Setiap orang akan berhadapan dengan ujian hidup yang beragam. Dengan kata lain, antara satu orang dengan yang lain biasanya memiliki cobaan hidup masing-masing. Satu hal terpenting saat berhadapan dengan ujian hidup ialah berusaha untuk bersikap tenang, sabar, jangan panik, seraya berusaha mencari jalan keluar terbaik.
Bicara tentang ujian hidup yang beragam, ada satu kisah menarik yang bisa dijadikan sebagai bahan renungan dan pelajaran berharga. Kisah tersebut terdapat dalam buku antologi cerpen berjudul “Cinta Laki-Laki Biasa” yang ditulis oleh Asma Nadia, dkk.
Kisah atau cerpen yang akan saya ulas di sini berjudul “30 Menit” karya Isa Alamsyah. Berkisah tentang seorang lelaki yang masuk penjara karena harus mempertanggungjawabkan perbuatan yang sebenarnya bukan atas kesengajaannya.
Jadi saat mengendarai mobilnya, dia menabrak secara tak sengaja seorang bocah perempuan hingga meninggal dunia. Ceritanya, bocah perempuan itu sedang bermain sepeda dan jatuh tepat di depan mobil yang dikemudikannya.
Dia divonis lima tahun penjara. Ujian hidupnya tak ayal terasa begitu berat. Selain harus mendekam di jeruji besi, juga harus meninggalkan istri bersama dua anaknya yang masih sangat membutuhkan figur seorang ayah.
Tak hanya itu, perusahaan milik lelaki itu juga bangkrut. Ratusan karyawannya kehilangan sumber penghidupan. Kejadian kecelakaan tak sengaja hingga akhirnya dia mendekam di penjara, sebenarnya bermula dari keterlambatan sopirnya. Jadi, Hendra, sopir lelaki itu datang terlambat untuk menyopiri mobilnya. Hendra telat datang 30 menit karena begadang dan kesiangan.
Hendra terlambat datang 30 menit ke rumah majikan untuk mengantar si sulung, Dita, anak majikannya. Hingga akhirnya sang majikan terpaksa menyetir sendiri karena dia harus segera mengantarkan anak sulungnya ke sekolah.
Majikan atau si bos sebenarnya bisa menyetir, hanya saja dia selalu mengantuk karena boring kalau pegang setir. Makanya, ia membutuhkan sopir pribadi yang siap mengantarkannya pergi ke mana-mana. Meski kejadian kecelakaan tersebut bukan karena mengantuk, tapi mau tidak mau dia harus mempertanggungjawabkannya juga.
Nahas benar nasib lelaki itu. Mendekam di penjara pun ia masih harus menjalani ujian lain. Dia berkelahi dengan sesama tahanan. Niat membela diri, dia malah dikeroyok tahanan lain. Hingga akhirnya dia tak sadarkan diri dan harus mendapatkan perawatan dokter bahkan harus diinfus.
Selain kisah tentang lelaki yang harus menghadapi sederet ujian berat itu, masih ada kisah-kisah lain yang layak disimak dalam buku antologi “Cinta Laki-Laki Biasa” ini. Selamat membaca dan menemukan pesan berharga di dalamnya.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Teman Terbaik: Pentingnya Menjalani Hidup dengan Kesabaran
-
Jerinx Segera Bebas Akhir Bulan Ini, Tapi Kena Wajib Lapor
-
3 Cara Menghadapi Teman yang suka Bertanya saat Ujian di Kelas
-
Ustadz Khalid Basalamah: Sabar, Kalau Bisa Naik Haji
-
4 Manfaat Sabar untuk Kesehatan Fisik dan Mental, Bisa Menghindari Stres
Ulasan
-
Depot Mie Sahadja Malang: Hangatnya Cita Rasa dan Kenangan Rumah Nenek
-
Ulasan Buku Granny Loves to Dance: Saat Nenek Tercinta Terkena Alzheimer
-
Ulasan Film Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut, Cerita Mistis Dukun Sadis!
-
Mengejar Cinta Halal: Ketika Perasaan dan Takdir Tidak Berjalan Seiring
-
Menilik Dakwah dalam Balutan Fiksi Religi di Novel Harapan di Atas Sajadah
Terkini
-
Motorola Edge 860 Pro: HP Flagship yang Siap Bikin Brand Lain Ketar-ketir
-
5 Inspirasi OOTD Traveling ala Sashfir yang Mudah Ditiru, Simpel dan Elegan
-
Selamat! NCT Dream Raih Kemenangan Kedua Lagu BTTF di Program Music Core
-
7 Rekomendasi Film Petualangan Seru yang Membuatmu Lupa Waktu
-
Tembus 2 Juta Penonton Film Sore: Tentang Perjalanan yang Membekas di Hati