Syahid dan Syuhada adalah komik yang naskahnya digarap Helvy Tiana Rosa dengan ilustrator Johan. Komik ini diangkat dari epik berjudul sama karya Helvy Tiana Rosa, pernah dimuat di majalah Annida, kemudian dibukukan dalam Hingga Batu Bicara (Asy Syaamiil, cetakan pertama 1999).
Syahid dan Syuhada adalah sepasang pemuda kembar dari Palestina. Mereka dibesarkan dalam keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang.
Namun seperti keluarga lain di tempat yang sama, di Palestina, maut dan napas adalah seutas benang tipis. Kekejian durjana Israel dapat terjadi sewaktu-waktu lewat ragam serangan darat maupun udara.
Demikianlah; Abi, Umi, dan adik si kembar Syahid Syuhada wafat dibunuh pasukan Israel. Syahid dan Syuhada mendadak menjelma anak yatim piatu. Syukur, sahabat abi mereka; ialah Dr. Jabir berbaik hati menampung keduanya.
Dr. Jabir membesarkan Syahid dan Syuhada, sebaik-baiknya. Laki-laki bercambang itu melimpahi keduanya dengan perhatian, kasih sayang, dan pendidikan. Syahid dan Syuhada disekolahformalkan hingga jenjang tertinggi.
Lagi-lagi, dukacita menyergap Syahid dan Syuhada tanpa permisi, tanpa diundang. Dr. Jabir yang mereka cintai, menemui ajal, lagi-lagi karena dibunuh Israel. Kebahagiaan kembali direnggut dari jantung hati mereka.
Syahid dan Syuhada, tentu, sedih. Juga marah. Dendam? Ada pula, walau sekelumit. Namun keduanya ingat, perjuangan melawan Israel, tidak boleh didasari oleh dendam. Nyala api abadi perjuangan adalah niat tulus ikhlas, semata-mata demi membela agama Allah. Mereka berjuang melawan Israel bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan untuk misi kemanusiaan.
Sama seperti Dr. Jabir, Syahid dan Syuhada turut bergabung dalam Hamas, gerakan rakyat Palestina. Di antara perjuangan keduanya lewat Hamas adalah merakit bom syahid, yang oleh dunia internasional disebut bom bunuh diri.Sasaran utama bom ini tidak lain tidak bukan kantong-kantong atau tempat-tempat strategis Israel.
Demikianlah. Syahid dan Syuhada mewakafkan diri mereka di fissabilillah, jalan Allah.
Melalui komik ini, Helvy Tiana Rosa dan Johan mencoba menularkan juga menggugah kepekaan, kepedulian kita terhadap Palestina, Bumi Anbiya yang hingga kini, masih dikangkangi kejahatan kemanusiaan. Lewat komik ini, Helvy dan Johan mengajak pembaca berpikir tentang nasib anak-anak korban perang, refleksi tentang makna kehilangan, bangkit, dan berdaya.
Video yang mungkin Anda suka:
Baca Juga
-
Pelajaran Tekad dari Buku Cerita Anak 'Pippi Gadis Kecil dari Tepi Rel Kereta Api'
-
Cerita-Cerita yang Menghangatkan Hati dalam 'Kado untuk Ayah'
-
Suka Duka Hidup di Masa Pandemi Covid-19, Ulasan Novel 'Khofidah Bukan Covid'
-
Akulturasi Budaya Islam, Jawa, dan Hindu dalam Misteri Hilangnya Luwur Sunan
-
Pelajaran Cinta dan Iman di Negeri Tirai Bambu dalam "Lost in Ningxia"
Artikel Terkait
-
Melahirkan Generasi Muda Nasionalis dalam Buku Indonesia Adalah Aku
-
Bersyukur atas Putusan Hak Asuh Anak, Paula Verhoeven Pamer Kebersamaan dengan Kiano dan Kenzo
-
Viral Aniaya Korban Gegara Dituduh Rebut Pacar, Begini Nasib 3 ABG di Tambora usai Ditangkap Polisi
-
Di Antara Luka dan Pulih: Lika-Liku Luka, Sebuah Perjalanan Menjadi Manusia
-
Geger! Sudah 40 Hari Menghilang, Jejak Terakhir Kiano Pamit Salat ke Masjid
Ulasan
-
The Help: Potret Kefanatikan Ras dan Kelas Sosial di Era Tahun 1960-an
-
The King of Kings Siap Tayang di Bioskop Indonesia Mulai 18 April
-
Review Film In the Lost Lands: Perjalanan Gelap Sang Penyihir dan Pemburu
-
Melahirkan Generasi Muda Nasionalis dalam Buku Indonesia Adalah Aku
-
Di Antara Luka dan Pulih: Lika-Liku Luka, Sebuah Perjalanan Menjadi Manusia
Terkini
-
Belajar Pendidikan dan Pembangunan Jati Diri Masyarakat dari Taman Siswa
-
5 Rekomendasi Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada Pengepungan di Bukit Duri
-
Perantara Melalui Sang Dewantara: Akar Pendidikan dan Politik Bernama Adab
-
Mengenal Chika Takiishi, Antagonis Wind Breaker Terobsesi Kalahkan Umemiya
-
4 Tampilan OOTD ala Tzuyu TWICE, Makin Nyaman dan Stylish!