Generasi sembilan puluhan tentu sudah sangat familiar dengan jajanan satu ini yang terbuat dari potongan buah pilihan dan biasanya dijajakan di kantin-kantin sekolah pada masanya serta menjadi rebutan ketika jam istirahat tiba. Kini jajanan ini kembali viral dan sangat mudah didapatkan di pinggir-pinggir jalan.
Es kulkul atau biasa juga dikenal dengan es buah yang dilumuri cokelat serta diberi beberapa topping di atasnya. Meskipun sudah puluhan tahun menghilang, namun es kulkul ini kembali digandrungi pencinta kuliner. Sembari bernostalgia dengan menikmati setiap gigitannya es kulkul ini.
Ragam pilihan es kulkul kini bisa dinikmati pecinta kuliner, beberapa di antaranya ada pedagang yang menjualnya dengan potongan-potongan buah kecil serta terdapat juga potongan buah besar yang ditusuk dengan tusukan sate maupun stik kayu.
Varian Buah dan Topping
Umumnya, buah-buahan yang biasa dijadikan es kulkul di antaranya yaitu pisang, semangka, pepaya, nanas, strawberry melon hingga anggur.
Varian rasa ini juga dilengkapi dengan berbagai pilihan topping di antaranya meses, keju, sprinkle, kacang, serta oreo. Buah-buahan yang telah dipotong-potong kemudian dibekukan setelah itu dicelupkan dalam resep cokelat sehingga meresap dan seolah-olah lengket dengan buah-buahan tersebut.
Harga satu tusuk es kulkul terbilang sangat terjangkau yaitu mulai dari dua ribu rupiah. Jadi jangan kaget, ketika melihat pembeli memborong beberapa tusuk es kulkul buah karena harganya yang murah.
Bagi sebagian orang, membeli jajanan jadul ini merupakan sebuah momentum nostalgia masa kecil dulu terutama bagi generasi yang telah pernah merasakan jajanan ini dulunya. Tentu saja harganya jauh berbeda dengan saat ini, masa itu harga satu potong es kulkul ini masih kisaran 2 ratus hingga 5 ratus perak.
Bagi pembaca yang berada di Kota Jambi khususnya, jika ingin menikmati es kulkul buah dapat membelinya di beberapa titik di antaranya berada di depan kuburan cina, di sepanjang jalan Arif Rahman Hakim atau sekitaran UIN Sultan Thaha Saifuddin Telanaipura serta juga dapat dibeli di depan kampus pascasarjana Universitas Jambi.
Baca Juga
-
Ruang Publik yang Terkolonisasi: Literasi, Media, dan Pertarungan Wacana
-
Kesadaran Diri, Antara Jalan Menuju Kebebasan atau Jerat Overthinking
-
Komunikasi Massa: Antara Kuasa Informasi dan Manipulasi Realitas
-
Aroma Cempaka: Kesederhanaan yang Menyimpan Kemewahan Rasa
-
Mencicip Pindang Khas Jambi di Telago Biru: Rasa, Cerita, dan Suasana yang Mengikat
Artikel Terkait
-
Menikmati Kesegaran Bubur Sumsum Mutiara Candil Khas Bandung di Kota Jambi
-
Kenyal-Kenyal Gurih Mie Pentil, Kuliner Ikonik di Kabupaten Bantul
-
Lezatnya Ayam Cabe Hijau Bang Oboy di Kota Jambi, Rasanya Bikin Nagih!
-
Gurihnya Mangut Lele Mbah Marto yang Legendaris di Jogja
-
Kelezatan Japlak, Kuliner Pedas Manis Khas Sukabumi
Ulasan
-
Ulasan Novel Mean Streak: Keberanian Memilih Jalan Hidup Sendiri
-
Sakura dalam Pelukan: Hangatnya Cinta Ayah yang Jarang Diceritakan
-
Ulasan Novel Petjah: Benang Takdir yang Membuka Luka di Masa Lalu
-
Sukses Lancar Rezeki: Nama Penuh Doa, Lirik Humor dan Musik yang Mendobrak!
-
Review Film Baaghi 4: Thriller Psikologis yang Jadi Komedi Tanpa Sengaja!
Terkini
-
Fenomena Maskot dalam Futsal: Sarana Pengekspresian Diri bagi Anak Muda
-
Daniel Craig akan Terus Main di Seri Knives Out, Asal Syarat Ini Dipenuhi
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Ronde Keempat Babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Isyarat Kecurangan Tim Tuan Rumah
-
8+4+5 Program Ekonomi 2025: Strategi Baru Pemerintah Pulihkan Perekonomian