Bagi sebagian manusia, masa-masa duduk di bangku perkuliahan merupakan masa untuk mematangkan diri. Di masa inilah idealisme mereka mulai tumbuh dan terkadang menjadi keras karena berbenturan dengan orang lain. Bahkan, tak jarang pula di masa ini terjadi perenggangan hubungan persahabatan karena perbedaan konsep dan pemikiran yang diserap oleh masing-masing individu. Namun, kematangan dalam bersikap menjadi satu-satunya hal yang bisa membuat semua keputusan yang diambil menjadi sebuah pilihan yang tepat. Seperti yang terjadi pada dua pahlawan kita di film 21 Jump Street lalu, yang harus kembali mengemban tugas berat di film 22 Jump Street kali ini.
Setelah berhasil mengemban misi untuk membongkar obat-obatan terlarang yang menyebar di kalangan siswa SMA, duo polisi debutan, Jenko (diperankan oleh Channing Tatum) dan Schmidt (diperankan oleh Jonah Hill) kembali mendapatkan tugas berat untuk memecahkan sebuah kasus besar di perguruan tinggi.
Bisa ditebak, sama seperti ketika memecahan kasus di kalangan anak-anak SMA lalu, keduanya pun kini harus menyamar menjadi mahasiswa di kampus target.
Namun bedanya, ketika menyamar di SMA mereka tertukar dalam hal skill dan minat, maka tidak demikian halnya ketika bertugas di perguruan tinggi ini. Jenko yang memiliki basic kegiatan berotot, kali ini bergabung bersama dengan tim sepak bola kampus, sementara Schmidt yang memiliki basis otak dan keterampilan, tergabung dalam dunia seni bohemian.
Namun sayangnya, seiring dengan perjalanan misi, keduanya kerap kali bersilang pendapat dan berbeda arah sehingga saling mempertanyakan komitmen masing-masing. Di sisi lain, keduanya juga harus menyelesaikan kasus yang dibebankan kepada mereka. Kira-kira, mereka akan melakukan apa saja ya untuk menyelesaikan kasus tersebut? Lalu, bagaimana cara mereka berdamai satu sama lain? Semuanya ada di film 22 Jump Street ini ya teman-teman.
Bagi yang sudah menonton film sebelumnya, teman-teman pasti akan faham dengan film yang kedua ini. selain masih menawarkan kekocakan-kekocakan yang incidental, film ini juga masih menyisipkan “ciri khas” dari mereka berdua, yakni bertindak ceroboh ketika melakukan sesuatu, sehingga berujung pada suatu kegagalan.
Bagaimana, semakin penasaran dengan film 21 Jump Street, bukan? Silakan menuju layanan streaming kesayangan masing-masing, ya!
Baca Juga
-
4 Klub Unggas Sudah Berjaya di Tahun 2025, tapi Masih Ada Satu Lagi yang Harus Dinantikan!
-
Harapan Pupus! Ada 2 Alasan Kekalahan MU dari Spurs Kali Ini Terasa Jauh Lebih Menyakitkan
-
Gagal Juara Europa League, Tottenham Benar-Benar Berikan Musim Menyakitkan bagi Iblis Merah
-
Kevin Diks, Sandy Walsh dan Cara Semesta Beri Kesempatan Pemain Reserve Berbakti ke Timnas
-
Kalah di Final Europa League, Tak Ada Kebanggaan yang Dibawa MU dalam Lawatan Asia Tenggara
Artikel Terkait
Ulasan
-
Goa Rangko, Wisata Alam Permata Tersembunyi di Nusa Tenggara Timur
-
Review Film Angkara Murka: Horor dan Kekuasaan di Balik Gelapnya Tambang
-
Ulasan Novel The Three Lives of Cate Kay: Antara Karier dan Keluarga
-
Film Komedi Kinda Pregnant, Kebohongan Kehamilan Menjadi Realita Emosional
-
6 Rekomendasi Wisata Air Terjun di Sumba, Ada yang Mirip Niagara
Terkini
-
Nubia Neo 3 GT Raih Penghargaan MURI Smartphone AI Virtual Assistant Pertama
-
Sudah Baca Buku Self-Improvement, Tapi Kenapa Hidup Masih Berantakan?
-
Malaysia Masters 2025: Apri/Febi Satu-satunya Wakil Indonesia di Semifinal
-
Netflix Buka Suara Soal Yeji ITZY Gabung Alice in Borderland Season 3
-
4 Klub Unggas Sudah Berjaya di Tahun 2025, tapi Masih Ada Satu Lagi yang Harus Dinantikan!