Salah satu aktivitas yang saya gemari adalah bersepeda ria di pagi hari, melewati jalanan di sebagian desa yang ada di kecamatan saya. Bahkan kadang saya juga mengunjungi wisata laut dengan mengayuh sepeda onthel. Ya, karena jarak antara pantai dengan rumah saya memang tak begitu jauh, hanya beberapa kilometer saja. Itung-itung sambil berolahraga.
Area persawahan menjadi salah satu tempat favorit bagi saya saat bersepeda. Alasannya, di sana kita bisa menikmati udara yang sejuk dan masih alami. Berbeda ketika kita bersepeda di jalanan utama beraspal mulus, cukup banyak lalu lalang kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, sehingga sangat rentan terjadi polusi udara.
Jujur saya sangat sebal ketika tengah asyik bersepeda lalu menjumpai kendaraan yang tak ramah lingkungan. Misalnya, knalpot kendaraan yang begitu pekak dan bising. Belum lagi ketika asap yang keluar begitu pekat dan mengganggu para pengendara lainnya.
Di area persawahan yang luas, saya juga bisa menikmati pemandangan sunrise yang begitu indah. Terlebih bila cuaca sedang cerah-cerahnya. Seperti pagi ini (Sabtu, 6/8/2022), saya begitu menikmati matahari terbit diwarnai panorama gunung-gunung yang tampak samar di sebelahnya.
Jadi ceritanya, tadi pagi usai Subuh, saya bersepeda di area persawahan yang ada di desa yang bersebelahan dengan desa saya, yakni desa Krandegan Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen.
Di tengah-tengah persawahan itu ada jalan menuju daerah Kali Gending. Menariknya, jalan yang telah beraspal itu di kanan kirinya ditumbuhi pepohonan menjulang tinggi yang tampak subur. Karenanya tak heran bila jalan tersebut menjadi jalan yang dimanfaatkan untuk lari pagi atau sekadar jalan-jalan pagi oleh warga sekitarnya.
Kalau kita membuka google maps, area persawahan tersebut arahnya ada di sebelah timur Warung Sate Bu Mafiyah, kurang lebih 80-an meter, ada gapura dan jalan yang menuju ke arah utara (jalan Kali Gending).
Ikuti jalan tersebut, lurus saja, nanti akan kita jumpai area persawahan luas, yang di tengahnya ada jalan beraspal dan kanan kirinya ditumbuhi pepohonan yang cukup indah. Di sanalah kita bisa berhenti sejenak, duduk di pematang sawah misalnya, menikmati sunrise yang indah dan hangat. Bagi saya, menikmati sunrise merupakan salah satu cara untuk bersyukur sekaligus merenungi ciptaan Tuhan yang luar biasa indah.
***
Baca Juga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
Artikel Terkait
-
Hobi Mahal Ketua KPK Baru Setyo Budiyanto, Punya Kendaraan tanpa Mesin yang Nilainya Kalahkan Harga Vespa
-
Ngaol, Surga Alami di Tengah Perbukitan Merangin Jambi
-
Setahun Hadir di Indonesia, SMK Helmet Tipe Modular Ternyata Paling Diminati Para Bikers
-
5 Fakta Desa Wisata Malasigi Papua Curi Perhatian di CFD Jakarta, Kini Bawa Pulang Piala ADWI 2024
-
Bangga! Menpar Widiyanti Umumkan 2 Desa Indonesia Ini Jadi Desa Wisata Terbaik Dunia
Ulasan
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Tetap Kuat Menjalani Hidup Bersama Buku Menangis Boleh tapi Jangan Menyerah
Terkini
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Shin Tae-yong Panggil Trio Belanda ke AFF Cup 2024, Akankah Klub Pemain Berikan Izin?