Kalau berbicara tentang kafe, langsung terbesit kata kopi di dalam otakku. Sepertinya juga tepat untuk menggambarkan kisah pada kafe di novel ini. Kafe yang bernama Funiculi Funicula, nama yang cukup unik. Namun, yang unik dari kafe ini adalah, tentang kafe yang dapat menjelajahi waktu.
Rating untuk buku ini adalah 15+
Awalnya, saya tertarik dengan buku ini karena covernya. Menurut saya, covernya sangat indah. Dan juga, saya tertarik dengan buku ini karena di tahun 2021 lalu banyak yang mereview tentang buku ini. Tapi, saya baru sempat baca di tahun 2022.
Buku ini terdiri dari empat cerita, seperti yang tertera pada blurb. Bab pertama menceritakan tentang Goro dan Fumiko yang merupakan kekasih. Bab kedua tentang Kotake seorang perawat, Fusagi yang menderita sakit Alzheimer, dan keduanya merupakan suami istri. Bab ketiga tentang Hirai dan Kumi yang merupakan kakak adik. Dan Bab terakhir tentang istri dari pemilik kafe dengan anaknya.
Keempat cerita itu berkesinambungan dan mudah dipahami dengan memperhatikan detail benang merah tersebut. Jujur saja, inti ceritanya memang menarik tapi kurang menyentuh untuk saya pada bab pertama. Namun, saat masuk bab kedua tentang cerita antara suami dan istri, saya menarik kata-kata saya. Sebagai orang yang mudah tersentuh dengan cerita mengharukan, saya benar-benar nangis sampai sesengukan.
Emosi yang tertuang dari cerita-cerita dalam buku ini sampai ke diri saya sebagai pembaca. Saya tidak memiliki ekspektasi apa-apa, tapi jadi susah move on setelah membacanya. Terutama, sewaktu baca ulang bab kedua, karena menurut saya, bab itu benar-benar berkesan.
Sebelum kopi itu dingin dan juga rentetan peraturan lainnya, seperti harus duduk di kursi yang sudah ditentukan, keadaan yang tidak akan berubah untuk orang yang ingin menjelajahi waktu lewat kafe tersebut menjadi daya tarik tersendiri untuk pembaca.
Jalan cerita dari novel ini juga menarik, karena setiap karakternya tidak menghentikan langkah untuk menjelajahi waktu setelah mendengar peraturan-peraturan tersebut. Banyak pesan moral yang tercantum dari buku ini yang membuat ceritanya menjadi lebih indah.
Baca Juga
-
Review Novel Summer in Seoul, Ketidaksengajaan Berakhir Mengungkap Masa Lalu
-
Review Novel Detektif Swasta Mami Suzuki, Detektif Perempuan Tangguh dari Kobe
-
Review Novel Perempuan Bayangan, Cerita dengan 3 Sudut Pandang
-
Review Novel Goodbye Days, Kisah Traumatis Kehilangan Sahabat
-
Review Anime Doctor Elise, Kembali ke Masa Lalu untuk Menjadi Dokter
Artikel Terkait
-
5 Perbedaan Novel dan Artikel, Harus Dipahami Sebelum Menulis
-
Ulasan Buku Cinta Laki-Laki Biasa: Ketika Ujian Hidup Terasa Begitu Berat
-
5 Manfaat Menulis Diary bagi Kesehatan Mental, Bisa Jadi Self-Healing!
-
An Abudance of Katherine: Menghubungkan Kisah Asmara dengan Matematika
-
3,2 Juta Buku Dikirimkan untuk PAUD dan SD di Pelosok Kalimantan dan Sulawesi
Ulasan
-
Ulasan Novel Circe: Kisah Seorang Dewi tak Berbakat dan Makhluk Mitologis
-
Review Film Barron's Cove: Kematian Anak dan Amarah Ayah
-
Pantai Teluk Asmara: Eksotisme Surga Malang Selatan yang Tersembunyi
-
Ulasan Novel Immaculate Conception: Ambisi dan Identitas dalam Distopia
-
Puncak Darajat Highland, Wisata Affordable dengan View Alam Cantik di Garut
Terkini
-
7 Rekomendasi Cushion Minim Oksidasi, Ringan dan Awet Sepanjang Hari
-
Meski Terbantai di Laga Terakhir, Indonesia Tetap Berhak untuk Sandang Tim Terbaik ASEAN
-
Jay Idzes Percaya Timnas Indonesia Bisa Capai Hal-Hal Hebat di Masa Depan
-
Viral dan Vital: Memaknai Ulang Nasionalisme dalam Pendidikan Digital
-
SEVENTEEN Hanya Ingin Bersenang-senang di MV Lagu Terbaru Bertajuk Bad Influence