Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Sam Edy Yuswanto
Cover buku Mengajar tanpa Menggurui (Dokumen pribadi/Sam Edy)

Guru termasuk profesi yang sangat mulia. Jasa para guru begitu besar bagi kehidupan banyak orang. Guru, selain berusaha memberikan pemahaman tentang ilmu pengetahuan kepada kita, juga telah menanamkan nilai-nilai positif yang sangat berguna bagi kehidupan kita di masa kini dan masa depan.

Kita tentu sepakat bahwa menjadi guru itu sangatlah berat. Guru yang sebenar-benarnya guru tentu saja, bukan guru yang asal-asalan dalam mengajar atau mendidik murid-muridnya. 

Maswan Abdullah dalam bukuMengajar tanpa Menggurui” menjelaskan bahwa di Indonesia, guru selain dikenal dengan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa, ia juga disebut dengan istilah seseorang yang digugu lan ditiru (dipercaya dan diteladani).

BACA JUGA: Guru: Pahlawan Garda Terdepan Dunia Pendidikan, Berada Paling Belakang soal Kesejahteraan

Oleh sebab itu, secara filosofis guru bermakna memberi, bukan meminta. Karena memang seorang guru pada hakikatnya adalah seorang pemberi ilmu.

Itulah mengapa pengetahuan dan perilaku peserta didik sebenarnya merupakan representasi dari pedagogik guru. Maka tidak aneh ketika ada peribahasa menyatakan, “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.” Peribahasa ini menggambarkan murid biasanya akan meniru apa yang guru lakukan, mulai dari bagaimana bersikap, berperilaku, hingga berbicara (halaman 13).

Maka, menjadi seorang guru adalah tugas yang maha berat. Butuh sederet persiapan yang matang untuk memutuskan menjalani profesi seorang guru. Persiapan yang meliputi tingkat pendidikan, persiapan mental, selalu berupaya menjaga perilaku yang baik, dan lain sebagainya.

Maswan Abdullah menjelaskan, mengajar dan mendidik memang menjadi salah satu tugas pokok setiap guru. Tapi selain itu, guru sebenarnya juga harus berperan sebagimana seorang pelatih di mana guru berkewajiban melatih murid-muridnya agar mereka memiliki kompetensi dasar sesuai dengan potensi yang dimiliki.

BACA JUGA: Saatnya Memaknai Pengabdian Guru Honorer dengan Tidak Memberi Gaji Minim

Sementara itu, Ahmad Izzan mengungkapkan bahwa setiap guru dituntut untuk memiliki keterampilan melatih sebab proses pendidikan dan pembelajaran sejatinya juga akan selalu berhubungan dengan proses pelatihan.

Proses latihan yang dimaksud adalah berkaitan dengan latihan keterampilan, baik yang berhubungan dengan keterampilan intelektual maupun motorik (halaman 91).

Selanjutnya kita bicara tentang peran guru bagi para murid atau peserta didik. Tentu sangat banyak perannya. Diungkap Maswan Abdullah dalam buku ini, peran-peran lain seorang guru antara lain sebagai pelatih, konselor, pemimpin, fasilitator, manajer, motivator, dan lain sebagainya.

Terbitnya buku “Mengajar tanpa Menggurui” karya Maswan Abdullah (penerbit Araska, 2022) ini sangat tepat dijadikan sebagai salah satu buku panduan bagi para guru atau calon guru yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang seni menjadi guru yang menyenangkan, guru yang disayang siswa dan dikenang sepanjang hayat. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Sam Edy Yuswanto