Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Wahyu Astungkara
Ilustrasi Mahkamah Keluarga. [Suara.com/Emma]

Politik dinasti menjadi isu yang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya kasus di mana anggota keluarga dari seorang pejabat atau politisi terpilih juga turut terjun ke dunia politik.

Lantas, apa sebenarnya politik dinasti? Bagaimana perbedaannya dengan politik keluarga?

Pengertian Politik Dinasti

Politik dinasti adalah sistem kekuasaan politik yang dijalankan oleh sekelompok orang yang masih terkait hubungan keluarga. Sistem ini biasanya diwariskan secara turun temurun dari ayah kepada anak.

Politik dinasti sering kali dikaitkan dengan sistem monarki, di mana kekuasaan tertinggi berada di tangan seorang raja atau ratu yang diwariskan kepada anaknya. Namun, politik dinasti juga dapat terjadi di negara-negara dengan sistem demokrasi.

Perbedaan Politik Dinasti dengan Politik Keluarga

Politik dinasti dan politik keluarga sering kali disamakan. Padahal, terdapat beberapa perbedaan mendasar antara keduanya.

Politik dinasti

  • Berbasis hubungan darah
  • Kekuasaan diwariskan secara turun temurun
  • Tujuan utama adalah mempertahankan kekuasaan
  • Dapat menimbulkan praktik nepotisme

Politik keluarga

  • Berbasis hubungan keluarga
  • Kekuasaan tidak diwariskan secara turun temurun
  • Tujuan utama adalah memperjuangkan kepentingan masyarakat
  • Tidak menimbulkan praktik nepotisme

Dampak Politik Dinasti

Politik dinasti dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi demokrasi maupun masyarakat.

Dampak negatif bagi demokrasi

  • Mengurangi partisipasi masyarakat
  • Menguatkan praktik nepotisme
  • Menyebabkan konflik kepentingan
  • Dampak negatif bagi masyarakat
  • Meningkatkan kesenjangan sosial
  • Menghambat pembangunan
  • Mengurangi transparansi dan akuntabilitas pemerintahan

Politik dinasti dan politik keluarga adalah dua hal yang berbeda. Politik dinasti adalah sistem kekuasaan politik yang dijalankan oleh sekelompok orang yang masih terkait hubungan keluarga, sedangkan politik keluarga adalah sistem kekuasaan politik yang dijalankan oleh anggota keluarga dari seorang pejabat atau politisi terpilih.

Politik dinasti dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi demokrasi maupun masyarakat. Oleh karena itu, perlu upaya untuk mencegah praktik politik dinasti di Indonesia.

Upaya Mencegah Politik Dinasti

Berikut ini adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah praktik politik dinasti:

  • Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya politik dinasti
  • Memperketat aturan tentang pencalonan anggota legislatif dan eksekutif
  • Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintahan

Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan praktik politik dinasti dapat diminimalisir sehingga demokrasi di Indonesia dapat berjalan dengan baik.

Wahyu Astungkara