Di masa menjelang operasi Trikora, angkatan bersenjata Indonesia mendatangkan banyak alutsista unggulan di era tersebut guna mendukung suksesnya operasi tersebut. Dominasi persenjataan yang didatangkan berasal dari Uni Soviet dikarenakan pada masa tersebut hubungan kedua belah pihak sangat dekat. Salah satu alutsista paling kuat dan termasuk alutsista tertangguh sepanjang sejarah yang pernah didatangkan dan dimiliki oleh TNI adalah pesawat bomber TU-16 ‘Badger’. Pesawat ini nantinya akan digunakan untuk strategi penyerangan dalam penenggelaman kapal induk Belanda saat itu yakni Hr. Ms. Karel Doorman.
Namun, tahukah kamu bahwa persenjataan utama pesawat bomber ini bukanlah bom konvensional atau yang dikenal dengan unguided-bomb/free-fall bomb, melainkan rudal jelajah yang dikenal dengan nama KS-1 Komet atau yang dalam penyebutan internasionalnya AS-1 ‘Kennel’. Rudal jelajah anti-kapal ini tentunya merupakan salah satu rudal terkuat yang dimiliki oleh angkatan bersenjata Indonesia kala itu.
1. Menggunakan Konsep Aerodinamika dari MiG-15
Apabila melihat bentuk rudal anti-kapal yang pernah dimiliki oleh Indonesia tersebut, tentu kita akan mengira bahwa bentuknya lebih mirip dengan pesawat tempur di masanya. Hal ini tidaklah keliru karena rudal ini memakai konsep aerodinamis yang dimiliki oleh pesawat jet tempur Mikoyan-Gurevich MiG-15 yang juga pernah dioperasikan oleh AURI kala itu.
Rudal jelajah anti-kapal ini dibentuk berdasarkan basis dari MiG-15 yang menghilangkan bagian cockpit dan menggantinya dengan sistem hulu ledak. Bahkan, mesin pendorongnya juga sama, yakni Klimov RD-500 yang digunakan pula oleh pesawat MiG-15. Mesin turbojet ini mampu mendorong rudal tersebut dengan kecepatan mach 0.9 atau sekitar 1.000 km/jam.
2. Dibuat Khusus Untuk TU-16 ‘Badger’
Rudal yang memiliki fungsi sebagai rudal anti-kapal ini memang dibuat khusus untuk dibawa oleh pesawat bomber strategis Uni Soviet kala itu yakni TU-16. Rudal ini dapat digotong di masing-masing sayap pesawat bomber tersebut dengan masing-masing satu rudal di setiap sayapnya. Di layanan angkatan udara Indonesia kala itu, pesawat bomber ini memang akan digunakan sebagai pendukung kekuatan laut dan memiliki tugas utama untuk menenggelamkan kapal induk Belanda, yakni Hr. Ms. Karel Doorman.
BACA JUGA: Tetap Slay di Pengadilan, Ternyata Nikita Mirzani Pakai Kalung Seharga Rp900 Jutaan
Dilansir dari wikipedia.com, rudal KS-1 ini dilengkapi dengan hulu ledak seberat 600 kg High-Explosive yang tentunya cukup untuk menjebol rangka kapal induk milik Belanda kala itu. Meskipun tidak pernah digunakan dikarenakan ternyata Belanda dan Indonesia memilih menyelesaikan permasalahan Irian Barat lewat perundingan, akan tetapi tentunya keberadaan persenjataan canggih di masanya seperti rudal KS-1 ini yang membuat pada akhirnya pihak Belanda mau berunding dengan Indonesia selain juga tekanan dari Amerika Serikat.
3. Dapat Diluncurkan Dari Sistem Rudal Di Darat
Rudal anti-kapal KS-1 Komet ini ternyata juga memiliki versi yang mampu diluncurkan dari sistem peluncuran darat. Terdapat dua varian yang diketahui dari versi rudal ini, yakni S-2 Sopka atau dalam kode NATO SSC-2b Samlet dan FKR-1 atau SSC-2c Salish. Perbedaan kedua rudal ini yakni S-2 Sopka tetap digunakan sebagai rudal anti-kapal, sedangkan FKR-1 dimodifikasi sebagai rudal serangan darat atau rudal jelajah.
Namun, rudal KS-1 varian darat ini tidak pernah diketahui digunakan oleh pihak Indonesia. Beberapa negara yang pernah menggunakan rudal varian darat ini antara lain Uni Soviet dan Kuba. Pihak Korea Utara juga disinyalir mengoperasikan jenis rudal KS-1 varian darat tersebut.
Itulah sedikit penjelasan mengenai rudal KS-1 Komet atau yang dikenal juga sebagai AS-1 'Kennel' yang pernah pula dioperasikan oleh TNI semasa operasi Trikora. Meskipun kini rudal tersebut telah dipensiunkan dan diganti yang lebih modern, akan tetapi hal ini menandakan bahwa TNI pernah mengoperasikan rudal dengan daya ledak besar yang mampu digunakan untuk menenggelamkan kapal induk kala itu.
Video yang Mungkin Anda Suka.
Baca Juga
-
Bambang Pamungkas Sebut Mimpi Indonesia ke Piala Dunia Masih Ada, Kenapa?
-
AFF Cup 2024 Resmi Gunakan Teknologi VAR, Kabar Buruk Bagi Timnas Vietnam?
-
Belum Dilirik STY untuk AFF Cup 2024, Apakah Jens Raven Tak Masuk Kriteria?
-
Sudah Dapatkan Ole Romeny, PSSI Rupanya Masih Berburu Striker Keturunan
-
3 Penyerang yang Berpotensi Tersingkir dengan Hadirnya Ole Romeny di Timnas Indonesia
Artikel Terkait
-
Unjuk Kekuatan, Putin Klaim Rusia Punya Senjata Tak Tertandingi oleh Negara Manapun
-
Akun X Wikipedia Bagikan Cerita Firaun Akhenaten yang Pernah Pindahkan Ibu Kota, Warganet: Kok Mirip Sama...
-
Gedung Perumahan di Beirut Luluh Lantak Dihantam 5 Rudal Israel
-
Pejabat Korea Selatan Tuding Rusia Pasok Rudal ke Korea Utara sebagai Imbalan Pengiriman Pasukan ke Ukraina
-
Kenapa Seminggu Ada 7 Hari? Jawabannya Ada di Langit dan Sejarah
Ulasan
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara
-
Antara Kebencian dan Obsesi, Ulasan Novel Malice Karya Keigo Higashino
-
Jangan Memulai Apa yang Tidak Bisa Kamu Selesaikan: Sentilan Bagi Si Penunda
Terkini
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
Novel 'Mana Hijrah': Ujian Hijrah saat Cobaan Berat Datang dalam Hidup
-
Kalahkan Shi Yu Qi, Jonatan Christie Segel Tiket Final China Masters 2024