Bagi sebagian orang, termasuk saya, membaca buku cerita adalah hal yang mengasyikkan. Selain bisa menjadi sarana yang menghibur, di dalam sebuah cerita biasanya terselip pesan moral atau pelajaran berharga yang ingin disampaikan oleh penulis cerita tersebut kepada para pembacanya.
Buku berjudul ‘Terjebak di Markas Rahasia’ karya Eika Vio ini misalnya. Merupakan buku cerita atau novel anak yang memiliki nilai atau pelajaran berharga bagi anak-anak di rumah. Buku ini adalah pemenang kedua dalam kompetisi menulis Indiva beberapa waktu yang lalu, kategori novel anak.
BACA JUGA: Belajar Bahasa dengan Gembira dalam Buku 'Celetuk Bahasa 2'
Berkisah tentang Satya, bocah laki-laki yang mengalami kejadian aneh. Dia terjebak di sebuah masa lalu yang kondisinya sangat jauh berbeda dengan kondisi masa kini. Satya terjebak di sebuah masa di mana Indonesia belum merdeka dari penjajahan Jepang. Tepatnya tahun 1942.
Kisah bermula ketika Satya bersama Rika, adiknya, diajak kedua orangtuanya menjenguk neneknya yang sedang dirawat di salah satu rumah sakit di daerah Bandung. Nenek harus dilarikan ke IGD setelah terpeleset dari kamar mandi.
Bandung adalah kota tempat mamanya Satya dilahirkan. Rumah Kakek dan Nenek sangat berbeda dengan apartemen tempat Satya, Rika, dan kedua orangtuanya bermukim. Di apartemen, tak ada halaman luas untuk tempat bermain anak-anak. Sementara di rumah kakek, terasa begitu menyenangkan karena memiliki halaman luas, ditambah banyak pohon aneka buah di sana.
Setiba di Bandung, kedua orangtua Satya menunggui Nenek di rumah sakit. Karena saat itu sedang marak virus Covid-19, anak kecil dilarang masuk. Tante Mona, yang adalah adik kandung mamanya Satya, yang semula menjaga Nenek, akhirnya pulang bersama Satya dan Rika menuju rumah Kakek di wilayah Rancaekek.
Setiba di rumah Kakek, Rika dan Satya disambut dengan hangat oleh Kakek. Satya senang bila bertemu Kakek. Alasannya karena Kakek memiliki banyak cerita yang asyik dan selalu dikisahkan kepada Satya dan Rika. Tiap ke Rancaekek, mereka berdua selalu menantikan kisah-kisah yang Kakek ceritakan.
Sementara itu, virus Covid-19 masih menjadi momok mengkhawatirkan. Sehingga sekolah-sekolah terpaksa diliburkan selama dua pekan. Kabar yang mengejutkan bagi Satya, karena dia dan adiknya harus bermukim dulu di rumah Kakek. Sementara mama dan papanya harus kembali ke Jakarta karena harus bekerja.
Rika tak keberatan tinggal di rumah kakek selama dua pekan. Namun tidak bagi Satya. Dia bersikukuh ingin pulang kembali ke Jakarta bersama orangtuanya. Sayangnya, Mama tetap melarang. Salah satu alasan Mama mengapa Satya harus tinggal di rumah kakeknya karena Mama tak ingin Satya main game terus di rumah. Ya, selama ini Satya memang terkenal anak yang kecanduan bermain game lewat ponselnya.
Satya ngambek lalu pergi dari rumah kakek. Dia tak memedulikan panggilan mama dan papanya yang berusaha membuntutinya. Satya terus berlari di area persawahan hingga akhirnya kedua orangtuanya lenyap dari penglihatannya.
BACA JUGA: Ulasan Novel Pasta Kacang Merah, Harmoni Kudapan Manis dan Persahabatan
Singkat cerita, Satya terjebak di sebuah bangunan tua. Di sana, dia hampir celaka karena ada seekor ular yang melata ke arahnya. Satya naik ke sebuah gundukan tanah yang dipenuhi ilalang liar. Di atas gundukan tanah itu, dia melempari ular yang mendekat ke arahnya. Nahas, gundukan tanah itu amblas dan Satya terperosok ke dalamnya hingga semuanya terasa gelap.
Satya terjebak di sebuah masa yang sangat lampau. Tepatnya saat Indonesia belum merdeka. Masih dalam penjajahan Jepang. Di sana, Satya bertemu dengan Raga Adiwira, bocah lelaki yang kemudian menjadi teman baiknya. Untuk sementara waktu, Satya tinggal di rumah Raga bersama ibunya yang baik hati.
Sebenarnya ibunya Raga sangat cemas soal kemunculan Satya yang misterius. Gaya pakaian Satya juga berbeda dengan anak-anak di daerahnya. Maka, beliau lalu meminta Satya agar memakai bajunya Raga, agar tidak mengundang curiga. Soalnya banyak tentara Jepang yang patroli. Jangan sampai Satya dicurigai sebagai mata-mata orang Belanda.
Kisah Satya yang terjebak di zaman penjajahan Jepang dalam buku terbitan Indiva Media Kreasi (2022) ini sangat menarik dan cukup menegangkan. Ada pesan-pesan atau pelajaran berharga yang bisa dipetik darinya. Misalnya agar anak-anak lebih mencintai tanah airnya sendiri, yakni Indonesia.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Tetap Kuat Menjalani Hidup Bersama Buku Menangis Boleh tapi Jangan Menyerah
Ulasan
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Tetap Kuat Menjalani Hidup Bersama Buku Menangis Boleh tapi Jangan Menyerah
Terkini
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Shin Tae-yong Panggil Trio Belanda ke AFF Cup 2024, Akankah Klub Pemain Berikan Izin?