Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Sam Edy
Ilustrasi buku “Menjadi Pemuda Pembangun Peradaban” (Dokumen pribadi/Sam Edy)

Salah satu kunci hidup sukses adalah berpikir positif. Orang yang selalu mengedepankan pikiran positif dalam segala situasi dan kondisi, maka hidupnya akan terasa lebih tenang, lapang, dan solusi hidup pun akan mudah ditemukan.

Lain halnya dengan orang yang hidupnya selalu diselimuti pikiran negatif, maka hidupnya akan terasa suram dan menyedihkan.

Orang yang pikirannya selalu negatif, selalu buruk sangka pada orang lain, akan membuatnya kesulitan menemukan kebahagiaan dalam hidupnya.

Oleh karena itu, mari berusaha membangun pikiran positif agar hidup yang kita jalani ini dapat terasa lebih bermakna. Terutama bagi para pemuda, belajarlah sejak usia muda untuk memiliki pikiran dan perilaku positif, agar kesuksesan mudah diraih.

Dalam bukuMenjadi Pemuda Pembangun Peradaban” dijelaskan, pikiran positif akan menjadikan hidup lebih tenang bahkan lebih matang. Menjadikan pribadi semakin yakin dan tidak pernah ragu melakukan aktivitas apa pun selama dalam koridor Allah Swt.

Ketika dia memiliki niat yang baik sesuai dengan aturan Allah Swt., maka dengan yakin dia langsung melaksanakan, tidak pernah takut akan kegagalan dan yang lainnya.

Selain berpikir positif, setiap orang yang ingin sukses dalam hidupnya harus berusaha memiliki keyakinan dan rasa percaya diri.

Dalam buku ini diterangkan, banyak orang mengatakan bahwa resep sukses adalah percaya diri, yakin bahwa dirinya mampu karena memang Allah Swt., telah memberikan kemampuan yang optimal.

Perihal rasa percaya diri, kita bisa belajar dari sifat “orang gila”. Ya, di antara sifat sifat “orang gila” adalah mereka sangat percaya diri.

Mereka tidak pernah minder walaupun berpenampilan apa adanya atau berperilaku seperti apa pun. Mereka tetap menikmati dengan perbuatannya walaupun banyak yang menghina dan mencemoohnya.

Andaikan sifat percaya diri ini mengakar dalam diri kita sebagai seorang muslim, seorang pemuda yang menginginkan percepatan sukses, baik sukses intelektual, spiritual, finansial maupun sosial, maka hendaknya mengamalkan cara “gila” ini.

Jika kita telah meyakini apa yang kita lakukan telah sesuai dengan syariat, jangan pernah minder, percaya dirilah (hlm. 5-6).

Hal yang penting untuk direnungi bersama bahwa dalam menjalani hidup ini kita harus berusaha menghindari sifat keragu-raguan. Misalnya, merasa ragu ketika akan berbuat kebaikan.

Merasa ragu dan takut gagal ketika ingin memulai berbisnis. Ragu-ragu, cepat atau lambat, akan menghambat kesuksesan kita.

M. Samson Fajar berpesan dalam buku ini: jangan pernah ragu dalam hidup ini, selalu yakinlah kepada Allah Swt., yang telah memberikan kita karunia potensi yang begitu luar biasa. Keraguan inilah yang akan menjadikan kita gagal dan gagal, beralasan dan beralasan, mengeluh dan mengeluh.

Buku karya M. Samson Fajar (Quanta, 2015) ini menarik dan cocok dijadikan sebagai sumber motivasi  dan inspirasi bagi para pembaca, khususnya kaum muda yang ingin sukses dalam menjalani kehidupan. 

Sam Edy