Novel Slammed merupakan debut pertama Colleen Hoover setelah sekian lama memendam impiannya menjadi penulis. Sampai suatu kali, ia menonton konser grup musik favoritnya, The Avett Brother. Di salah satu lagu berjudul Head Full of Doubt, Road Full of Promise terdapat lirik berbunyi,
"Decide what to be, and go be it."
(Putuskan kau ingin menjadi apa, dan kejarlah keinginanmu)
Lirik itu terus terngiang-ngiang, sampai suatu malam Colleen Hoover membuka laptopnya dan mulai mengetikkan kalimat pertama untuk novel Slammed:
"Kell dan aku memuat dua kotak terakhir barang kami ke truk U-haul."
Novel Slammed juga merupakan novel pertama dari trilogi: Slammed, Point of Retreat, dan This Girl. Berikut akan saya sarikan kisah Slammed untuk Anda, para pembaca.
Lake bersama ibu dan adiknya, Kel, harus meninggalkan Texas karena sang ibu, Julia, mendapatkan pekerjaan di Michigan. Setelah sang suami meninggal dunia karena serangan jantung, otomatis tanggung jawab sebagai kepala keluarga beralih kepadanya.
Walaupun Lake yakin tak akan menyukai Michigan, toh di hari pertamanya tiba di kota Ypsilanti, Lake sudah berubah pikiran.
Will Cooper, tetangga baru yang tinggal di seberang rumah Lake itulah penyebabnya. Apalagi Will juga menunjukkan ketertarikannya pada Lake secara terang-terangan. Julia Cohen, ibunda Lake, bahkan memberi dukungannya walaupun dirinya baru beberapa hari mengenal Will.
Will juga memperkenalkan Lake pada Slam, pembacaan puisi yang diadakan di Kelab N9NE setiap Kamis. Semua orang bisa naik panggung, mencurahkan isi hati lewat puisi karya mereka, dan akan dinilai oleh para juri yang dipilih secara acak.
Kemistri yang terjalin begitu cepat antara Lake dan Will, kesukaan yang sama pada band The Avett Brothers, kedua adik mereka yang bersahabat, ibu yang merestui, ciuman pertama mereka, membuat segalanya begitu sempurna bagi Lake.
Sampai ketika Lake mulai masuk di sekolah baru. Di sanalah ia dikejutkan oleh kenyataan bahwa Will ternyata adalah guru yang mengajar di sekolahnya. Keterkejutan yang sama juga dialami Will, sebab tak menyangka gadis yang ditaksirnya ternyata masih SMA dan berada di kelasnya.
Terbongkarnya kenyataan ini benar-benar tidak kusangka, sehingga aku hampir tak sanggup berdiri. Aku berjalan mendatangi dinding di seberang Will, bersandar di sana untuk mencari topangan. (hlm 78)
Sejak itu Will menjaga jarak. Ia tak ingin pihak sekolah sampai tahu, bahwa dirinya menjalin kedekatan dengan muridnya sendiri.
Will tak ingin jika hal tersebut bisa membuatnya diberhentikan dari sekolah. Padahal ia adalah tulang punggung bagi adiknya, Caulder, sejak kedua orang tua mereka tewas dalam kecelakaan mobil.
Di lain waktu Will akan mendekat, tapi saat Lake meresponsnya, lelaki itu kembali menjauh. Hal tersebut terjadi berulang kali, hingga membuat Lake marah.
Di salah satu tugas membuat puisi yang harus dibacakan di depan kelas, Lake menggunakan kesempatan itu untuk meluapkan kemarahannya.
Puisi Kejam
Menurut tesaurus…
juga menurutku sendiri…
ada lebih dari tiga puluh arti dan kata lain sebagai
pengganti kata
kejam.
(Kata-kataku berikutnya kuteriakkan dengan cepat; membuat seisi kelas berjengit—termasuk Will.)
Keparat, berengsek, sadis, jahanam, jahat, kasar, keji, busuk, tidak punya hati, kejam, berbisa, suka menyiksa, bedebah, menjijikkan, kurang ajar, bajingan, barbar, sengit, brutal, bebal, tak bermoral, biadab, bejat, iblis, buas, keras hati, kepala batu, racun, pengrusak, tidak manusiawi, monster, tak punya belas kasihan, sewenang-wenang.
Dan favoritku sendiri—bangsat. (hlm 145)
Kemarahan dan kesedihan Lake pada Will, harus ditambah lagi dengan perubahan diri ibunya. Lake curiga, Julia punya hubungan dengan seorang lelaki karena kerap pergi di luar jadwal kerjanya.
Lake juga menemukan puisi cinta di laci nakas di kamar sang ibu. Ia bahkan memiliki bukti, bahwa rumah mereka di Michigan ternyata tidak dijual.
Ternyata mereka tidak bangkrut. Lake semakin curiga jika kepindahan mereka ke Michigan, karena ibunya ingin lebih dekat dengan kekasihnya.
Membaca novel ini sungguh sangat mengaduk-aduk perasaan. Saya ikut terhanyut dengan kesedihan Lake akan kisah cintanya dan dilema Will antara pekerjaan dan cinta. Juga pada momen-momen deep talk antara Lake dan ibunya.
Terasa sekali, betapa bijaksananya Julia dalam memberikan pandangan-pandangan dan nasihatnya untuk sang putri. Nanti juga akan terungkap apa yang sebenarnya tengah Julia alami, sampai Lake mengira ibunya memiliki kekasih. Sebuah novel yang menyentuh dan memberi banyak pembelajaran tentang hidup.
Baca Juga
-
Ulasan Novel Hantu di Rumah Kos, Banyak Logika Janggal yang Bikin Galfok
-
Ulasan Buku Imung: Siulan Kematian, Misteri Kematian Pengarang Nyentrik
-
Eksploitasi dan Kekerasan Seksual Anak Jalanan dalam Novel Sepuluh
-
Ulasan Buku Seri Mengenal Emosi: Malu, Mengajarkan Anak Mengatasi Rasa Malu
-
Ulasan Novel The Sinden: Kisah Absurd Pesinden bernama Dingklik Waranggana
Artikel Terkait
-
Menguak Misteri Pembunuhan Sebuah Keluarga dalam Novel 'Pasien'
-
Ulasan Buku 'Di Tanah Lada': Pemenang II Sayembara Menulis Novel DKJ 2014
-
Ulasan Novel If You Need Me, Cerita Cinta Palsu yang Jadi Nyata
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
Ulasan
-
Warung Bang Gino, Jawaranya Seblak di Kota Jambi
-
Super Lengkap, Menjajal Menu di Angkasa Kopi Tiam Kota Jambi
-
Ulasan Novel The Years of the Voiceless: Potret Kehidupan di Bawah Represi
-
Review Film Officer Black Belt, Kisah Kim Woo Bin dalam Menangkap Penjahat
-
Review Film We Live in Time, Kisah Romansa yang Dibintangi Andrew Garfield
Terkini
-
Episode 2 'Love Your Enemy': Rating Melonjak, Cinta & Rivalitas Makin Seru!
-
Ada 4 Pemain Timnas U-20 di AFF Cup, Jadi Ajang Pemanasan Piala Asia U-20?
-
Pindah ke Pabrikan KTM Musim Depan, Pedro Acosta Tak Alami Kesulitan Apapun
-
Gagal Raih Juara Dunia 2024, Seperti Apa Nasib Pecco Bagnaia Musim Depan?
-
Kolaborasi Tim Peserta Pilkada Polewali Mandar 2024 Melalui Gerakan Pre-Emtif dalam Pencegahan Politik Uang