Dua puluh cerpen pilihan yang terhimpun di dalam buku Ketakutan Memandang Kepala ini merupakan karya terpilih yang telah terpublikasi di media massa cetak sejak tahun 1998 hingga 2020, seperti Bisnis Indonesia, Suara Pembaruan, Media Indonesia, Republika, Sindo, Jawa Pos, Majalah Horison, Majalah Esqure, dan Majalah Noor.
Cerpen-cerpen dalam buku ini mengangkat tema manusia yang melakukan perlawanan terhadap kekuatan-kekuatan yang menghimpit kehidupan mereka. Tokoh-tokoh itu berusaha mencari solusi atas masalahnya yang berupa krisis moral, keterpurukan nasib, dan kesia-siaan.
Dalam cerpen yang berjudul Ketakutan Memandang Kepala, pengarang mengaku ia terobsesi pada kekuatan spiritualitas manusia dalam menghadapi kebangkrutan materi. Krisis kepercayaan pada diri tokoh akhirnya bangkit sebagai kekuatan spiritual yang menjadi cahaya kehidupan.
Cerpen ini mengangkat mitos sebagai inspirasi untuk mengembangkan struktur narasi. Nafsu-nafsu kebinatangan yang memancar dalam perilaku manusia memperoleh deskripsi karakternya sebagaimana dalam dunia pewayangan yang disimbolisasikan sebagai manusia berkepala binatang.
Dalam kisahnya, Jendra merupakan pria pemilik perusahaan yang dilanda kebangkrutan. Akibatnya, seluruh kekayaannya ludes, utang pun di mana-mana, dan para penagih berseliweran datang menemuinya dengan kasar, bahkan tak jarang saat menagih, mereka membenturkan kepala Jendra ke lantai dengan keras hingga ia tak sadarkan diri.
Sejak ia bangkrut, istri dan kedua anaknya sudah lebih dulu kembali ke rumah mertua. Jendra hanya tinggal seorang diri berteman keterpurukan. Tiba-tiba Jendra kaget saat ia bercermin, terlihat kepalanya bukan lagi kepala manusia, tapi telah berubah menjadi kepala keledai. Saat itu ia tersadar atas perbuatannya di masa lalu. Ia merasakan telah bertindak serakah, rakus dan tamak.
Saking cemas dan malunya ia dicibir orang lain sebab berkepala keledai, Jendra akhirnya masuk ke dalam hutan dan menyendiri. Dalam pengembaraannya itu ia lalu bertemu dengan bekas tukang kebunnya dan dipertemukan dengan seorang guru berjenggot putih yang kemudian menolongnya hingga ia kembali normal.
Ketika Jendra sudah tak merasakan lagi kepalanya berubah kepala keledai, ia beranikan diri untuk pulang dan menemui istri dan kedua anaknya. Sesampainya di rumah mertua, Jendra mengintip di balik pohon, ia menjumpai istrinya telah bercumbu dengan seorang bos yang keduanya berkepala kucing. Malam berikutnya berkepala anjing, lalu berganti lagi menjadi kepala badak.
Baca Juga
-
Resmi Rilis, Oppo Reno 14 Pro Chipset Kencang dan Triple Rear Camera 50 MP
-
Infinix Note 50S 5G+ Resmi Masuk ke Indonesia, Kamera 64MP dari Sony IMX682
-
Melepas Ibu Berangkat Ibadah Haji dalam Buku Romantisme Tanah Suci
-
Tecno Pova 6 5G Ditenagai Baterai 6000 mAh dan 70 Watt Ultra Charger
-
Adu Spek Infinix NOTE 50 dan Infinix HOT 50, Mana yang Lebih Memikat?
Artikel Terkait
-
Evolusi Makna Sumpah Pemuda dalam Buku 'Sumpah Pemuda' Karya Keith Foulcher
-
Ulasan Buku Hujan, Hujan, Hujan: Pentingnya Nasihat Orang Tua
-
Ulasan Novel Dunia Kecil yang Riuh, Juara 2 Sayembara Novel soal Nabi
-
Ulasan Buku Misteri Bilik Korek Api, Ketika Permohonan Menjadi Malapetaka
-
Memetik Banyak Hal tentang Kehidupan dalam Buku Uang yang Terselip di Peci
Ulasan
-
Dari Pop ke Dangdut: Transformasi Epik Anya Geraldine di Film Mendadak Dangdut!
-
Mieber Restaurant and Cafe, Rekomendasi Kuliner Estetik dengan View Gunung di Trawas
-
Dari Panti Asuhan ke Langit Malam, Kisah Haru di Novel The Star Outside My Window
-
Ulasan Novel If the Shoe Fits:Kisah Cinderella Modern dalam Menemukan Cinta
-
Bersantap Pagi dengan Lotek Enak di Lapau Rang Sangka Pekanbaru
Terkini
-
KISS OF LIFE Batal Tampil di KCON LA 2025, Imbas Isu Apropriasi Budaya
-
Ngajar di Negeri Orang, Pulang Cuma Jadi Wacana: Dilema Dosen Diaspora
-
BRI Liga 1: Madura United Terhindar dari Degradasi, Bali United Gigit Jari
-
Neural Fatigue: Kelelahan Kognitif Akibat Terpapar Stimulus Berulang
-
Resmi Rilis, Oppo Reno 14 Pro Chipset Kencang dan Triple Rear Camera 50 MP