Kekuatan udara Indonesia tergolong belum memadai jika dilihat dari luas negara Indonesia. Angkatan Udara Republik Indonesia hanya diperkuat sekitar 41 unit jet tempur yang terdiri dari beberapa jenis.
Oleh karena itu, Kementerian Pertahanan mulai melakukan modernisasi dan pembelian beragam alutsista khususnya jet tempur baru yang akan memperkuat kekuatan udara Indonesia di masa depan.
Baru-baru ini pengadaan jet tempur Dassault Rafale mulai menggeliat kembali. Dilansir dari situs indomiliter.com, pihak Indonesia telah melakukan cicilan pembayaran dan mengaktifkan kontrak pembelian 6 unit jet tempur buatan Perancis tersebut dari total 42 unit yang akan dipesan.
Tentunya hal ini bisa dianggap angin segar bagi dunia penerbangan militer di Indonesia mengingat negara ini memang memerlukan jet tempur baru yang dapat memadai untuk pertempuran modern.
Para pengamat militer juga berpendapat bahwa pembelian jet tempur Dassault Rafale juga merupakan langkah tepat untuk mempersiapkan diri dari kemungkinan konflik kawasan di masa depan.
1. Jet Tempur Buatan Perancis Pertama yang akan Dioperasikan TNI
Dalam pengadaan 42 unit jet tempur Dassault Rafale ini juga menjadi sebuah tonggak sejarah penerbangan militer di Indonesia. Pasalnya TNI-AU akan pertama kali mengoperasikan jet tempur buatan negara Perancis tersebut.
Hal ini dikarenakan di periode sebelumnya Indonesia lebih sering mengoperasikan jet tempur buatan Uni Soviet atau Rusia, Inggris dan Amerika Serikat.
Pembelian Rafale ini tentunya merupakan barang baru yang masih belum cukup familiar bagi para pilot TNI-AU maupun mekanik pesawat.
Tentunya dalam pembelian tersebut dapat disertakan beberapa paket pelatihan dan juga beberapa sistem persenjataan yang terkoneksi dengan jet tempur Dassault Rafale yang nantinya diperkirakan akan mulai datang pada tahun 2026 dikarenakan penuhnya pesanan dari negara-negara lain yang juga membeli jet tempur tersebut.
2. Diproyeksikan Menggantikan F-5 Tiger II
Pembelian jet tempur Dassault Rafale ini tentunya menutup drama pengadaan jet tempur baru yang akan menggantikan jet tempur ringan Northrop F-5 Tiger II yang pernah digunakan oleh TNI-AU sejak tahun 1980-an.
Jet tempur yang telah dipensiunkan sejak tahun 2016 memang menjadi salah satu jet tempur unggulan yang pernah dioperasikan oleh TNI-AU.
Sebenarnya Indonesia telah melakukan pengadaan jet tempur Sukhoi SU-35 sebanyak 11 unit dari Russia guna menggantikan jet tempur F-5 TNI-AU.
Namun, dikarenakan adanya polemik belum lagi bayang-bayang sanksi embargo dari Amerika Serikat membuat pihak Indonesia menarik diri dari pengadaan jet tempur Sukhoi tersebut.
Dengan pengaktifan kontrak pembelian jet tempur Dassault Rafale ini tentunya membuat drama dan rumor pengadaan jet tempur baru TNI sudah mencapai titik terang.
3. Jet Canggih dengan Kemampuan Supercruise
Jet tempur pabrikan Dassault Aviation dari Perancis ini tergolong salah satu jet tempur generasi 4.5 tercanggih di kelasnya. Jet ini memiliki kemampuan terbang supercruise, yakni kemampuan pesawat jet untuk terbang pada kecepatan supersonic tanpa menggunakan afterburner yang bisa mengurangi umur mesin.
Diketahui hanya segelintir pesawat jet di dunia ini yang memiliki kemampuan tersebut, salah satunya yakni Dassault Rafale.
Jet tempur yang memiliki kecepatan mach 1.8 tersebut memang tergolong tidak terlalu cepat daripada jet-jet tempur lainnya.
Namun, apabila mengaktifkan kemampuan supercruise maka jet tempur ini dapat menempuh kecepatan mach 1.4, hal ini tentunya sangat berguna dari sisi perawatan pesawat yang tidak terlalu membebani umur mesin dan tentunya dapat memangkas anggaran perawatan.
Jet ini juga memiliki penampang radar yang terbilang kecil karena ukurannya yang tidak terlalu besar. Hal tersebut membuat pesawat ini sedikit susah untuk terdeteksi oleh sistem radar pesawat atau sistem radar darat pihak musuh.
Jet ini dilengkapi dengan sistem persenjataan yang cukup mutakhir. Dilansir dari wikipedia.org, jet tempur ini dilengkapi dengan satu meriam GIAT 30/M791 berkaliber 30 mm sebagai senjata internal.
Untuk hardpoint pesawat tersebut dapat membawa beberapa rudal canggih semacam MBDA MICA, Meteor, Exocet, serta Magic II.
Bahkan, jet tempur yang memiliki varian kapal induk yakni Rafale-M tersebut juga dapat membawa rudal nuklir yakni ASMP-A. Jet ini juga memiliki beragam sistem avionik terbaru dan juga dilengkapi dengan rada AESA (Active Electronically Scanned Array), yakni RBE 2 buatan Thales Corporation.
Baca Juga
-
Dikabarkan Kembali ke Spanyol, Mampukah Jordi Amat Bersaing di Usia Senja?
-
Selain Sate, 3 Hidangan Ini Bisa Dijadikan Sajian Saat Perayaan Idul Adha
-
Nasib Thom Haye: Dipersimpangan Berkarir di Liga Indonesia atau Liga Eropa
-
Jelang Idul Adha, 3 Jenis Kambing Lokal Ini Cocok Dijadikan Hewan Kurban
-
Wacana BRI Liga 1 Tambah Kuota 11 Pemain Asing, Ini 3 Dampak Negatifnya
Artikel Terkait
-
Mengenal 8 Jenis Pesawat Pengebom yang Pernah Digunakan TNI
-
3 Alasan Pengoperasian Kapal Induk Tidak Relevan Dalam Militer Indonesia
-
Indonesia Diamuk Korea Selatan Gara-Gara Belum Bayar Utang Iuran, Minta Usir dari Program Jet Tempur KF-21
-
Melihat Aksi Akrobat Angkatan Udara Swiss di AXALP Airshow 2022
-
Tembakkan Ratusan Peluru Artileri, Korut Kembali Peringatkan Korsel
Ulasan
-
Mengulik Save me Karya Xdinary Heroes: Kala Jiwa yang Terluka Harapkan Pertolongan Tuhan
-
Review Film Aftersun: Kisah yang Diam-Diam Mengoyak Hati
-
Five Cities Four Women: Saat Para Penyedia Jasa Teman Kencan Butuh Dekapan
-
The Divorce Insurance: Drama Satir Lee Dong Wook Soal Cinta dan Perceraian
-
Review Way Back Love: Romansa Fantasi tentang Berdamai dengan Masa Lalu
Terkini
-
Marvel Resmi Tunda Dua Film Avengers Ini Demi Tingkatkan Kualitas
-
Boy Group AHOF Umumkan Debut Juli, Gandeng EL CAPITXN sebagai Produser
-
Dikabarkan Kembali ke Spanyol, Mampukah Jordi Amat Bersaing di Usia Senja?
-
Marvel Hapus 3 Film dari Jadwal Rilis Usai Doomsday dan Secret Wars Ditunda
-
Hugh Jackman Buka Suara soal Kemunculan Wolverine di Avengers: Doomsday