Bila kita amati, ada begitu banyak orang-orang di sekitar kita yang memiliki jasa besar bagi kehidupan kita. Petani dan tukang bangunan misalnya, kedua sosok ini sangatlah besar jasanya.
Nasi yang kita makan sehari-hari merupakan hasil jerih payah para petani menanam padi hingga akhirnya berhasil dipanen, menjadi gabah, lalu diselip menjadi beras yang selanjutnya dimasak dan menjadi nasi yang sangat enak.
Begitu juga dengan tukang bangunan. Dia memiliki jasa yang sangat besar karena telah membantu membangun rumah-rumah hingga akhirnya kita bisa bernaung di dalamnya, tidak kepanasan dan tidak kehujanan. Kita juga bisa tidur nyenyak di dalamnya.
Marbot atau orang yang bertugas membersihkan masjid setiap hari, juga termasuk sosok yang berjasa besar bagi kita. Bayangkan bila tak ada marbot, masjid yang biasa kita gunakan untuk salat tentu akan kotor karena tak ada orang yang merawatnya.
Ada sebuah kisah menarik yang bisa kita simak dalam buku “Putik Safron di Sayap Izrail” karya Akmal Nasery Basral. Kisah tentang lelaki bernama Mang Embot, seorang marbot yang begitu ikhlas mengurusi kebersihan masjid, termasuk kebersihan toilet atau kamar mandinya. Hebatnya, selama 40 tahun ia belum pernah ketinggalan salat Subuh di masjid.
Sebenarnya, Mang Embot memiliki penyakit, tapi kepada istrinya dia meminta untuk merahasiakannya pada orang-orang di sekitarnya. Intinya, Mang Embot tidak ingin merepotkan masyarakat. Dia tetap berusaha melaksanakan tugasnya membersihkan masjid tanpa pernah mengeluh.
Berikut ini petikan sebagian kisahnya:
Tubuh Mang Embot kurus, ligat, dengan urat menonjol di sekujur tangan dan kaki. Tubuhnya didera penyakit gula dan nyeri berkala di bagian perut, yang setelah diperiksa dokter hasilnya positif kanker usus. Mang Embot menyimpan rahasia ini dari pengetahuan pengurus masjid, apalagi jamaah, meski istrinya pernah menyarankan agar berterus terang saja.
Selain menjadi marbot, Mang Embot juga menjadi tukang pijat. Haji Dulgani adalah salah satu pelanggannya. Usai dipijat, biasanya Haji Dulgani memberikan uang dan juga hadiah seperti baju koko, kopiah, dan lain-lain.
Suatu hari, Haji Dulgani memberikan hadiah berbeda, berupa gumpalan benang merah seukuran sendok makan. Ternyata itu adalah sekumpulan putik safron. Fungsinya, selain sebagai pewarna alami makanan (warna kuning) juga sebagai antioksidan dan antidepresi yang bermanfaat untuk menyembuhkan kanker, tumor, dan lain-lain.
Sejak rajin minum seduhan putik zafron ia merasakan kondisi tubuhnya membaik. Bahkan, istrinya juga ikut minum seduhan putik zafron tersebut. Persoalan muncul ketika Haji Dulgani terjangkit penyakit parah. Dia pun segera meminta Mang Embot untuk memijatnya. Tak berselang lama, penyakit parah juga menyerang Mang Embot. Meskipun begitu ia tetap bersikeras pergi ke masjid.
Kisah Mang Embot dalam buku kumpulan cerpen terbitan Republika (2020) ini dapat menjadi sebuah renungan bersama, agar kita lebih peduli dengan orang-orang di sekitar kita, terlebih pada mereka yang telah berjasa bagi kehidupan ini.
Video yang mungkin Anda suka:
Baca Juga
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
-
Ulasan Buku Sabar tanpa Batas, Memaknai Hidup dengan Bijaksana
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel 'Ayah, Ini Arahnya Kemana, Ya', Buku yang Temani Kamu Lewati Masa Sulit
-
Ulasan Novel Happy Ending Machine: Ketika Mencintai Orang yang Salah
-
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam: Melawan Tradisi Kawin Tangkap
-
Menguak Sisi Gelap Masyarakat Elitis dalam Novel Ferris Wheel at Night
-
Modal Ngeblog Bisa Sampai Yurop: Rahasia Jalan-Jalan Gratis dari Menulis
Ulasan
-
Ulasan Novel 'Ayah, Ini Arahnya Kemana, Ya', Buku yang Temani Kamu Lewati Masa Sulit
-
Emosional yang Begitu Sesak dalam Film Bila Esok Ibu Tiada
-
Ulasan Novel Happy Ending Machine: Ketika Mencintai Orang yang Salah
-
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam: Melawan Tradisi Kawin Tangkap
-
Menguak Sisi Gelap Masyarakat Elitis dalam Novel Ferris Wheel at Night
Terkini
-
Teka-teki Eliano Reijnders Dicoret STY dari Skuad, Ini Kata Erick Thohir
-
Pilihan Hidup Sendiri: Ketika Anak Muda Memutuskan Tidak Menikah, Salahkah?
-
Kesbangpol dan PD IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama untuk Meningkatkan Toleransi dan Harmoni
-
3 Rekomendasi Film Kolaborasi Memukau Ryan Gosling dan Emma Stone
-
Rekor Pertemuan Timnas Indonesia vs Arab Saudi, Garuda Belum Pernah Menang?