Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Akramunnisa Amir
sampul buku The Midnight Library (twitter/@prosefaerie)

Novel ini adalah salah satu novel bestseller yang ditulis oleh Matt Haig. Bercerita tentang Nora Seed yang yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Ia merasa tidak berguna dan hidup dengan banyak penyesalan. Ia telah gagal menikah dengan kekasihnya, mengecewakan ayahnya, ia menyerah dengan mimpinya menjadi atlet renang olimpiade, ia mundur sebagai vokalis di band-nya, hubungan dengan saudara dan teman-temannya menjadi renggang, dan ia dipecat dari pekerjaannya. Oleh karena itu ia merasa bahwa sudah tidak ada lagi gunanya ia hidup di dunia. 

Saat melakukan aksinya yang ingin bunuh diri tersebut, tiba-tiba ia terperangkap di sebuah perpustakaan. Di sana ia bertemu dengan Mrs. Elm, seseorang yang dikenalnya di masa lalu sebagai penjaga perpustakaan sekolahnya.  

Begitu sadar dengan apa yang terjadi, Nora banyak diliputi pertanyaan. Ia bingung, seharusnya ia sudah mengakhiri hidupnya. Tapi ternyata ia malah terjebak di dalam ruangan yang dipenuhi oleh buku tersebut. 

Mrs. Elm pun menjelaskan bahwa keadaan Nora saat ini berada antara hidup dan mati. Namun selama waktu di perpustakaan menunjukkan pukul 00.00, masih ada kesempatan baginya untuk diselamatkan.  

Adapun buku-buku yang ada di perpustakaan tersebut ibarat sebuah portal untuk memasuki kehidupan Nora yang lain.  Ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi ketika Nora memilih keputusan yang berbeda atas hidupnya. Dan setiap judul buku memuat versi kehidupan Nora atas satu pilihan yamg dia ambil. 

"Setiap kehidupan mengandung berjuta-juta keputusan. Beberapa besar, beberapa kecil. Tetapi setiap kali satu keputusan menumbangkan keputusan lainnya, hasil akhirnya akan berbeda. Variasi-variasi yang tak bisa diubah terjadi, yang pada gilirannya mengarah pada variasi-variasi lain lagi. Buku-buku ini merupakan portal ke semua kehidupan yang mungkin saja kau jalani". Kata Mrs. Elm.

Nora pun mencoba untuk membuka portal melalui setiap buku dan melakukan perjalanan ke masing-masing versi hidup yang ia sesalkan. Yakni ketika ia berhasil memenuhi ekspektasi ayahnya dengan bertahan di klub renang, mendapatkan medali olimpiade, menikah dengan kekasihnya dan tidak jadi keluar dari grup band-nya.

Namun ternyata meskipun Nora menjalani satu demi satu kehidupan yang ia inginkan, kenyataan tersebut tidak seindah apa yang dia bayangkan. Ayahnya selingkuh dari ibunya, kekasihnya juga tidur dengan wanita lain, saudaranya meninggal  akibat overdosis, dan ia terkena skandal sebagai seorang vokalis band terkenal. 

Segala hal yang pernah menjadi impian dan cita-citanya telah ia jalani namun ternyata tidak satupun kehidupan tersebut membuat ia bahagia. Ia tetap merasakan sakit, putus asa, duka, patah hati, kesusahan, kesepian, dan depresi. 

Hingga akhirnya Nora sadar, bahwa tidak semua impian itu ketika dicapai rasanya membahagiakan. Dan ia sadar, faktor yang membuat ia tetap tidak bahagia sekalipun ia menjalani hidup yang terlihat sempurna, adalah karena ia menjalani pilihan-pilihan berdasarkan tuntutan orang lain. 

Novel ini sangat relate dengan masalah umum yang dihadapi oleh orang-orang. Bahwa terkadang ketika merasa tidak bahagia dengan hidup, kita berandai-andai bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki apa yang kurang. Kita berharap memiliki banyak harta dan karier yang cemerlang.

Tapi ternyata semua itu tidak mempengaruhi kebahagiaan. Alih-alih fokus ke masa lalu, yang perlu dilakukan sebenarnya adalah menjalani hari ini dengan lebih mindful. Menjalani hidup karena memang kita yang sengaja memilih untuk menjalani takdir tertentu. Bukan karena kehendak atau di atas ekspektasi orang lain.

Akramunnisa Amir