Kematian adalah sebuah keniscayaan. Setiap makhluk hidup kelak akan berjumpa dengan kematian. Yang paling penting bagi kita adalah mempersiapkan kematian tersebut dengan indah.
Ya, setiap orang tentu mendambakan kelak bisa meninggalkan dunia ini dengan tenang, berakhir dengan baik. Dalam bahasa agama dikenal dengan kematian yang husnul khatimah.
Ada penjelasan menarik yang saya peroleh dalam buku karya Muhammad Arifin Rahman, berjudul “Siapkah Engkau Menghadapi Sakitnya Maut?” Dijelaskan bahwa orang yang sudah mati terputuslah seluruh aktivitas kehidupannya. Ia tidak bisa menabung dan berinvestasi untuk kehidupan akhiratnya lagi, kecuali ia memiliki “bisnis” yang bisa terus meningkatkan tabungan dan investasi akhiratnya. Apa saja bisnis yang bisa meningkatkan tabungan dan investasi akhirat meski seseorang sudah mati? Jawabannya ada tiga, yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak salih yang mendoakan orangtuanya.
Sedekah jariyah adalah sedekah yang manfaatnya bisa dirasakan dalam waktu yang panjang. Meski orang yang bersedekah itu sudah meninggal dunia, tapi manfaat sedekahnya masih terus dirasakan oleh orang-orang yang menerima sedekahnya. Bahkan, kalau perlu, manfaat sedekahnya dapat dirasakan sampai akhir zaman (halaman 182).
Aktivitas di dunia yang juga dapat meningkatkan tabungan dan investasi akhirat meski sudah meninggal dunia adalah ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat merupakan ilmu yang diamalkan dan diajarkan kepada orang lain. Sehingga, orang yang menerima ilmu yang diajarkannya tersebut juga mengamalkan ilmunya. Ilmu yang bermanfaat semacam inilah yang dapat meningkatkan tabungan dan investasi akhirat, meski orang yang memiliki ilmu tadi telah meninggal dunia (halaman 186).
Selanjutnya terkait anak yang shalih, Muhammad Arifin Rahman dalam buku terbitan Diva Press ini menuturkan: beruntunglah dan bersyukurlah orangtua yang memiliki anak shalih. Sebab, anak tersebut dapat menambah tabungan dan investasi akhirat kedua orangtuanya ketika keduanya sudah tidak mampu berbuat apa-apa lagi.
Anak shalih, sebagaimana dijelaskan oleh Masykur Arif dalam buku “Bahagianya Punya Anak Shalih dan Shalilah” adalah anak yang memiliki pribadi dan akhlak mulia, selalu berbuat kebaikan dan senantiasa mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya (halaman 189).
Mudah-mudahan terbitanya buku ini dapat memotivasi para pembaca agar selalu berusaha meningkatkan amal ibadah sebagai bekal menuju kematian. Semoga ulasan ini bermanfaat.
***
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Komandan Kompi D Brimob Wamena AKP Rustam Dituntut Bayar Uang Kepala Rp5 Miliar Kepada Keluarga Bripda Diego Rumaropen
-
Jangan Anggap Sepele! Inilah 3 Hal yang Disukai Cewek dari Cowok
-
Pengalaman Belanja Buku di Toko Online, Ternyata Bukunya Bau Ompol Tikus
-
5 Hal yang Membuatmu Sulit Diterima oleh Orang Lain, Yuk Perbaiki!
-
Juru Kunci Makam: Persahabatan Anak-anak Kaum Marginal
Ulasan
-
Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba - Infinity Castle: Awal dari Akhir Perjalanan Tanjiro Kamado
-
Ulasan Buku Make It Happen, Now! Panduan Perencanaan Finansial Keluarga
-
Ulasan Novel Notes on an Execution: Catatan Terakhir Seorang Terpidana Mati
-
Review Film The Bad Guys 2: Kombinasi Sempurna Antara Aksi dan Komedi!
-
Novel Onwards and Upwards: Perjalanan Wanita Paruh Baya Menemukan Harapan
Terkini
-
Apresiasi Erick Thohir untuk Sumatera Utara Usai Sukses Gelar Piala Kemerdekaan 2025
-
Maarten Paes Cedera dan Tak Bisa Bela Timnas, 4 Pemain Ini Siap Gantikan!
-
Komunitas Buku sebagai Safe Space: Pelarian dari Kegaduhan Dunia Digital
-
Ceria dan Penuh Energi, NCT Wish Siap Warnai Dunia Lewat Lagu Baru 'Color'
-
OOTD Gaeul IVE: 4 Gaya Kasual yang Fleksibel Buat Segala Momen