Sejak berdirinya korps marinir pada periode orde lama atau yang pada saat itu masih memiliki nama KKO-AL (Korps Komando-Angkatan Laut) telah menggunakan beragam jenis alutsista amfibi untuk mendukung operasinya yang didominasi penerjunan pasukan melalui jalur laut.
Mungkin bagi sebagian orang awam kendaraan amfibi yang cukup populer dengan tubuh marinir TNI-AL adalah tank PT-76 buatan Uni Soviet yang dibeli pada periode 60-an.
Akan tetapi ternyata pada dekade 80-an, korps marinir melakukan pengadaan tank amfibi baru yang awalnya direncanakan untuk memodernisasi lini kavaleri marinir saat itu. Kendaraan amfibi yang dipilih saat itu adalah tank AMX-10P buatan Prancis.
BACA JUGA: Little Willie, Tank Pertama di Dunia yang Menjadi Saksi Perang Dunia I
Akan tetapi, dalam perkembangannya kendaraan yang direncanakan sebagai pengganti PT-76 yang mulai menua tersebut mengalami pasang-surut pengoperasian dalam tubuh TNI-AL, khususnya korps marinir.
1. Tank yang Diproduksi pada Dekade 70-an
Tank AMX-10P sejatinya termasuk ke dalam kendaraan termpur infantri atau yang dikenal dengan nama Infantry Fighting Vehicle (IFV). Kendaraan ini pada awalnya dikembangkan pada tahun 1965, akan tetapi baru mulai memasuki produksi massal pada dekade 70-an.
Dilansir dari situs military-today.com, kendaraan ini dirancang sebagai kendaraan serbu infantri bagi militer Prancis kala itu dan juga diprioritaskan untuk pasar ekspor.
Tank AMX-10P ini populer digunakan sebagai kendaraan pengangkut pasukan oleh militer Prancis pada dekade 1970 hingga 1990-an.
Tank ini memang diproyeksikan sebagai pengganti dari AMX-VCI yang telah diproduksi sejak dekade 50-an oleh militer Prancis dan telah diekspor ke berbagai negara, termasuk Indonesia kala itu.
2. Memiliki Kemampuan Anti Nubika (Nuklir, Biologi, Kimia)
Tank yang memiliki beragam varian tergantung persenjataannya ini diketahui memiliki sistem pertahanan dari bahaya Nubika (Nuklir, Biologi dan Kimia) atau yang di dunia internasional dikenal dengan anti-NBC.
Dilansir dari tanks-encyclopedia.com, kendaraan beroda rantai ini dioperasikan oleh 3 orang awak dan mampu membawa 8 pasukan infantri bersenjata lengkap.
Untuk sistem persenjataannya sendiri, tank ini mampu membawa Kanon otomatis GIAT M693 F1 20mm. Adapula yang membawa meriam kaliber 90 mm dan peluncur mortar 81 mm. Ada pula varian lain yang dipersenjatai dengan kanon otomatis 25 mm dan peluncur rudal anti-tank (ATGM).
Untuk sistem persenjataan sekunder terdapat 2 senapan mesin kaliber 7.62 mm. tank ini mampu melaju dengan kecepatan 65 km/jam di darat dan sekitar 8-10 km/jam ketika berjalan di air. Kemampuan tersebut dicapai berkat mesin diesel Hispano-Suiza HS-115.
BACA JUGA: 3 Fakta Unik Tank AMX-13 dan PT-76, Tank Andalan TNI dari Era Orde Lama
3. Dianggap Mengecewakan oleh TNI
Dilansir dari situs indomiliter.com, korps Marinir TNI-AL membeli sekitar 44 unit tank AMX-10P di tahun 1981. Tank tersebut terdiri dari 34 unit varian AMX-10P ‘Marines’ dan 10 unit varian AMX-10 PAC 90 yang dipersenjatai dengan meriam 90 mm.
Tank tersebut memang dibeli sebagai program modernisasi lini kavaleri marinir yang sebelumnya diperkuat tank legendaris PT-76 dan kendaraan angkut personil BTR-50 dari Uni Soviet.
Namun, dalam pengoperasiannya tank AMX-10P tersebut dianggap sangat kurang memuaskan. Bahkan, dianggap mengecewakan karena kemampuan amfibinya yang jauh dari ekspektasi.
Hal inilah yang membuat tank-tank AMX-10P yang dimiliki oleh TNI sangat jarang terlihat baik untuk sekedar misi pengamanan atau pelatihan awak.
Bahkan, tidak jarang pula beberapa pihak menganggap tank AMX-10P ini merupakan tank amfibi yang takut dengan air karena kemampuan amfibinya yang buruk.
Selain Indonesia, ternyata AMX-10P ini juga digunakan oleh beberap negara lainnya seperti Singapura, Yunani, Maroko, Irak, Bosnia & Herzegovina dan Qatar.
Ke depannya nasib tank AMX-10P yang dioperasikan oleh Korps Marinir TNI-AL ini masih belum jelas apakah akan digantikan dengan kendaraan lain atau justru akan tetap dipertahankan dengan mengubah fungsinya.
Baca Juga
-
Rizky Ridho Disarankan Abroad ke Eropa, Ini 3 Liga yang Direkomendasikan
-
Jordi Amat dan Shayne Pattynama Kian Tersisih, Begini Nasibnya di Timnas!
-
Rumor Jordi Amat Gabung Klub Liga 1, Bagaimana Karirnya di Timnas Indonesia?
-
3 Pemain Keturunan Ini Dirumorkan Akan Segera Dinaturalisasi, Siapa Saja?
-
Disebut Layak Berkarir di Eropa, Bek Timnas Indonesia Rizky Ridho Diharap Bijak
Artikel Terkait
-
Jauh Lebih Murah dari Land Cruiser, Ini Mobil SUV Ganteng Ala Pejabat
-
Intip KRI Bung Hatta-370, Kapal Perang Canggih Buatan Anak Bangsa
-
Tank Israel Masuk Tepi Barat Pertama Kali dalam 2 Dekade: Ancaman Aneksasi?
-
3 Hero Counter Johnson di Mobile Legends, Tumbangkan Hero Tank Support OP Ini
-
Kenapa Hero Tank Wajib Pakai Item Dominance Ice di Mobile Legends?
Ulasan
-
Buku A Perfect Day to Be Alone: Perjalanan Menuju Kedewasaan di Usia 20-an
-
Ulasan Novel Pulang Karya Leila S. Chudori: Sejarah Kelam Indonesia
-
Review Anime 2.5 Jigen no Ririsa, Menemukan Jati Diri di Dunia Cosplay
-
Alur Manis, Film '500 Days of Summer': Temui Cinta dan Pahitnya Kenyataan
-
Ulasan Novel Rindu karya Tere Liye: Perjalanan Panjang Menemui Makna Hidup
Terkini
-
Ada Lagu Loser, Mark NCT Usung Vibe Easy Listening di Album The Firstfruit
-
5 Rekomendasi Anime Berlatar Sekolah Sihir dengan Kisah Magis yang Seru
-
Lebaran: Hari Kemenangan Sekaligus Kekalahan
-
Resmi Tamat, 3 Pemain Undercover High School Ungkapkan Rasa Terima Kasih
-
Gegara Belum Pulih Cedera, Anthony Ginting Harus Absen Lagi dari Badminton Asia Championships 2025