA PPMI
-
Bukan Kaleng-Kaleng! 5 Laptop 7-10 Jutaan Paling Worth It Tahun Ini
-
Scarlett Johansson Buka Suara Soal Rumor Perannya di Tangled Live-Action
-
BRI Liga 1: Nermin Haljeta Harap PSIM Yogyakarta Bisa Jaga Tren Positif